medcom.id, Jakarta: Ancaman kerusakan lingkungan terpampang nyata di Pantai Karang Song, Indramayu. Abrasi mengancam kawasan pesisir pantai tersebut.
Ancaman kerusakan lingkungan tersebut menarik perhatian PT Pertamina (Persero). Sebab, tanggung jawab dalam melestarikan alam dan lingkungan hidup menjadi bagian dari komitmen Pertamina.
"Mangrove di kawasan Karang Song ini memiliki sejarah panjang Karang Song yang selama ini dikenal sebagai kawasan perikanan di Indramayu," ujar General Manager PT Pertamina RU VI Balongan Afdal Martha di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu, 10 Desember 2016.
Di Desa Karang Song juga terdapat pelabuhan samudra Karang Song yang dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan. Namun, abrasi mengancam kawasan pesisir Pantai Karang Song. Sekitar 127,3 hektare Pantai Karang Song terkena abrasi sejak 1983 hingga 2008. Penyebabnya ialah dibelokkannya aliran Sungai Cimanuk ke arah Waledan-Lamarantarung pada 1983. Rehabilitasi Pantai Karang Song pun mulai dilakukan sejak 2008.
Kondisi tersebut dikhawatirkan mengancam kelangsungan tambak udang dan ikan yang menjadi tumpuan penghasilan mayoritas masyarakat Indramayu. Demi menyelamatkan lingkungan, manajemen PT Pertamina (persero) RU VI Balongan menetapkan program yang memfokuskan konservasi hutan bakau.
Konservasi dimulai dengan menanam 5 ribu bibit mangrove pada 2008, dan 10 ribu bibit pada 2012. Langkah tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kepada Pertamina untuk melakukan pemulihan lingkungan. Dalam hal ini Pertamina juga bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam aspek perlindungan keanekaragaman hayati serta pemetaan untuk melindungi keanekaragaman hayati di pesisir Indramayu.
Saat ini, juga terdapat dua kelompok tani yakni kelompok tani tambak Pantai Lestari dari Desa Karang Song dan Kelompok Tani Jaka Kencana dari Desa Pabean Udik yang turut serta terlibat dalam kegiatan konservasi tersebut. “Bagi kelompok tani yang bekerja sama dan memenuhi syarat, disediakan biaya untuk bibit, biaya pembuatan ajir, penanaman, dan pemeliharaan,” ujar Afdal.
Upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Hutan mangrove Karang Song sudah mencapai sekitar 69 hektare dari sebelumnya hanya 50 hektare. Di dalamnya terdapat 23 jenis dengan 665.853 pohon mangrove dan disinggahi sedikitnya 37 jenis burung. Terlebih dengan dibangunnya track (jalur pejalan kaki) sepanjang 700 meter, menjadikan kawasan ini sebagai daerah ekowisata.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar turut meresmikan arboretum (wilayah menanam) mangrove, bertepatan dengan puncak HUT ke-59 PT Pertamina, Sabtu, 10 Desember 2016.
Arboretum merupakan ekosistem yang dibuat semaksimal mungkin bersifat alami untuk kepentingan pelestarian spesies agar tidak punah, untuk menunjang ilmu pengetahuan generasi mendatang, serta menjadi ekowisata berbasis edupark.
"Kami akan mendorong kawasan hutan mangrove di Indramayu, Jawa Barat, sebagai salah satu pusat penelitian. Dengan begitu, keberadaannya sangat penting, bagi Jawa Barat, Indonesia, bahkan dunia,” kata Siti.
medcom.id, Jakarta: Ancaman kerusakan lingkungan terpampang nyata di Pantai Karang Song, Indramayu. Abrasi mengancam kawasan pesisir pantai tersebut.
Ancaman kerusakan lingkungan tersebut menarik perhatian PT Pertamina (Persero). Sebab, tanggung jawab dalam melestarikan alam dan lingkungan hidup menjadi bagian dari komitmen Pertamina.
"Mangrove di kawasan Karang Song ini memiliki sejarah panjang Karang Song yang selama ini dikenal sebagai kawasan perikanan di Indramayu," ujar General Manager PT Pertamina RU VI Balongan Afdal Martha di Indramayu, Jawa Barat, Sabtu, 10 Desember 2016.
Di Desa Karang Song juga terdapat pelabuhan samudra Karang Song yang dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan. Namun, abrasi mengancam kawasan pesisir Pantai Karang Song. Sekitar 127,3 hektare Pantai Karang Song terkena abrasi sejak 1983 hingga 2008. Penyebabnya ialah dibelokkannya aliran Sungai Cimanuk ke arah Waledan-Lamarantarung pada 1983. Rehabilitasi Pantai Karang Song pun mulai dilakukan sejak 2008.
Kondisi tersebut dikhawatirkan mengancam kelangsungan tambak udang dan ikan yang menjadi tumpuan penghasilan mayoritas masyarakat Indramayu. Demi menyelamatkan lingkungan, manajemen PT Pertamina (persero) RU VI Balongan menetapkan program yang memfokuskan konservasi hutan bakau.
Konservasi dimulai dengan menanam 5 ribu bibit mangrove pada 2008, dan 10 ribu bibit pada 2012. Langkah tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kepada Pertamina untuk melakukan pemulihan lingkungan. Dalam hal ini Pertamina juga bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam aspek perlindungan keanekaragaman hayati serta pemetaan untuk melindungi keanekaragaman hayati di pesisir Indramayu.
Saat ini, juga terdapat dua kelompok tani yakni kelompok tani tambak Pantai Lestari dari Desa Karang Song dan Kelompok Tani Jaka Kencana dari Desa Pabean Udik yang turut serta terlibat dalam kegiatan konservasi tersebut. “Bagi kelompok tani yang bekerja sama dan memenuhi syarat, disediakan biaya untuk bibit, biaya pembuatan ajir, penanaman, dan pemeliharaan,” ujar Afdal.
Upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Hutan mangrove Karang Song sudah mencapai sekitar 69 hektare dari sebelumnya hanya 50 hektare. Di dalamnya terdapat 23 jenis dengan 665.853 pohon mangrove dan disinggahi sedikitnya 37 jenis burung. Terlebih dengan dibangunnya track (jalur pejalan kaki) sepanjang 700 meter, menjadikan kawasan ini sebagai daerah ekowisata.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar turut meresmikan arboretum (wilayah menanam) mangrove, bertepatan dengan puncak HUT ke-59 PT Pertamina, Sabtu, 10 Desember 2016.
Arboretum merupakan ekosistem yang dibuat semaksimal mungkin bersifat alami untuk kepentingan pelestarian spesies agar tidak punah, untuk menunjang ilmu pengetahuan generasi mendatang, serta menjadi ekowisata berbasis edupark.
"Kami akan mendorong kawasan hutan mangrove di Indramayu, Jawa Barat, sebagai salah satu pusat penelitian. Dengan begitu, keberadaannya sangat penting, bagi Jawa Barat, Indonesia, bahkan dunia,” kata Siti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ROS)