Tito menuju ruang pengukuhan/MTVN/M. Rodhi Aulia
Tito menuju ruang pengukuhan/MTVN/M. Rodhi Aulia

Jalan Panjang Pengukuhan Tito sebagai Guru Besar PTIK

M Rodhi Aulia • 26 Oktober 2017 10:22
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Jakarta di bidang ilmu kepolisian studi strategis kajian kontra terorisme. Rencana pengukuhan ini dimulai intensif pada Juli 2017.
 
"Keputusan seorang Tito Karnavian sebagai Profesor/Guru Besar telah ditandatangani oleh Menristekdikti Prof Dr. Mohamad Nasir dengan Surat Keputusan Nomor 98876/A2.3/KP/2017 tanggal 19 Oktober 2017," kata Kabagpenum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul dalam keterangan tertulis, Kamis 26 Oktober 2017.
 
Martinus menuturkan proses pengurusan jabatan akademik tertinggi menjadi Guru Besar ini, memang memakan waktu cukup lama. Pengurusan ini diakui telah melalui prosedur yang ditentukan berdasarkan undang-undang.

"Sesuai dengan peraturan Mendikbud Nomor 88 tahun 2013 tentang Pengangkatan Dosen Tidak Tetap dalam Jabatan Akademik pada Perguruan Tinggi Negeri, pada Pasal 2 ayat (1) disebutkan, bahwa Menteri dapat menetapkan dosen tidak tetap pada perguruan tinggi negeri yang memiliki kompetensi luar biasa untuk diangkat dalam jabatan akademik Professor berdasarkan usulan dari Perguruan Tinggi dan rekomendasi dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi," kata dia.
 
Martinus menambahkan proses administrasi untuk pengusulan jabatan akademik Guru Besar ini secara intensif telah dilakukan sejak awal bulan Juli 2017. Dilakukan inventarisasi karya-karya akademik dan verifikasi atas kegiatan ilmiah serta karya tulis Tito sebagai bagian dari syarat pengurusan jabatan akademik guru besar.
 
Dengan bertambahnya Guru Besar Ilmu Kepolisian di STIK-PTIK, lanjut dia, diharapkan semakin menjadikan Ilmu Kepolisian menjadi ilmu terbuka dan mampu memberikan solusi bagi kepentingan keilmuan maupun kepentingan praktis. Tentunya, dalam kaitan dengan tugas-tugas kepolisian, yaitu pemeliharaan kamtibmas, penegakan hukum, serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
 
"Apalagi Profesor Tito Karnavian dikukuhkan sebagai Guru Besar untuk studi strategis kajian kontra terorisme, sehingga di harapkan pemikiran-pemikiran beliau nanti dapat diaplikasikan bagi kepentingan bangsa Negara Indonesia, khususnya dalam menghadapi ancaman terorisme," ujar Martinus.
 
Acara pengukuhan dilakukan dalam sidang Senat Terbuka dipimpin oleh Gubernur selaku Ketua STIK-PTIK Irjen Pol. Dr. Remigius Sigid Tri Harjanto, SH., M.Si. Pernyataan pengukuhan dilakukan oleh Irjen Pol. Prof. Dr. Iza Fadri, SH., MH., selaku perwakilan Guru Besar pada senat akademik, yang juga dihadiri oleh Menteri Ristek Dikti Prof. Dr. Mohammad Nasir.
 

 
Jalan Panjang Pengukuhan Tito sebagai Guru Besar PTIK
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian (tengah) - MI. 
 

Riwayat Singkat 
 
Muhammad Tito Karnavian dilahirkan di Palembang pada tanggal 26 Oktober 1964. Setelah tamat SMA di Palembang ia diterima di Akademi Kepolisian dan lulus tahun 1987 sebagai penerima Bintang Adhi Makayasa, penghargaan yang diberikan bagi lulusan terbaik Akademi Kepolisian. Penugasan pertama di Polda Metro Jaya sebagai perwira reserse. 
 
Tahun 1992 mendapat bea siswa dari The British Council untuk program Master in Police Studies. Sistem pendidikan di Inggris yang tidak mengenal S1 seperti di Indonesia memungkinkannya untuk mengikuti program S2 di University of Exeter, Inggris dan lulus dengan gelar MA di tahun 1993. 
 
Tahun 1994- 1996 Tito mengikuti pendidikan kedinasan PTIK dan lulus sebagai peserta terbaik. Pada tahun 1998 tawaran dari pemerintah New Zealand kepada Polri untuk program Sesko ia peroleh dan lulus sekaligus menyandang BA dalam bidang Strategic Studies, karena kerja sama Sesko New Zealand dengan Massey University, salah satu universitas ternama di negara itu. Pada tahun 2000, Tito mengikuti program penyamaan Sesko luar negeri di Sespimpol Lembang Bandung.
 
Setelah itu Tito banyak bertugas di jajaran reserse Polda Metro Jaya dan Sulawesi Selatan, serta Kapolres di Serang, Banten. Pada tahun 2005-2007 ia memimpin operasi kontra terorisme di Poso Sulawesi Tengah. 
 
Operasi ini sukses menangkap puluhan tersangka, mengungkap puluhan kasus kekerasan dan jaringan radikal yang beroperasi di sana. Pengalaman ini membuahkan buku "Indonesian Top Secret" terbitan Gramedia yang ditulis Tito dan rekan-rekannya dalam operasi tersebut. 
 
Pada tahun 2008, Tito mendapat beasiswa pada program PhD bidang Strategic Studies yang merupakan anak cabang dari disiplin ilmu Politik Internasional di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Nanyang Technological University (NTU) Singapura. NTU merupakan universitas yang masuk dalam kategori 100 universitas terbaik dunia dan 20 besar universitas terbaik di Asia. Sedangkan RSIS sendiri masuk dalam kategori 50 think-tank terbaik di dunia dan nomor 3 di Asia. 
 
Tertarik dengan dunia terorisme dan insurgensi, Tito menulis disertasi tentang Insurgensi Islamis yang masih belum banyak dieksplorasi dalam literatur Strategic Studies, dengan studi kasus gerakan al Jamaah al Islamiyyah. Pada bulan April 2013 ia berhasil mempertahankan disertasinya dan memperoleh gelar PhD dengan penghargaan 2nd Class Upper (setingkat Magna Cum Laude dengan GPA 4.25) pada 8 Mei 2013. Tahun 2011 Tito juga menyelesaikan pendidikan Lemhannasnya dengan predikat penerima Bintang Seroja lulusan terbaik. 
 
Tito tercatat pernah menjabat sebagai Kadensus 88 Anti Terorisme, Deputi Penindakan pada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kapolda Papua, Asisten Kapolri Bidang Perencanaan dan Anggaran, Kapolda Metro Jaya. Dan pada 13 Juli 2016, Jenderal bintang empat itu dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan