Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus gagal ginjal akut di Indonesia telah selesai diatasi. Hal itu sejak pemerintah menghentikan sementara konsumsi obat sirop yang diiringi penurunan laju kasus secara drastis.
"Kalau ginjal akut, dari sisi Kementerian Kesehatan sebenarnya sudah selesai. Kenapa?, sebab sejak kami berhentikan obat-obatan tersebut, itu kasusnya turun drastis," kata Budi di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat, 18 November 2022.
Keputusan menghentikan konsumsi obat sirop ditempuh Kemenkes sejak 18 Oktober 2022 bersamaan dengan uji coba obat penawar Fomepizole kepada 10 pasien di RSCM Jakarta. Obat penawar itu terbukti efektif memulihkan kesehatan pasien.
Intervensi berikutnya dalam penurunan laju kasus adalah pengumuman produk obat sirop yang aman berdasarkan uji keamanan dan mutu produk yang dilakukan BPOM pada 23 Oktober 2022.
Pemerintah kembali mendatangkan lebih dari 100 vial Fomepizole pada 25 Oktober dan 30 Oktober 2022. Seluruh obat itu diberikan kepada pasien yang menjalani perawatan.
"Sudah tidak ada kasus baru lagi, sudah dua setengah pekan. Jadi sudah selesai," jelas Budi.
Budi mengatakan hasil investigasi BPOM bersama Kemenkes dan organisasi profesi terkait telah membuktikan bahwa obat-obatan sirop mengandung cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol (EG/DEG) adalah penyebab gangguan ginjal akut.
"Begitu sudah kami setop, sudah enggak ada lagi kasus baru. Situasi rumah sakit sudah turun terus yang dirawat ginjal akut," jelas dia.
Budi mengatakan saat ini ada 324 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia. Dengan rincian, 200 pasien meninggal, 111 lainnya sembuh, dan 13 pasien masih dirawat.
"Kematian masih ada dua hari lalu atau tiga hari yang lalu. Ada tambahan satu, tapi itu kematian karena sisa-sisa yang dulu, karena sudah terlampau rusak ginjalnya, sudah 35 hari di rumah sakit, enggak bisa diperbaiki," ungkap Budi.
Jakarta: Menteri Kesehatan (
Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus
gagal ginjal akut di Indonesia telah selesai diatasi. Hal itu sejak pemerintah menghentikan sementara konsumsi obat sirop yang diiringi penurunan laju kasus secara drastis.
"Kalau ginjal akut, dari sisi Kementerian Kesehatan sebenarnya sudah selesai. Kenapa?, sebab sejak kami berhentikan obat-obatan tersebut, itu kasusnya turun drastis," kata Budi di Gedung
Kemenkes, Jakarta, Jumat, 18 November 2022.
Keputusan menghentikan konsumsi obat sirop ditempuh Kemenkes sejak 18 Oktober 2022 bersamaan dengan uji coba obat penawar Fomepizole kepada 10 pasien di RSCM Jakarta. Obat penawar itu terbukti efektif memulihkan kesehatan pasien.
Intervensi berikutnya dalam penurunan laju kasus adalah pengumuman produk obat sirop yang aman berdasarkan uji keamanan dan mutu produk yang dilakukan BPOM pada 23 Oktober 2022.
Pemerintah kembali mendatangkan lebih dari 100 vial Fomepizole pada 25 Oktober dan 30 Oktober 2022. Seluruh obat itu diberikan kepada pasien yang menjalani perawatan.
"Sudah tidak ada kasus baru lagi, sudah dua setengah pekan. Jadi sudah selesai," jelas Budi.
Budi mengatakan hasil investigasi BPOM bersama Kemenkes dan organisasi profesi terkait telah membuktikan bahwa obat-obatan sirop mengandung cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol (EG/DEG) adalah penyebab gangguan ginjal akut.
"Begitu sudah kami setop, sudah enggak ada lagi kasus baru. Situasi rumah sakit sudah turun terus yang dirawat ginjal akut," jelas dia.
Budi mengatakan saat ini ada 324 kasus gangguan ginjal akut di Indonesia. Dengan rincian, 200 pasien meninggal, 111 lainnya sembuh, dan 13 pasien masih dirawat.
"Kematian masih ada dua hari lalu atau tiga hari yang lalu. Ada tambahan satu, tapi itu kematian karena sisa-sisa yang dulu, karena sudah terlampau rusak ginjalnya, sudah 35 hari di rumah sakit, enggak bisa diperbaiki," ungkap Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)