Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan hanya negara yang menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat yang mampu keluar dari gelombang covid-19. Hal itu diketahui dari kasus yang terjadi di sejumlah negara.
"Kunci keberhasilan pengendalian pandemi adalah masyarakat dengan kesadaran tinggi menjalankan protokol kesehatan. Terlepas dari apa pun kebijakan yang ditetapkan," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 17 Februari 2022.
Wiku mengatakan sejumlah negara seperti Denmark, Swiss, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat mengalami lonjakan kasus yang sangat tinggi melebihi puncak kasus pada gelombang kedua. Kenaikannya bisa mencapai tiga sampai sembilan kali lipat. Bahkan, kenaikan kasus di Denmark mencapai 13 kali lipat daripada kenaikan kasus di gelombang kedua.
Wiku menyampaikan Denmark mencapai puncak jumlah kematian yang setara degan kasus covid-19 gelombang kedua lalu. Sementara itu, kasus kematian di AS lebih tinggi 20 persen. Kebalikannya, enam negara justru memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
"Dilihat lebih lanjut, Denmark tidak memiliki kebijakan menggunakan masker. Dengan demikian perawatan meningkat tajam. Hal ini menunjukkan kebijakan jadi satu faktor penentu lonjakan kasus," ucap Wiku.
Di AS dan Prancis, terang dia, memiliki kebijakan menggunakan masker. Namun, banyak demonstrasi penolakan penggunaan masker.
"Ini dapat menyebabkan lonjakan kasus kematian maupun perawatan di RS," ujar dia.
Baca: Jabar Masih Penyumbang Covid-19 Terbanyak, Disusul Jatim
Dia berharap masyarakat dapat melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat agar Indonesia berhasil melewati puncak kasus saat ini. "Saya percaya Indonesia dapat melewati ini," kata dia.
Jakarta: Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan
Covid-19 mengingatkan hanya negara yang menerapkan
protokol kesehatan (prokes) ketat yang mampu keluar dari gelombang covid-19. Hal itu diketahui dari kasus yang terjadi di sejumlah negara.
"Kunci keberhasilan pengendalian pandemi adalah masyarakat dengan kesadaran tinggi menjalankan protokol kesehatan. Terlepas dari apa pun kebijakan yang ditetapkan," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual, Kamis, 17 Februari 2022.
Wiku mengatakan sejumlah negara seperti Denmark, Swiss, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat mengalami lonjakan kasus yang sangat tinggi melebihi puncak kasus pada gelombang kedua. Kenaikannya bisa mencapai tiga sampai sembilan kali lipat. Bahkan, kenaikan kasus di Denmark mencapai 13 kali lipat daripada kenaikan kasus di gelombang kedua.
Wiku menyampaikan Denmark mencapai puncak jumlah kematian yang setara degan kasus covid-19 gelombang kedua lalu. Sementara itu, kasus kematian di AS lebih tinggi 20 persen. Kebalikannya, enam negara justru memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
"Dilihat lebih lanjut, Denmark tidak memiliki kebijakan menggunakan masker. Dengan demikian perawatan meningkat tajam. Hal ini menunjukkan kebijakan jadi satu faktor penentu lonjakan kasus," ucap Wiku.
Di AS dan Prancis, terang dia, memiliki kebijakan menggunakan masker. Namun, banyak demonstrasi penolakan penggunaan masker.
"Ini dapat menyebabkan lonjakan kasus kematian maupun perawatan di RS," ujar dia.
Baca:
Jabar Masih Penyumbang Covid-19 Terbanyak, Disusul Jatim
Dia berharap masyarakat dapat melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat agar Indonesia berhasil melewati puncak kasus saat ini. "Saya percaya Indonesia dapat melewati ini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)