Jakarta: Seluruh puskesmas akan menggunakan rapid test antigen untuk mendiagnosis covid-19. Rapid test antigen dinilai lebih cepat dalam pelacakan kasus positif covid-19 di lingkungan desa atau kelurahan.
"Pada tingkat puskesmas kita akan mendistribusikan rapid test antigen, ini tentunya bisa langsung digunakan oleh teman-teman puskesmas untuk menegakkan diagnosis covid-19," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi Kementerian Kesehatan secara daring, Jumat, 5 Februari 2021.
Menurut Nadia, pelacakan kasus positif menggunakan swab test polymerase chain reaction (PCR) kurang cepat. Sebab, spesimen dari pemeriksaan PCR harus dikirim terlebih dahulu ke laboratorium.
"Kalau sekarang ini kan sudah bisa langsung (mendapat hasilnya di puskesmas) dengan pemeriksaan antigen ini," ucap dia.
Nadia mengatakan penggunaan rapid test antigen juga salah satu bagian pelaksanaan posko tangguh covid-19 dari pemerintah. Posko tangguh untuk menguatkan pencegahan dan pelacakan kasus.
"Kita tahu selama ini waktu kita melakukan pelacakan kasus kontak rata-rata antara 5-8 orang. Sementara ini harus ditingkatkan menjadi 15-20 orang," beber dia.
Baca: Bertambah 11.749, Total Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 1.134.854
Petunjuk teknis pelaksanaan posko tangguh covid-19 masih digodok. Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) tingkat kecamatan, yaitu Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babhinkamtibmas), untuk melaksanakan pelacakan dan pemantauan isolasi di tingkatan terkecil. Kementerian Kesehatan juga akan menggandeng tokoh masyarakat maupun tokoh agama setempat agar pelacakan kasus kontak berjalan efektif.
Jakarta: Seluruh puskesmas akan menggunakan
rapid test antigen untuk mendiagnosis covid-19.
Rapid test antigen dinilai lebih cepat dalam pelacakan kasus positif
covid-19 di lingkungan desa atau kelurahan.
"Pada tingkat puskesmas kita akan mendistribusikan
rapid test antigen, ini tentunya bisa langsung digunakan oleh teman-teman puskesmas untuk menegakkan diagnosis covid-19," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi
Kementerian Kesehatan secara daring, Jumat, 5 Februari 2021.
Menurut Nadia, pelacakan kasus positif menggunakan
swab test polymerase chain reaction (PCR) kurang cepat. Sebab, spesimen dari pemeriksaan PCR harus dikirim terlebih dahulu ke laboratorium.
"Kalau sekarang ini kan sudah bisa langsung (mendapat hasilnya di puskesmas) dengan pemeriksaan antigen ini," ucap dia.
Nadia mengatakan penggunaan
rapid test antigen juga salah satu bagian pelaksanaan posko tangguh covid-19 dari pemerintah. Posko tangguh untuk menguatkan pencegahan dan pelacakan kasus.
"Kita tahu selama ini waktu kita melakukan pelacakan kasus kontak rata-rata antara 5-8 orang. Sementara ini harus ditingkatkan menjadi 15-20 orang," beber dia.
Baca: Bertambah 11.749, Total Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 1.134.854
Petunjuk teknis pelaksanaan posko tangguh covid-19 masih digodok. Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) tingkat kecamatan, yaitu Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babhinkamtibmas), untuk melaksanakan pelacakan dan pemantauan isolasi di tingkatan terkecil. Kementerian Kesehatan juga akan menggandeng tokoh masyarakat maupun tokoh agama setempat agar pelacakan kasus kontak berjalan efektif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)