Jakarta: Pelaksanaan vaksin booster dipastikan dengan mempertimbangkan asas kesetaraan. Termasuk, laju vaksinasi covid-19 saat ini.
"Kita harus memastikan saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin untuk segera divaksin," kata juru bicara Vaksinasi Covdi-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam dialog bertema 'Disiplin Masker dan Vaksinasi Cegah Omicron' di Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021.
Dia mengakui pelaksanaan vaksin booster memang dibutuhkan masyarakat. Mengingat efektivitas vaksin mengalami penurunan.
"Kalau kita lihat dari kajian ilmiahnya memang terjadi penurunan. Tapi penurunan tersebut bukan berarti tidak ada nilai proteksinya, tetap masih ada nilai proteksinya," kata dia.
Nadia menyampaikan vaksin booster rencananya dilakukan pada Januari 2022 dengan memprioritaskan tiga kelompok. Yakni tenaga kesehatan (nakes), kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), dan usia di atas 18 tahun yang memiliki masalah dengan imunitas.
Dia mengatakan kelompok lansia harus menjadi prioritas karena angka rasio fatalitas kasus covid-19 di Indonesia cukup tinggi, yakni 2,7 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan dunia yang hanya 2,1 persen.
"Jadi kalau nanti ada Omicron yang paling akan berdampak seperti di Jerman dan di banyak negara lain itu adalah kelompok lansia," kata dia.
Baca: 3 Daftar Prioritas Penerima Vaksin Booster
Nadia juga mengatakan pemerintah akan merampungkan skema vaksinasi covid-19 bagi anak usia enam tahun ke atas.
"Tentunya kita akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah ataupun di fasilitas kesehatan pemerintah seperti Puskesmas. Ini yang masih akan dipertimbangkan lebih lanjut," katanya.
Dalam kesempatan sama, pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, meminta pemerintah untuk lebih dulu mencapai target vaksinasi yang sudah ditentukan.
"Tentu booster perlu karena antibodi dalam tubuh kita pasti akan turun lambat laun. Tetapi masih banyak yang belum divaksin dua dosis, jadi booster itu nanti," katanya.
Di samping itu, kata dia, kelompok yang berisiko tinggi seperti lansia dan masyarakat mempunyai komorbid tapi masih bisa divaksinasi juga penting untuk diprioritaskan.
Jakarta: Pelaksanaan
vaksin booster dipastikan dengan mempertimbangkan asas kesetaraan. Termasuk, laju
vaksinasi covid-19 saat ini.
"Kita harus memastikan saudara-saudara kita yang belum mendapatkan vaksin untuk segera divaksin," kata juru bicara Vaksinasi Covdi-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam dialog bertema 'Disiplin Masker dan Vaksinasi Cegah Omicron' di Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021.
Dia mengakui pelaksanaan vaksin
booster memang dibutuhkan masyarakat. Mengingat efektivitas
vaksin mengalami penurunan.
"Kalau kita lihat dari kajian ilmiahnya memang terjadi penurunan. Tapi penurunan tersebut bukan berarti tidak ada nilai proteksinya, tetap masih ada nilai proteksinya," kata dia.
Nadia menyampaikan vaksin
booster rencananya dilakukan pada Januari 2022 dengan memprioritaskan tiga kelompok. Yakni tenaga kesehatan (nakes), kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), dan usia di atas 18 tahun yang memiliki masalah dengan imunitas.
Dia mengatakan kelompok lansia harus menjadi prioritas karena angka rasio fatalitas kasus covid-19 di Indonesia cukup tinggi, yakni 2,7 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan dunia yang hanya 2,1 persen.
"Jadi kalau nanti ada Omicron yang paling akan berdampak seperti di Jerman dan di banyak negara lain itu adalah kelompok lansia," kata dia.
Baca:
3 Daftar Prioritas Penerima Vaksin Booster
Nadia juga mengatakan pemerintah akan merampungkan skema vaksinasi covid-19 bagi anak usia enam tahun ke atas.
"Tentunya kita akan bekerja sama dengan sekolah-sekolah ataupun di fasilitas kesehatan pemerintah seperti Puskesmas. Ini yang masih akan dipertimbangkan lebih lanjut," katanya.
Dalam kesempatan sama, pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, meminta pemerintah untuk lebih dulu mencapai target vaksinasi yang sudah ditentukan.
"Tentu
booster perlu karena antibodi dalam tubuh kita pasti akan turun lambat laun. Tetapi masih banyak yang belum divaksin dua dosis, jadi
booster itu nanti," katanya.
Di samping itu, kata dia, kelompok yang berisiko tinggi seperti lansia dan masyarakat mempunyai komorbid tapi masih bisa divaksinasi juga penting untuk diprioritaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)