Jakarta: Ketua Badan Pengkajian MPR RI Bambang Sadono mengatakan, sosok pahlawan masa kini adalah siapa pun yang mau bekerja dan mau berjuang untuk kepentingan orang banyak secara ikhlas dan sukarela.
"Karena jika kategori pahlawan hanya yang wafat di dalam peperangan, maka makin lama makin sedikit pahlawannya. Semestinya malah di zaman seperti sekarang ini dibutuhkan banyak pahlawan. Masyarakat membutuhkan orang yang idealis, yang ikhlas, yang mau berjuang untuk masyarakat dan untuk kepentingan orang banyak,” ujar Bambang di Jakarta, Senin 13 November 2017.
Namun, lanjut Bambang, harapan tersebut ternyata menjadi sebuah ironi karena tidak masuk akal di zaman sekarang. Sebab, sekarang ini idealisme makin lama makin tipis dan makin lama makin hilang, contohnya idealisme di bidang ekonomi dan politik. Padahal di dua bidang tersebut kebutuhan akan sosok pahlawan sangatlah dibutuhkan.
"Masyarakat masih sangat membutuhkan pahlawan di bidang ekonomi karena sekarang ini kesenjangan antara yang kaya dan miskin masih sangat terasa dan perbedaannya jelas terlihat. Padahal konstitusi telah mengamanahkan agar perekonomian rakyat harus terwujud secara adil dan merata. Di bidang politik juga begitu. Idealisme makin tidak terlihat karena semua berjuang untuk kepentingannya dan kelompoknya masing-masing. Maka dari itu, sering dikatakan kita punya banyak sekali politikus, tapi miskin negarawan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, sejarawan JJ Rizal mengatakan, pahlawan sebenarnya adalah perwujudan nilai, yakni nilai-nilai yang terbaik, nilai-nilai yang dianggap sebagai kesejatian diri sebagai orang Indonesia.
"Yang selalu menjadi momok selama ini adalah dominasi definisi pahlawan yang selalu dikaitkan dengan urusan fisik, bukan lagi berjuang melalui buah pemikiran,” kata JJ Rizal.
Jakarta: Ketua Badan Pengkajian MPR RI Bambang Sadono mengatakan, sosok pahlawan masa kini adalah siapa pun yang mau bekerja dan mau berjuang untuk kepentingan orang banyak secara ikhlas dan sukarela.
"Karena jika kategori pahlawan hanya yang wafat di dalam peperangan, maka makin lama makin sedikit pahlawannya. Semestinya malah di zaman seperti sekarang ini dibutuhkan banyak pahlawan. Masyarakat membutuhkan orang yang idealis, yang ikhlas, yang mau berjuang untuk masyarakat dan untuk kepentingan orang banyak,” ujar Bambang di Jakarta, Senin 13 November 2017.
Namun, lanjut Bambang, harapan tersebut ternyata menjadi sebuah ironi karena tidak masuk akal di zaman sekarang. Sebab, sekarang ini idealisme makin lama makin tipis dan makin lama makin hilang, contohnya idealisme di bidang ekonomi dan politik. Padahal di dua bidang tersebut kebutuhan akan sosok pahlawan sangatlah dibutuhkan.
"Masyarakat masih sangat membutuhkan pahlawan di bidang ekonomi karena sekarang ini kesenjangan antara yang kaya dan miskin masih sangat terasa dan perbedaannya jelas terlihat. Padahal konstitusi telah mengamanahkan agar perekonomian rakyat harus terwujud secara adil dan merata. Di bidang politik juga begitu. Idealisme makin tidak terlihat karena semua berjuang untuk kepentingannya dan kelompoknya masing-masing. Maka dari itu, sering dikatakan kita punya banyak sekali politikus, tapi miskin negarawan,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, sejarawan JJ Rizal mengatakan, pahlawan sebenarnya adalah perwujudan nilai, yakni nilai-nilai yang terbaik, nilai-nilai yang dianggap sebagai kesejatian diri sebagai orang Indonesia.
"Yang selalu menjadi momok selama ini adalah dominasi definisi pahlawan yang selalu dikaitkan dengan urusan fisik, bukan lagi berjuang melalui buah pemikiran,” kata JJ Rizal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)