medcom.id, Jakarta: Pengemudi sepeda motor berharap bisa menikmati Simpang Susun Semanggi. Ini supaya perjalanan lebih singkat.
"Pinginnya sih boleh lewat Simpang Susun Semanggi, tahunya motor nggak boleh juga kan. Jadi sama saja (jauh)," kata Ahmad Luthfi, pengemudi ojek online kepada Metrotvnews.com di Jakarta, Jumat 18 Agustus 2017.
Luthfi mengaku, jika motor diizinkan masuk jalur Semanggi maka durasi perjalanannya lebih cepat. Misalnya saja, dari Jalan Gatot Subroto menuju Sudirman, pengemudi seharusnya bisa masuk jalur Semanggi lama, lurus ke arah bawah, dan tembus di Jalan Sudirman dekat Plaza UOB.
"Kalau sekarang kan jauh, harus putar dulu di Senayan. Padahal kalau lewat Semanggi bisa lebih cepat," imbuh dia.
Hal serupa diungkapkan oleh Iskandar, pengemudi motor di sekitar Polda Metro Jaya. Ia berharap sepeda motor bisa lalu lalang di Simpang Susun Semanggi.
Ia kecewa, semakin banyak jalan di Jakarta yang tidak dapat dilintasi sepeda motor. "Kirain memang boleh masuk, ternyata ada tanda motor dilarang. Ditambah dengar-dengar nanti motor juga nggak boleh masuk Sudirman, makin susah jalur motor," beber dia.
Kendati tak bisa menikmati, Iskandar tetap mengapresiasi kinerja pemerintah dalam pembangunan Simpang Susun Semanggi yang dinilainya cepat. Iskandar berharap keberadaan Simpang Susun Semanggi bisa mengurai kemacetan ibu kota.
"Tapi memang bangunnya cepat juga sih. Terus hari ini mobil yang lewat nggak menumpuk kaya biasa. Mudah-mudahan seterusnya (nggak macet)," tambah dia.
Simpang Susun Semanggi menghubungkan empat jalur dari dan menuju arah Sudirman, Blok M, Cawang, dan Grogol. Selain sepeda motor, jalan ini juga dilarang bagi truk bermuatan di atas 5.500 kilogram, sepeda, bajaj, gerobak, dan pejalan kaki.
medcom.id, Jakarta: Pengemudi sepeda motor berharap bisa menikmati Simpang Susun Semanggi. Ini supaya perjalanan lebih singkat.
"Pinginnya sih boleh lewat Simpang Susun Semanggi, tahunya motor nggak boleh juga kan. Jadi sama saja (jauh)," kata Ahmad Luthfi, pengemudi ojek online kepada
Metrotvnews.com di Jakarta, Jumat 18 Agustus 2017.
Luthfi mengaku, jika motor diizinkan masuk jalur Semanggi maka durasi perjalanannya lebih cepat. Misalnya saja, dari Jalan Gatot Subroto menuju Sudirman, pengemudi seharusnya bisa masuk jalur Semanggi lama, lurus ke arah bawah, dan tembus di Jalan Sudirman dekat Plaza UOB.
"Kalau sekarang kan jauh, harus putar dulu di Senayan. Padahal kalau lewat Semanggi bisa lebih cepat," imbuh dia.
Hal serupa diungkapkan oleh Iskandar, pengemudi motor di sekitar Polda Metro Jaya. Ia berharap sepeda motor bisa lalu lalang di Simpang Susun Semanggi.
Ia kecewa, semakin banyak jalan di Jakarta yang tidak dapat dilintasi sepeda motor. "Kirain memang boleh masuk, ternyata ada tanda motor dilarang. Ditambah dengar-dengar nanti motor juga nggak boleh masuk Sudirman, makin susah jalur motor," beber dia.
Kendati tak bisa menikmati, Iskandar tetap mengapresiasi kinerja pemerintah dalam pembangunan Simpang Susun Semanggi yang dinilainya cepat. Iskandar berharap keberadaan Simpang Susun Semanggi bisa mengurai kemacetan ibu kota.
"Tapi memang bangunnya cepat juga sih. Terus hari ini mobil yang lewat nggak menumpuk kaya biasa. Mudah-mudahan seterusnya (nggak macet)," tambah dia.
Simpang Susun Semanggi menghubungkan empat jalur dari dan menuju arah Sudirman, Blok M, Cawang, dan Grogol. Selain sepeda motor, jalan ini juga dilarang bagi truk bermuatan di atas 5.500 kilogram, sepeda, bajaj, gerobak, dan pejalan kaki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)