medcom.id, Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian membeberkan kronologis tragedi bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis siang 14 Januari. Peristiwa bermula saat seorang teroris meledakkan diri di Starbuck, Sarinah, pukul 10.50 WIB..
Ledakan mengakibatkan kepanikan. Saat pengujung berhamburan ke luar ruangan, saat bersamaan dua teroris menunggu di luar. Tanpa dikomando dua kali mereka langsung menembak pengunjung. Satu warga Kanada tewas dan satu warga Indonesia kritis.
"Di luar ada dua teroris menunggu melakukan penembakan, WNA Kanada meninggal. Satu WNI lagi hidup," kata Tito saat konferensi pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Sesaat setelah penembakan di Starbuck, kata Tito, dua teroris lainnya juga menyerang pos polisi. Serangan membuat dua aparat luka-luka dan seorang warga meninggal.
AKBP Dedy Tabrani, salah satu penembak teroris (MTVN.Intan Fauzi)
Beruntung, kala itu sejumlah personel Polda tengah melewati lokasi kejadian dan menghentikan penembakan. Aksi baku tembak, kata dia, terjadi selama 15 menit, dua pelaku tewas di tempat dan empat personel polisi kritis.
"Personel dari Polda yang laksanakan pengamanan demo di Monas. Saat itu langsung berhenti, dengar ledakan turun kemudian diserang dengan tembakan dan dilempar bom rakitan mirip granat," bebernya.
Setelah menguasai lokasi, seluruh aparat melakukan penyisiran di sekitar TKP dan sejumlah gedung Sarinah. Polisi, kata dia, menemukan enam bom rakitan, lima di antaranya berukuran sekepalan tangan dan satu buah sebesar kaleng roti.
"Di Skyline Building, kami sisir dari lantai ke lantai. Gedung Jaya juga dan dinyatakan clear. Enam Bom berhasil kami amankan," ungkap dia.
Pos Polisi yang diledakan teroris (Istimewa)
Atas tragedi tersebut, tujuh orang meninggal. Di antaranya lima pelaku teror, seorang warga Kanada, dan seorang warga Indonesia. Sedangkan 15 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Lima orang di antaranya aparat kepolisian.
medcom.id, Jakarta: Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian membeberkan kronologis tragedi bom dan penembakan di kawasan Sarinah, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis siang 14 Januari. Peristiwa bermula saat seorang teroris meledakkan diri di Starbuck, Sarinah, pukul 10.50 WIB..
Ledakan mengakibatkan kepanikan. Saat pengujung berhamburan ke luar ruangan, saat bersamaan dua teroris menunggu di luar. Tanpa dikomando dua kali mereka langsung menembak pengunjung. Satu warga Kanada tewas dan satu warga Indonesia kritis.
"Di luar ada dua teroris menunggu melakukan penembakan, WNA Kanada meninggal. Satu WNI lagi hidup," kata Tito saat konferensi pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Sesaat setelah penembakan di Starbuck, kata Tito, dua teroris lainnya juga menyerang pos polisi. Serangan membuat dua aparat luka-luka dan seorang warga meninggal.
AKBP Dedy Tabrani, salah satu penembak teroris (MTVN.Intan Fauzi)
Beruntung, kala itu sejumlah personel Polda tengah melewati lokasi kejadian dan menghentikan penembakan. Aksi baku tembak, kata dia, terjadi selama 15 menit, dua pelaku tewas di tempat dan empat personel polisi kritis.
"Personel dari Polda yang laksanakan pengamanan demo di Monas. Saat itu langsung berhenti, dengar ledakan turun kemudian diserang dengan tembakan dan dilempar bom rakitan mirip granat," bebernya.
Setelah menguasai lokasi, seluruh aparat melakukan penyisiran di sekitar TKP dan sejumlah gedung Sarinah. Polisi, kata dia, menemukan enam bom rakitan, lima di antaranya berukuran sekepalan tangan dan satu buah sebesar kaleng roti.
"Di Skyline Building, kami sisir dari lantai ke lantai. Gedung Jaya juga dan dinyatakan clear. Enam Bom berhasil kami amankan," ungkap dia.
Pos Polisi yang diledakan teroris (Istimewa)
Atas tragedi tersebut, tujuh orang meninggal. Di antaranya lima pelaku teror, seorang warga Kanada, dan seorang warga Indonesia. Sedangkan 15 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Lima orang di antaranya aparat kepolisian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)