Penjelasan LAPAN soal Aphelion dan suhu dingin (Instagram)
Penjelasan LAPAN soal Aphelion dan suhu dingin (Instagram)

Bukan karena Aphelion, Ini Penyebab Suhu Lebih Dingin di Pagi Hari

Muhammad Syahrul Ramadhan • 06 Juli 2021 12:30
Jakarta: Media sosial tengah ramai memperbincangkan soal suhu di Indonesia terasa lebih dingin daripada biasa di pagi hari. Bahkan, thread dingin masuk trending topic Twitter Indonesia.
 
Banyak netizen yang mengunggah utas berita yang menyebutkan adanya fenomena Aphelion yaitu Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Mereka pun menduga suhu terasa lebih dingin karena aphelion.
 
“Pantes dingin,” cuit salah satu netizen sambil mengunggah utas portal berita.

“Pantes dingin pool,” cuit netizen lainnya.
 
Lalu apa benar suhu dingin ini disebabkan oleh aphelion? Menurut penjelasan Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang, tidak ada dampak yang signifikan terhadap Bumi dari fenomena Aphelion tersebut.

Penyebab suhu terasa lebih dingin

Musim kemarau
 
Dalam tulisannya di laman Edukasi Sains Lapan, Andi membeberkan adanya penurunan suhu belakangan ini merupakan merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau. Ia mengatakan bahwa ini terjadi karena penutupan awan yang sedikit.
 
“Sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan,” tulis Andi.
 
Posisi matahari berada di utara
 
Andi menjelaskan saat ini posisi Matahari berada di utara. Sehingga hal tersebut membuat tekanan udara di belahan utara lebih rendah dibandingkan dengan belahan selatan yang mengalami musim dingin. Karena itu angin bertiup dari arah selatan menuju utara.
 
“Saat ini angin bertiup dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin,” terangnya.
 
Hal tersebut berdampak pada penurunan suhu seperti yang dirasakan sekarang. Khususnya  khususnya di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa.
 
Andi pun menegaskan bahwa posisi bumi yang berada pada titik terjauh dari Matahari juga tak mempengaruhi panas yang diterima Bumi. Hal ini karena panas dari Matahari terdistribusi ke seluruh Bumi, dengan distribusi paling signifikan disebabkan oleh pola angin.
 
“Selain itu, diameter matahari tampak akan terlihat lebih sedikit kecil dibanding rata-ratanya, yakni berkurang 1,68 persen,” jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan