Jakarta: Sebanyak ?137 bencana alam terjadi sepanjang Juni 2021. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana hidrometeorologi, seperti angin puting beliung, banjir dan tanah longsor, masih mendominasi kejadian.
Pada bulan sebelumnya banjir berada di peringkat pertama bencana terbanyak. Namun, di Juni posisi tersebut digantikan angin puting beliung.
"Jumlah kejadian tertinggi, yaitu bencana angin puting beliung sebanyak 50 kejadian, disusul tanah longsor 39 dan banjir 33. Di samping bencana tersebut, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga berlangsung sebanyak 12 kejadian dan gelombang pasang atau abrasi satu. Sedangkan bencana geologi, BNPB mencatat sebanyak dua kali," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021.
Sementara sepanjang Mei, BNPB mencatat dua warga meninggal dunia akibat angin puting beliung dan tanah longsor. Bencana juga telah merusak tempat tinggal warga.
Total rumah warga yang rusak mencapai 1.205 unit. Rinciannya, rusak ringan 777 unit, rusak sedang 248, dan rusak berat 163.
Baca: 1.499 Bencana Melanda Indonesia Sepanjang 2021, Banjir Terbanyak
Sedangkan 17 unit masih menunggu verifikasi. Pada bahaya banjir, lebih dari 15.000 rumah terendam. Kerusakan rumah warga lebih disebabkan bencana hidrometeorologi dibandingkan geologi.
BNPB mencatat gempa menyebabkan 250 unit rumah warga mengalami kerusakan. Sisanya diakibatkan bencana seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Sementara itu, pada periode awal Januari hingga akhir Juni 2021, BNPB mencatat lebih dari 1.000 kejadian bencana alam. Dari sejumlah kejadian tersebut, sebanyak 495 warga meninggal dunia, 12.865 luka-luka, dan lebih dari 5 juta warga menderita akibat bencana.
"Dari sejumlah kejadian pada periode ini, bencana hidrometeorologi masih tetap mendominasi, seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," ucap Raditya.
Jakarta: Sebanyak ?137 bencana alam terjadi sepanjang Juni 2021. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB), bencana hidrometeorologi, seperti angin puting beliung, banjir dan
tanah longsor, masih mendominasi kejadian.
Pada bulan sebelumnya banjir berada di peringkat pertama bencana terbanyak. Namun, di Juni posisi tersebut digantikan angin puting beliung.
"Jumlah kejadian tertinggi, yaitu bencana angin puting beliung sebanyak 50 kejadian, disusul tanah longsor 39 dan banjir 33. Di samping bencana tersebut, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga berlangsung sebanyak 12 kejadian dan gelombang pasang atau abrasi satu. Sedangkan bencana geologi, BNPB mencatat sebanyak dua kali," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021.
Sementara sepanjang Mei, BNPB mencatat dua warga meninggal dunia akibat angin puting beliung dan tanah longsor. Bencana juga telah merusak tempat tinggal warga.
Total rumah warga yang rusak mencapai 1.205 unit. Rinciannya, rusak ringan 777 unit, rusak sedang 248, dan rusak berat 163.
Baca:
1.499 Bencana Melanda Indonesia Sepanjang 2021, Banjir Terbanyak
Sedangkan 17 unit masih menunggu verifikasi. Pada bahaya banjir, lebih dari 15.000 rumah terendam. Kerusakan rumah warga lebih disebabkan bencana hidrometeorologi dibandingkan geologi.
BNPB mencatat gempa menyebabkan 250 unit rumah warga mengalami kerusakan. Sisanya diakibatkan bencana seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Sementara itu, pada periode awal Januari hingga akhir Juni 2021, BNPB mencatat lebih dari 1.000 kejadian bencana alam. Dari sejumlah kejadian tersebut, sebanyak 495 warga meninggal dunia, 12.865 luka-luka, dan lebih dari 5 juta warga menderita akibat bencana.
"Dari sejumlah kejadian pada periode ini, bencana hidrometeorologi masih tetap mendominasi, seperti banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," ucap Raditya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)