medcom.id, Jakarta: Antraks merupakan penyakit menular yang mematikan. Penyakit Antraks disebabkan bakteri Bacillus Anthracis.
Antraks hanya menyerang hewan ternak dan hewan herbivora liar. Penyakit ini bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, tidak bisa menularkan dari manusia ke manusia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menjelaskan proses penularan penyakit Antraks. Umumnya, ada tiga proses penjangkitan bakteri Bacillus Anthracis kepada manusia.
"Bisa masuk melalui saluran pernapasan, melalui kulit yang terluka, dan mengonsumsi daging yang tidak matang," jelas Oscar kepada Metrotvnews.com, Senin 23 Januari.
Oscar mengungkapkan, kasus penularan antraks kepada manusia paling banyak melalui kulit yang terluka. Kulit korban yang terserang bakteri Anthracis akan muncul benjolan merah dan terasa gatal. Jika sudah akut, benjolan-benjolan bisa berubah hitam.
Antraks bisa menyebabkan kematian. Risiko kematian meningkat jika penularannya melalui saluran pernapasan. Antraks menyerang organ dalam dan sistem pencernaan.
"Bisa menyebabkan kematian apalagi kalau masuk melalui saluran pernafasan, tapi jarang ditemukan, paling banyak melalui kukit," ujar dia
Oscar menyebut, pencegahan antraks harus dimulai dari hulu, yakni di peternakan. Kata dia, peternak harus menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan ternak. Peternak harus mewaspadai hewan mati mendadak dan segera melapor.
"Yang penting di perternakan, dalam hal ini Kementerian Pertanian," terang Oscar.
Selain itu, pengelaan daging juga harus diperhatikan. Daging hewan ternak harus direbus hingga matang sempurna, di atas 100 derajat celcius. "Merebus daging juga harus matang," kata dia.
Terkait kasus seorang warga Kulon Progo, Yogyakarta, yang meninggal akibat penyakit antraks, Oscar menyebut pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Soal pasien yang meninggal di Kulon Progo masih diinvestigasi," pungkas Oscar.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr.Sardjito Yogyakarta masih menginvestigasi dugaan adanya bakteri antraks. Seorang pasien dikabarkan meninggal akibat bakteri tersebut, Jumat 6 Januari.
Dinas Kesehatan Kulon Progo bersama Dinas Peternakan, Field Epidemiology Training Program (FETP) Fakultas Kedokteran UGM, INA RESPOND Litbangkes, Balai Besar Veteriner Wates, dan RSUP Dr. Sarjdito, terus menginvestigasi kasus ini.
medcom.id, Jakarta: Antraks merupakan penyakit menular yang mematikan. Penyakit Antraks disebabkan bakteri Bacillus Anthracis.
Antraks hanya menyerang hewan ternak dan hewan herbivora liar. Penyakit ini bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, tidak bisa menularkan dari manusia ke manusia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menjelaskan proses penularan penyakit Antraks. Umumnya, ada tiga proses penjangkitan bakteri Bacillus Anthracis kepada manusia.
"Bisa masuk melalui saluran pernapasan, melalui kulit yang terluka, dan mengonsumsi daging yang tidak matang," jelas Oscar kepada
Metrotvnews.com, Senin 23 Januari.
Oscar mengungkapkan, kasus penularan antraks kepada manusia paling banyak melalui kulit yang terluka. Kulit korban yang terserang bakteri Anthracis akan muncul benjolan merah dan terasa gatal. Jika sudah akut, benjolan-benjolan bisa berubah hitam.
Antraks bisa menyebabkan kematian. Risiko kematian meningkat jika penularannya melalui saluran pernapasan. Antraks menyerang organ dalam dan sistem pencernaan.
"Bisa menyebabkan kematian apalagi kalau masuk melalui saluran pernafasan, tapi jarang ditemukan, paling banyak melalui kukit," ujar dia
Oscar menyebut, pencegahan antraks harus dimulai dari hulu, yakni di peternakan. Kata dia, peternak harus menjaga kebersihan kandang dan kesehatan hewan ternak. Peternak harus mewaspadai hewan mati mendadak dan segera melapor.
"Yang penting di perternakan, dalam hal ini Kementerian Pertanian," terang Oscar.
Selain itu, pengelaan daging juga harus diperhatikan. Daging hewan ternak harus direbus hingga matang sempurna, di atas 100 derajat celcius. "Merebus daging juga harus matang," kata dia.
Terkait kasus seorang warga Kulon Progo, Yogyakarta, yang meninggal akibat penyakit antraks, Oscar menyebut pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Soal pasien yang meninggal di Kulon Progo masih diinvestigasi," pungkas Oscar.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr.Sardjito Yogyakarta masih menginvestigasi dugaan adanya bakteri antraks. Seorang pasien dikabarkan meninggal akibat bakteri tersebut, Jumat 6 Januari.
Dinas Kesehatan Kulon Progo bersama Dinas Peternakan, Field Epidemiology Training Program (FETP) Fakultas Kedokteran UGM, INA RESPOND Litbangkes, Balai Besar Veteriner Wates, dan RSUP Dr. Sarjdito, terus menginvestigasi kasus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)