Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan kepulauan yang dikelilingi oleh wilayah lautan yang luas membentang. Namun sayang, luasnya lautan Indonesia tidak diimbangi dengan luasnya kepedulian masyarakat akan lautan tersebut, akibatnya banyak sampah yang terbuang di lautan, dan karena itulah Divers Clean Action didirikan.
Divers Clean Action sendiri mulai didirikan pada bulan November 2016. Awal berdirinya Divers Clean Action dimulai dari kebiasaan Tenia yang suka menyelam. Kegemaran Tenia terhadap laut dimulai sejak kecil ketika ayahnya ditugaskan di Kepulauan Seribu.
Pada tahun 2003 hingga 2007, setiap hari Sabtu dan Minggu Tenia menemani ayahnya bekerja di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, yaitu di pulau Pramuka. Pada saat-saat itulah sang ayah membujuk Tenia agar berani belajar berenang, snorkling sampai akhirnya menyelam.
Hobi berujung gerakan cinta laut
Dari hobi menyelamnya itulah, Tenia melihat kondisi bawah laut yang penuh dengan sampah. Hal itulah yang membuatnya rutin membersihkan sampah di lautan, khususnya sampah-sampah plastik. Sejak saat itu pula sarjana teknik lingkungan ITB itu, aktif memerangi sampah plastik di lautan.
Swieteni Puspa Lestari merasa harus ‘menolong’ lautan agar terbebas dari sampah. Biasanya, Tenia dan kawan-kawan Divers Clean Action membersihkan sampah di laut dari kedalaman 5 hingga 16 meter. Saat ini, Divers Clean Action sukarelawannya mencapai seribu dua puluh empat orang lebih. Para sukarelawan ini terdiri dari para penyelam yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia.
Divers Clean Action bermitra dengan beberapa universitas, badan pemerintah maupun pelaku industri guna melakukan penelitian. Tak hanya sekedar menyelam dan memungut sampah di lautan, Tenia juga mengedukasi masyarakat pesisir untuk memilah sampah. Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan warga pun membuahkan hasil yang mengejutkan.
Sampah yang sudah terpilah sedemikian rupa kemudian dibeli oleh salah satu perusahaan multinasional ritel pakaian ternama, yaitu H&M (Hennes & Mauritz AB) dan dijadikan sarung tangan dan kaus kaki.
.jpg)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, Tenia dan Divers Clean Action juga sering mengadakan pelatihan bagaimana cara yang tepat memerangi sampah laut, hal ini bertujuan untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap laut.
“Oya, pada 2017 kami Divers Clean Action, mengadakan Indonesian Youth marine Debris Summit (IYMDS) dan pada tahun 2018 Divers Clean Action menjadi tuan rumah workshop YSALI bertema, Sampah Laut” jelas Tenia.
Menyebar ke negara lain
Bahkan dari gerakannya tersebut, banyak negara tetangga yang juga ikut menyuarakan hal yang sama dan hal ini tentunya bertujuan untuk membersihkan lautan di negaranya. Negara-negara tersebut adalah negara yang berada di wilayah ASEAN seperti Hongkong dan negara lainnya.
Tenia juga menjadi pemrakarsa program #NoStrawMovement atau yang dikenal sebagai Gerakan Tanpa Sedotan Plastik. Gerakan ini bekerja sama dengan salah satu restoran cepat saji terbesar di Indonesia, Kentucky Fried Chiken (KFC), pada tahun 2017 lalu. Menurut Tenia, sejak mengawali #NoStrawMovement, KFC telah berhasil menguragi penggunaan sedotan yang cukup signifikan.
Data Divers Clean Action menunjukkan pada akhir 2017 terjadi pengurangan dalam penggunaan sedotan sebanyak 46 % di setiap gerai KFC, dan angka tersebut bertambah sejak program #NoStrawMovement diperluas dalam sekala nasional pada bulan Mei 2018. Sampai akhir tahun 2018 pengurangan sedotan di gerai KFC telah mencapai 91%.
Dari kisah Switenia Puspa Lestari, kita bisa mengambil pelajaran agar bisa lebih peduli akan lingkungan sekitar. Berkat kecintaannya terhadap lingkungan dan menggagas salah satu gerakan pecinta lingkungan inilah yang membuatnya terpilih sebagai nominator Kick Andy Heroes 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id