Jakarta: Penyebab kebakaran yang menewaskan 41 orang di Lembaga Pemasyarakatan Klas Tangerang ramai dipertanyakan. Pakar kebakaran dari Universitas Indonesia (UI), Fatma Lestari, menjelaskan sistem proteksi kebakaran yang tidak bekerja dengan baik menjadi salah satu faktor.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H Laoly, menyatakan dugaan sementara kebakaran lapas terjadi karena korsleting listrik. Namun, Fatma meminta pemerintah sebaiknya tidak hanya fokus kepada immediate cause (penyebab langsung), tetapi kepada root cause (akar persoalan).
"Itu sebenarnya hanya immediate cause. Tetapi, kita perlu ketahui apa yang menyebabkan terjadinya korsleting listrik tersebut, yang disebut root causes,” kata Fatma dalam tayangan Breaking News Metro TV pada Rabu, 8 September 2021.
Fatma menjelaskan korsleting listrik terjadi karena banyak sebab. Aspek security (keamanan) di lapas terkait sudah seharusnya dipertimbangkan dengan sejumlah antisipasi yang baik.
"Apakah kabelnya yang tidak standar? Perangkat listrik yang digunakan itu usianya sudah tua? Tidak menggunakan listrik secara bijak, sabotase, atau justru konflik internal?" jelas Fatma.
Bangunan lapas disebut berdiri sejak 1972. Fatma menerangkan umur instalasi listrik atau bangungan tidak berpengaruh. Apabila kondisi selalu dijaga secara baik dengan inspeksi dan maintenance, kebakaran dinilai tidak akan menewaskan puluhan jiwa.
"Kalaupun di lapas tersebut terjadi korsleting listrik, tetapi proteksi kebakaran bekerja dengan baik, maka korsleting listrik ini tidak akan membesar," ujar dia.
Sebanyak 41 orang meninggal dunia dalam kebakaran di Lapas Klas 1 Tangerang. Kebakaran terjadi pada Rabu, 8 September 2021, sekitar pukul 02:00 WIB.
"Kebakaran terjadi di Blok C2 Lapas Klas1 Tangerang. Sebanyak 41 orang yang meninggal rata-rata penghuni C2,” kata Kontributor Metro TV Ahmad Heri.
Korban meninggal dibawa ke RSUD Kota Tangerang dan RSUP dr Sitanala. Heri mengatakan kebakaran cukup besar karena menghanguskan satu blok.
Belum ada laporan terkait petugas lapas yang berada di lokasi saat kebakaran ataupun yang menjadi korban. Korban luka ringan jumlahnya belum diketahui secara pasti, namun sudah dibawa ke puskesmas terdekat di Kota Tangerang. (Nadia Ayu)
Jakarta: Penyebab kebakaran yang menewaskan 41 orang di Lembaga Pemasyarakatan Klas Tangerang ramai dipertanyakan. Pakar kebakaran dari Universitas Indonesia (UI), Fatma Lestari, menjelaskan sistem proteksi kebakaran yang tidak bekerja dengan baik menjadi salah satu faktor.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H Laoly, menyatakan dugaan sementara kebakaran lapas terjadi karena korsleting listrik. Namun, Fatma meminta pemerintah sebaiknya tidak hanya fokus kepada
immediate cause (penyebab langsung), tetapi kepada
root cause (akar persoalan).
"Itu sebenarnya hanya
immediate cause. Tetapi, kita perlu ketahui apa yang menyebabkan terjadinya korsleting listrik tersebut, yang disebut
root causes,” kata Fatma dalam tayangan Breaking News
Metro TV pada Rabu, 8 September 2021.
Fatma menjelaskan korsleting listrik terjadi karena banyak sebab. Aspek
security (keamanan) di lapas terkait sudah seharusnya dipertimbangkan dengan sejumlah antisipasi yang baik.
"Apakah kabelnya yang tidak standar? Perangkat listrik yang digunakan itu usianya sudah tua? Tidak menggunakan listrik secara bijak, sabotase, atau justru konflik internal?" jelas Fatma.
Bangunan lapas disebut berdiri sejak 1972. Fatma menerangkan umur instalasi listrik atau bangungan tidak berpengaruh. Apabila kondisi selalu dijaga secara baik dengan inspeksi dan maintenance, kebakaran dinilai tidak akan menewaskan puluhan jiwa.
"Kalaupun di lapas tersebut terjadi korsleting listrik, tetapi proteksi kebakaran bekerja dengan baik, maka korsleting listrik ini tidak akan membesar," ujar dia.
Sebanyak 41 orang meninggal dunia dalam kebakaran di Lapas Klas 1 Tangerang. Kebakaran terjadi pada Rabu, 8 September 2021, sekitar pukul 02:00 WIB.
"Kebakaran terjadi di Blok C2 Lapas Klas1 Tangerang. Sebanyak 41 orang yang meninggal rata-rata penghuni C2,” kata Kontributor
Metro TV Ahmad Heri.
Korban meninggal dibawa ke RSUD Kota Tangerang dan RSUP dr Sitanala. Heri mengatakan kebakaran cukup besar karena menghanguskan satu blok.
Belum ada laporan terkait petugas lapas yang berada di lokasi saat kebakaran ataupun yang menjadi korban. Korban luka ringan jumlahnya belum diketahui secara pasti, namun sudah dibawa ke puskesmas terdekat di Kota Tangerang.
(Nadia Ayu) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)