"Kamera jebak merekam induk dan anak badak jawa yang diduga merupakan anakan baru," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekositem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko, dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sabtu, 6 April 2024.
Satyawan menyampaikan rasa gembira atas temuan itu. Dia menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan anak badak jawa tersebut.
"Alhamdullilah, ini merupakan berita gembira dan membuktikan kepada dunia bahwa badak jawa yang hanya ada di Ujung Kulon dapat berkembang baik dan lestari," kata Satyawan.
Kepastian adanya anakan baru badak jawa berdasarkan hasil dari Monitoring Badak Jawa (MBJ) yang dilaksanakan pada Februari hingga April 2024. Monitoring lantas ditindaklanjuti dengan analisis fisik dari para ahli identifikasi individu badak jawa dengan anggota dari para mitra dan akademisi.
Berkat metode baru pemasangan kamera
Keberhasilan ini tidak terlepas dari pembaruan metode pemasangan kamera jebak dengan metode sistematik sampling (cluster). Kegiatan monitoring mulai dilaksanakan pada Februari hingga April 2024 dan berhasil memasang sebanyak 126 unit kamera jebak.Terekamnya satu individu anak badak jawa baru ini, kata Satyawan, merupakan hasil usaha tim monitoring yang bergerak tanpa mengenal lelah. Juga berkat penerapan kebijakan fully protected area di wilayah semenanjung Ujung Kulon.
Hasil identifikasi yang dilakukan tim, anakan badak jawa baru ini diperkirakan berusia 3 sampai 5 bulan. Dan untuk sementara anak badak jawa tersebut diberi identitas ID.093.2024.
"Jenis kelamin belum teridentifikasi karena posisi badan bagian belakang tidak berada tepat di depan kamera jebak," kata Satyawan.
Belum ada ciri khusus atau cacat yang terlihat dari penampakan badan anak badak jawa tersebut. Sehingga, anakan badak jawa itu dikategorikan mulus atau normal.
Baca: Harimau Sumatra Kembali Terlihat di Jalan Lintas Barat Krui Lampung |
Sementara itu, hasil identifikasi sang induk menunjukkan dia memiliki cula batok yang cukup jelas. Bagian kepala tidak terlihat jelas sehingga ciri-ciri yang ada pada wajah tidak teridentifikasi.
"Telinga kanan dan kiri normal, tidak memiliki bekas luka atau cacat. Gelambir bagian kiri sinambung dan bagian kanan tidak terlihat serta ekornya normal," tambah dia.
Meski begitu, belum teridentifikasi dengan jelas nama dan ID badak induk karena posisi badak yang terlalu dekat dengan kamera jebak.
Rekaman anak badak jawa ini merupakan temuan susulan. Sebelumnya pada 2022 dan 2023, kamera juga berhasil merekam dua anak badak jawa baru di TNUK dengan ID.091.2022 (betina) dan ID.092.2023 (betina).
Jangan terlena
Lebih lanjut, Satyawan mengatakan tidak boleh terlena dengan kegembiraan temuan kelahiran ini. Meskipun badak jawa dapat berkembang biak, bukan berarti habitat dan individu badak jawa aman dari berbagai gangguan.Aktivitas perburuan, predator (ajag atau anjing hutan), penyakit, potensi inbreeding depression, dan bencana alam masih mengancam keberadaan dan kelestarian badak jawa.
"Untuk itu, kita dan semua pihak yang membantu dalam upaya pelestarian badak jawa tidak boleh lengah dan selalu mengantisipasi terhadap setiap ancaman yang mungkin akan terjadi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id