Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah memperluas lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan, Jakarta Timur. Perluasan untuk memaksimalkan permakaman jenazah covid-19.
"Kami sedang mengupayakan sebaik mungkin untuk memastikan pemakaman lahan baru bagi korban covid-19 di TPU Rorotan," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dikutip dari Instagram pribadinya, @bangariza, Kamis, 31 Desember 2020.
Ia memaparkan perluasan tahap pertama yakni 8 ribu meter persegi dari 2 hektare lahan. Perluasan dapat menampung 1.500 petak makam.
"Kami akan terus melakukan pemasangan lahan di TPU Rorotan yang seluas 25 hektare," tutur dia.
(Baca: 4 TPU di Jakpus Tampung Jenazah Covid-19)
Politikus Gerindra itu berharap lahan dapat segera digunakan. Saat ini TPU Rorotan hanya menerima permakaman dengan sistem tumpang.
Sistem tumpang hanya berlaku pada anggota keluarga inti. Misalnya, orang tua dan anak atau suami dan istri.
Sistem tersebut hanya dimungkinkan setelah tiga tahun permakaman keluarga sebelumnya. "Pada umumnya, warga atau ahli waris tidak ada yang mempermasalahkan dilakukan pemakaman tumpang bagi keluarga inti," jelas dia.
Jakarta: Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta tengah memperluas lahan Tempat Pemakaman Umum (
TPU) Rorotan, Jakarta Timur. Perluasan untuk memaksimalkan permakaman jenazah
covid-19.
"Kami sedang mengupayakan sebaik mungkin untuk memastikan pemakaman lahan baru bagi korban covid-19 di TPU Rorotan," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dikutip dari Instagram pribadinya, @bangariza, Kamis, 31 Desember 2020.
Ia memaparkan perluasan tahap pertama yakni 8 ribu meter persegi dari 2 hektare lahan. Perluasan dapat menampung 1.500 petak makam.
"Kami akan terus melakukan pemasangan lahan di TPU Rorotan yang seluas 25 hektare," tutur dia.
(Baca:
4 TPU di Jakpus Tampung Jenazah Covid-19)
Politikus Gerindra itu berharap lahan dapat segera digunakan. Saat ini TPU Rorotan hanya menerima permakaman dengan sistem tumpang.
Sistem tumpang hanya berlaku pada anggota keluarga inti. Misalnya, orang tua dan anak atau suami dan istri.
Sistem tersebut hanya dimungkinkan setelah tiga tahun permakaman keluarga sebelumnya. "Pada umumnya, warga atau ahli waris tidak ada yang mempermasalahkan dilakukan pemakaman tumpang bagi keluarga inti," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
