Jakarta: Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih menyampaikan, pasien covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri (isoman) padahal ia bergejala sedang ke atas memiliki risiko kematian paling besar.
"Yang berisiko mengalami keburukan dan meningkatkan angka kematian itu sebenarnya pasien yang harusnya dirawat di rumah sakit (RS), tapi RS penuh dan tidak dapat kamar. Maka terpaksa pulang dan dirawat di rumah," ucap Daeng, Sabtu, 24 Juli 2021.
Ia menyampaikan, kriteria pasien yang harus Isoman adalah para orang tanpa gejala (OTG) dan yang bergejala ringan. Sementara pasien dengan gejala berat, seperti sesak napas dan saturasi oksigen di bawah 90, wajib dirujuk ke rumah sakit.
"Kalau dirawat, angka kesembuhannya tinggi. Sebaliknya, kalau tidak dirawat, atau bahkan telat melakukan perawatan di rumah sakit, itu risikonya tinggi," papar Daeng.
Mengingat banyak kejadian pasien yang tidak kebagian rumah sakit, kata Daeng, pihaknya telah mendorong Kementerian Kesehatan untuk segera membuka shelter perawatan tambahan. Sehingga, pasien yang tidak tertampung di RS masih bisa mendapat fasilitas perawatan medis. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih menyampaikan, pasien covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri (isoman) padahal ia bergejala sedang ke atas memiliki risiko kematian paling besar.
"Yang berisiko mengalami keburukan dan meningkatkan angka kematian itu sebenarnya pasien yang harusnya dirawat di rumah sakit (RS), tapi RS penuh dan tidak dapat kamar. Maka terpaksa pulang dan dirawat di rumah," ucap Daeng, Sabtu, 24 Juli 2021.
Ia menyampaikan, kriteria pasien yang harus Isoman adalah para orang tanpa gejala (OTG) dan yang bergejala ringan. Sementara pasien dengan gejala berat, seperti sesak napas dan saturasi oksigen di bawah 90, wajib dirujuk ke rumah sakit.
"Kalau dirawat, angka kesembuhannya tinggi. Sebaliknya, kalau tidak dirawat, atau bahkan telat melakukan perawatan di rumah sakit, itu risikonya tinggi," papar Daeng.
Mengingat banyak kejadian pasien yang tidak kebagian rumah sakit, kata Daeng, pihaknya telah mendorong Kementerian Kesehatan untuk segera membuka shelter perawatan tambahan. Sehingga, pasien yang tidak tertampung di RS masih bisa mendapat fasilitas perawatan medis. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)