medcom.id, Jakarta: Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengucapkan terima kasih kepada militer Filipina. Negara itu ikut membantu pembebasan dua warga negara Indonesia dari cengkraman Abu Sayyaf.
"Armed Force of the Philipines (AFP) juga berjanji membebaskan lima WNI lainnya," kata Panglima TNI usai Pembukaan Piala Panglima TNI 2017 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 8 September 2017.
Gatot menjamin pembebasan dua sandera bersih dari iming-iming uang. "Ini merupakan upaya diplomasi yang dilakukan oleh TNI dengan militer Filipina. Lima WNI lainnya masih dalam proses," terangnya.
Pembebasan sandera ini harus benar-benar dilakukan dengan teliti dan benar-benar aman. "Jangan sampai nanti kita salah langkah. Tidak ada negosiasi untuk ganti rugi, tidak ada," tegas Panglima TNI.
Kedua WNI disandera Abu Sayyaf sejak 19 November 2016. Keduanya dibebaskan AFP untuk langsung dievakuasi ke rumah sakit di Zamboanga untuk mendapat perawatan medis. "Kini kondisinya sudah dalam keadaan baik dan sehat," kata Panglima TNI.
Keterangan resmi yang diperoleh Antara di Jakarta menyebutkan bahwa kedua WNI yang dibebaskan adalah Sawal dan Saparudin. Keduanya merupakan penduduk Majene, Sulawesi Barat.
Dengan dibebaskannya dua WNI itu, kini tersisa lima orang WNI masih disandera Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Mindanao.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan bahwa seluruh WNI yang disandera dalam kondisi baik. "Saat ini WNI yang disandera lokasinya berpindah-pindah meski kadang juga jumlahnya dipecah," kata Arrmanatha.
Militer Filipina membebaskan dua WNI yang menjadi sandera Abu Sayyaf setelah selamat dari kontak senjata antara polisi Filipina dan kelompok militan itu di Jolo. Mengutip Reuters, komandan militer Brigadir Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan kepada wartawan, dalam serangan itu lima anggota kelompok militan tewas, sedangkan lima anggota militer Filipina terluka.
medcom.id, Jakarta: Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengucapkan terima kasih kepada militer Filipina. Negara itu ikut membantu pembebasan dua warga negara Indonesia dari cengkraman Abu Sayyaf.
"Armed Force of the Philipines (AFP) juga berjanji membebaskan lima WNI lainnya," kata Panglima TNI usai Pembukaan Piala Panglima TNI 2017 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur,
Jumat 8 September 2017.
Gatot menjamin pembebasan dua sandera bersih dari iming-iming uang. "Ini merupakan upaya diplomasi yang dilakukan oleh TNI dengan militer Filipina. Lima WNI lainnya masih dalam proses," terangnya.
Pembebasan sandera ini harus benar-benar dilakukan dengan teliti dan benar-benar aman. "Jangan sampai nanti kita salah langkah. Tidak ada negosiasi untuk ganti rugi, tidak ada," tegas Panglima TNI.
Kedua WNI disandera Abu Sayyaf sejak 19 November 2016. Keduanya dibebaskan AFP untuk langsung dievakuasi ke rumah sakit di Zamboanga untuk mendapat perawatan medis. "Kini kondisinya sudah dalam keadaan baik dan sehat," kata Panglima TNI.
Keterangan resmi yang diperoleh Antara di Jakarta menyebutkan bahwa kedua WNI yang dibebaskan adalah Sawal dan Saparudin. Keduanya merupakan penduduk Majene, Sulawesi Barat.
Dengan dibebaskannya dua WNI itu, kini tersisa lima orang WNI masih disandera Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Mindanao.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir mengatakan bahwa seluruh WNI yang disandera dalam kondisi baik. "Saat ini WNI yang disandera lokasinya berpindah-pindah meski kadang juga jumlahnya dipecah," kata Arrmanatha.
Militer Filipina membebaskan dua WNI yang menjadi sandera Abu Sayyaf setelah selamat dari kontak senjata antara polisi Filipina dan kelompok militan itu di Jolo. Mengutip Reuters, komandan militer Brigadir Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan kepada wartawan, dalam serangan itu lima anggota kelompok militan tewas, sedangkan lima anggota militer Filipina terluka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)