Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dok. Humas Kementerian Pertanian.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Dok. Humas Kementerian Pertanian.

Pemerintah Manfaatkan Lahan Tidur di Kalimantan

Anggi Tondi Martaon • 26 Februari 2019 05:43
Jakarta: Implementasi Selamatkan Rawa Sejahterakan petani (Serasi) di Kalimantan Selatan (Kalsel) dinilai berhasil. Hingga saat ini, sebanyak 250.000 hektare lahan rawa dan pasang surut sudah dimanfaatkan untuk areal persawahan.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan pihaknya sedang fokus menggarap ratusan ribu hektare lahan rawa dan pasang surut di Kalimantan dan Sumatera. Hal itu dilakukan untuk memanfaatkan 10 juta hektare lahan tidur.
 
"Luasan lahan itu akan dijadikan lahan produktif yang mampu meningkatkan pendapatan para petani," kata Amran di Jakarta, Senin, 25 Februari 2019.

Peraih Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Bidang Wirausaha Pertanian pada 2007 itu mengungkapkan pemanfaatan lahan rawa dan pasang surut juga didukung penerapan teknologi. Seperti penggunaan Infara 2 dan 3, bibit yang dikembangkan oleh Kementan dalam dua tahun terakhir.
 
"Benih ini mampu menghasilkan produksinya 6 ton. artinya apa pendapatan petani bisa meningkat 500 persen. Inilah mimpi besar kita yang sudah menjadi kenyataan," ungkap dia.
 
Selain itu, penerapan teknologi juga mulai diaplikasikan pada proses panen. Memanfaatkan combine harvester, proses panen dapat dilakukan dalam waktu singkat.
 
"Dulu kalau panen 1 hektare butuh 25 hari. Tari kita bisa lihat panen hari ini hanya butuh waktu 3 jam. Ini artinya kita mampu menekan biaya operasional sampai 40 persen. itulah yang kami kembangkan, pertanian tradisional kita transformasikan jadi pertanian moderen," ujar dia.
 
Seperti diketahui, berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, luas wilayah pertanaman padi mencapai 584.174 hektare. Jumlah produksi mencapai 2.421.055 ton.
 
Rencana, luas lahan yang akan digarap pada panen raya periode Januari dan April 2019 mencapai 108.166 hektare. Perkiraan produksi sebesar 517.682 ton. 
 
Adapun lahan pertanian di sana sampai saat ini tetap menggunakan penerapan pola tanam satu kali mawiwit semai dua kali panen (Sawit Dupa). Pola diterapkan untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari IP100 menjadi IP180.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan