?Jakarta: Gerakan Pemuda (GP) Ansor berharap regenerasi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) rampung saat Muktamar ke-34 di Lampung pada Desember 2021. Sosok terpilih harus kader yang matang.
“Ansor melihat pergantian ketua umum PBNU selama ini bagian dari estafet yang begitu baik. Ini yang perlu diteruskan karena telah menjadi tradisi yang baik,” kata Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Haerul Amri dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Oktober 2021.
Haerul mencontohkan teladan KH Hasyim Muzadi yang memimpin NU kurun 1999 hingga 2010. Hasyim telah mencetak sejumlah kader andal, termasuk Said Aqil Siradj yang menggantikannya sejak 2010 hingga saat ini.
“KH Hasyim menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi pada Muktamar ke-32 NU karena memberi ruang kepada kader-kader muda,” tutur Haerul.
Selain itu, Haerul menilai penyegaran pemimpin penting dalam menjawab tantangan di era globalisasi. Pemimpin tersebut harus berkiprah lebih kuat di kancah internasional.
“Di usia hampir satu abad ini, cita-cita NU harus ditransformasikan ke level global dan NU memiliki sejumlah tokoh yang berkaliber internasional,” papar dia.
Baca: Said Aqil No Comment Soal Kandidat Ketum PBNU
Haerul menyebut Said Aqil bisa menjadi contoh proses regenerasi. Meskipun, anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) NU tak ada larangan masa jabatan.
“KH Said lebih baik memberikan ruang yang luas kepada kader di bawah layaknya yang dilakukan KH Hasyim Muzadi,” ucap dia.
Muktamar ke-34 NU akan digelar di Lampung pada 23 hingga 25 Desember 2021. Ada dua nama yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri, yakni KH Said Aqil Siradj yang akan maju sebagai ketua umum untuk kali ketiga dan tokoh muda. Kemudian KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang sekarang menjabat Katib Aam PBNU.
?Jakarta: Gerakan Pemuda
(GP) Ansor berharap regenerasi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (
PBNU) rampung saat Muktamar ke-34 di Lampung pada Desember 2021. Sosok terpilih harus kader yang matang.
“Ansor melihat pergantian ketua umum PBNU selama ini bagian dari estafet yang begitu baik. Ini yang perlu diteruskan karena telah menjadi tradisi yang baik,” kata Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Muhammad Haerul Amri dalam keterangan tertulis, Senin, 11 Oktober 2021.
Haerul mencontohkan teladan KH Hasyim Muzadi yang memimpin
NU kurun 1999 hingga 2010. Hasyim telah mencetak sejumlah kader andal, termasuk
Said Aqil Siradj yang menggantikannya sejak 2010 hingga saat ini.
“KH Hasyim menyatakan tak bersedia dicalonkan lagi pada Muktamar ke-32 NU karena memberi ruang kepada kader-kader muda,” tutur Haerul.
Selain itu, Haerul menilai penyegaran pemimpin penting dalam menjawab tantangan di era globalisasi. Pemimpin tersebut harus berkiprah lebih kuat di kancah internasional.
“Di usia hampir satu abad ini, cita-cita NU harus ditransformasikan ke level global dan NU memiliki sejumlah tokoh yang berkaliber internasional,” papar dia.
Baca:
Said Aqil No Comment Soal Kandidat Ketum PBNU
Haerul menyebut Said Aqil bisa menjadi contoh proses regenerasi. Meskipun, anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) NU tak ada larangan masa jabatan.
“KH Said lebih baik memberikan ruang yang luas kepada kader di bawah layaknya yang dilakukan KH Hasyim Muzadi,” ucap dia.
Muktamar ke-34 NU akan digelar di Lampung pada 23 hingga 25 Desember 2021. Ada dua nama yang disebut-sebut bakal mencalonkan diri, yakni KH Said Aqil Siradj yang akan maju sebagai ketua umum untuk kali ketiga dan tokoh muda. Kemudian KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang sekarang menjabat Katib Aam PBNU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)