“Kesiapsiagaan bencana sudah dilakukan baik secara personel maupun peralatan. Seluruh masyarakat, stakeholder, pemerintah, dan swasta dilibatkan dalam satu sistem sehingga bencana dapat dihadapi saat terjadi," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatra Selatan, Achmad Rizwan, melalui keterangan tertulis, Sabtu, 27 November 2021.
Selain itu, pihaknya juga memeberi sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Sehingga, mitigasi bencana bisa dilakukan juga oleh pihak yang terdampak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Agar mereka sadar dan mengetahui bagaimana tindakan saat bencana terjadi," kata Achmad.
Baca: BMKG: Musim Hujan di Indonesia Belum Mencapai Puncak
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Fachri Radjab, mengatakan potensi bencana alam selalu ada sepanjang tahun di Indonesia. Bencana hidrometeorologi merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia, persentasenya mencapai 98 persen.
Pada musim penghujan, kata Fachri, terdapat potensi berbagai bencana, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor. Pada peralihan musim, terjadi hujan lebat serta puting beliung.
Sedangkan pada musim kemarau, dapat terjadi kebakaran lahan. Sebagian besar wilayah Indonesia memasuki periode musim penghujan, dengan puncaknya diperkirakan pada Januari-Februari tahun depan.
“Tahun ini dan tahun lalu tantangannya makin besar karena berada di masa pandemi. tentu langkah- langkah harus lebih cermat,” tegas Fachri.
Ia menjelaskan area pengungsian harus dikondisikan dengan penerapan prokes. Selain itu, kegiatan evakuasi dan penyelamatan warga terdampak harus dipastikan menerapkan prokes secara ketat.