Jakarta: Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sudah mempersiapkan upaya mitigasi SAR maupun penanggulangan apabila terjadi banjir/banjir bandang, tanah longsor, angin kencang/puting beliung maupun gelombang tinggi. Hal ini sebagai antisipasi bencana hidrometeorologi basah akibat musim hujan.
“Untuk meminimalkan jumlah korban jiwa dan mewujudkan quick action SAR, upaya respons yang cepat terhadap kejadian bencana, Basarnas menyiapkan langkah-langkah preventif maupun tanggap darurat bencana SAR,” ungkap Kepala Basarnas Kusworo kepada Media Indonesia, Minggu, 7 Januari 2024.
Upaya preventif berupa mitigasi SAR dilakukan dengan memetakan wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor, pihaknya berkoordinasi dengan BMKG, BNPB/BPBD, pemerintah daerah dan instansi-instansi potensi SAR lainnya.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah-wilayah yang harus diwaspadai akibat curah hujan tinggi di antaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Riau, dan Lampung.
Kemudian, hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat. Lalu, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Di samping pemetaan wilayah rawan banjir/longsor, Basarnas telah menyiapkan seluruh kekuatan, baik personel maupun sarana dan prasarana di seluruh Kantor SAR sebagai upaya mewujudkan pelayanan SAR yang bersifat Quick Action SAR.
“Response Time sudah saya tetapkan maksimal 25 menit. Untuk menguji kesiapan operasi, kami telah melaksanakan apel kesiapan dan simulasi-simulasi penanggulangan bencana banjir, berkolaborasi dengan stake holders dan potensi SAR terkait,” tegas Kusworo.
Dia menambahkan tim siaga yang setiap harinya melaksanakan siaga di kantor-kantor SAR dan Pos SAR juga melaksanakan patroli mobile ke lokasi-lokasi yang berpotensi banjir atau longsor. Tim siaga ini dilengkapi dengan alut dan peralatan untuk penanganan banjir dan longsor, termasuk drone thermal yang dapat digunakan untuk memetakan rute evakuasi di lokasi-lokasi rawan bencana jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi warga.
Basarnas juga memberikan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi penyelamatan di air (water rescue) kepada potensi SAR maupun masyarakat yang berada di titik-titik rawan, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri, minimal dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain jika mengalami banjir.
“Dan untuk mendapatkan laporan secepatnya secara real time, Basarnas juga membuka layanan Call Center 115 untuk meminta bantuan SAR yang dapat dihubungi 24 jam. Layanan ini gratis untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Kusworo.
Basarnas juga mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan banjir/tanah longsor, tetap waspada, namun tidak perlu panik.
Beberapa imbauan lainnya adalah berhati-hati jika melaksanakan aktivitas di luar rumah, termasuk di daerah wisata, mematuhi rambu-rambu keselamatan bencana, update informasi cuaca atau info keselamatan melalui media massa, media sosial, atau instansi tanggap darurat, seperti Basarnas, BMKG, BNPB/BPBD, dan amankan dokumen-dokumen penting maupun barang berharga di lokasi yang aman, apabila ingin meninggalkan rumah dalam waktu yang lama.
Jakarta: Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (
Basarnas) sudah mempersiapkan upaya
mitigasi SAR maupun penanggulangan apabila terjadi
banjir/banjir bandang, tanah longsor, angin kencang/puting beliung maupun gelombang tinggi. Hal ini sebagai antisipasi bencana hidrometeorologi basah akibat musim hujan.
“Untuk meminimalkan jumlah korban jiwa dan mewujudkan quick action SAR, upaya respons yang cepat terhadap kejadian bencana, Basarnas menyiapkan langkah-langkah preventif maupun tanggap darurat bencana SAR,” ungkap Kepala Basarnas Kusworo kepada Media Indonesia, Minggu, 7 Januari 2024.
Upaya preventif berupa mitigasi SAR dilakukan dengan memetakan wilayah-wilayah yang rawan banjir dan longsor, pihaknya berkoordinasi dengan BMKG, BNPB/BPBD, pemerintah daerah dan instansi-instansi potensi SAR lainnya.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, wilayah-wilayah yang harus diwaspadai akibat curah hujan tinggi di antaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Riau, dan Lampung.
Kemudian, hampir seluruh wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat. Lalu, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Di samping pemetaan wilayah rawan banjir/longsor, Basarnas telah menyiapkan seluruh kekuatan, baik personel maupun sarana dan prasarana di seluruh Kantor SAR sebagai upaya mewujudkan pelayanan SAR yang bersifat Quick Action SAR.
“Response Time sudah saya tetapkan maksimal 25 menit. Untuk menguji kesiapan operasi, kami telah melaksanakan apel kesiapan dan simulasi-simulasi penanggulangan bencana banjir, berkolaborasi dengan stake holders dan potensi SAR terkait,” tegas Kusworo.
Dia menambahkan tim siaga yang setiap harinya melaksanakan siaga di kantor-kantor SAR dan Pos SAR juga melaksanakan patroli mobile ke lokasi-lokasi yang berpotensi banjir atau longsor. Tim siaga ini dilengkapi dengan alut dan peralatan untuk penanganan banjir dan longsor, termasuk drone thermal yang dapat digunakan untuk memetakan rute evakuasi di lokasi-lokasi rawan bencana jika sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi warga.
Basarnas juga memberikan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi penyelamatan di air (water rescue) kepada potensi SAR maupun masyarakat yang berada di titik-titik rawan, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri, minimal dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain jika mengalami banjir.
“Dan untuk mendapatkan laporan secepatnya secara real time, Basarnas juga membuka layanan Call Center 115 untuk meminta bantuan SAR yang dapat dihubungi 24 jam. Layanan ini gratis untuk masyarakat yang membutuhkan,” ujar Kusworo.
Basarnas juga mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan banjir/tanah longsor, tetap waspada, namun tidak perlu panik.
Beberapa imbauan lainnya adalah berhati-hati jika melaksanakan aktivitas di luar rumah, termasuk di daerah wisata, mematuhi rambu-rambu keselamatan bencana, update informasi cuaca atau info keselamatan melalui media massa, media sosial, atau instansi tanggap darurat, seperti Basarnas, BMKG, BNPB/BPBD, dan amankan dokumen-dokumen penting maupun barang berharga di lokasi yang aman, apabila ingin meninggalkan rumah dalam waktu yang lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)