Ratusan LSM dan individu di LBH/MTVN/Intan Fauzi
Ratusan LSM dan individu di LBH/MTVN/Intan Fauzi

Keadilan Gender Perlu Masuk Kurikulum Pendidikan Nasional

Intan fauzi • 03 Mei 2016 15:48
medcom.id, Jakarta: Manager Sindikat Musik Penghuni Bumi (Simponi) Berkah Gamulya berpandangan pendidikan keadilan gender perlu dimasukkan ke dalam kurikulum nasional. Keadlilan gender perlu diajarkan sejak dini.
 
"Pendidikan sejak dini tentang keadilan gender, yakni pendidikan seksual sejak dini, kespro (kesehatan reproduksi), HAM, sejak dini itu harus," kata Berkah di Kantor YLBHI, Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, Selasa (3/5/2016).
 
Kurikulum keadilan gender ini merupakam upaya mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual di masyarakat. Sebab, sosial di Indonesia masih tabu membicarakan seks secara keilmuan.

"Kita hanya belajar kelamin di Biologi kan, lalu gurunya malu-malu, di rumah enggak ngomingin ini karena tabu," ujar Berkah.
 
Padahal, pengetahuan soal seks yang komprehensif dibutuhkan masyarakat. Pendidikan ini perlu diajarkan sejak dini sebelum rasa penasaran dalam diri anak muncul.
 
"Sehingga anak-anak cari tahu sendiri yang lalu salah, nonton porno, dapat informasi yang salah kemudian mau praktik karena tidak diajarkan nafsu harus dikontrol. Praktiknya dengan siapa? Paling gampang sama teman sendiri, pacar sendiri, teman sekompleks, sekampung, karena enggak dapat pendidikan," jelas Berkah.
 
Keadilan Gender Perlu Masuk Kurikulum Pendidikan Nasional
Pendidikan seks penting untuk menghindari kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan/MTVN
 
Kurikulum keadilan gender diajarkan pada anak didik sesuai tingkatan. Setidaknya, pendidikan seks diajarkan satu jam per minggu. Materi bisa dibuat Komnas Perempuan, Komnas Anak, dan LSM lainnya yang peduli terhadap perempuan dan anak.
 
"SD harus diajarkan alat privat kamu apa, yang boleh melihat siapa, yang boleh menyentuh siapa, SMP kita ngomong menstruasi, kita ngomong mimpi basah, SMA mulai naik level. Level bisa kita atur," ujar Berkah.
 
Dengan pendidikan keadilan gender, anak-anak akan lebih berani menolak tindakan-tindakan yang mengarah pada pelecehan dan kekerasan seksual. Anak-anak juga mengetahui bagian tubuh mana yang harus ditutupi dan anak-anak laki-laki diajari menjaga sikap pada anak perempuan.
 
"Yang laki-laki harus diajarkan, kamu tidak boleh melihat bagian itu, itu yang mana, kamu tidak boleh menyentuh bagian itu, itu yang mana, ini semua harus diajarkan. Kalau enggak, anak-anak main sentuh, main pegang, main lihat," ucap Berkah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan