Jakarta: Kementerian Agama mencatat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan selama dua pekan pemberangkatan jemaah haji Indonesia. Sampai 26 Mei, ada 60 kelompok terbang (kloter) yang terlambat.
“Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47 persen,” ungkap Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie dalam keterangannya.
Pemberangkatan jemaah haji sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024. Sejauh ini, sebanyak 152 kloter berangkat dengan maskapai Garuda Indonesia. Sedangkan 132 kloter lainnya menggunakan Saudia Airlines.
“Sementara Saudia Airlines, dari 132 kloter, ada 16 kloter yang mengalami keterlambatan atau sekitar 11,85%,” ujarnya.
Anna menyebutkan, keterlambatan paling parah dialami oleh jemaah haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat ada kerusakan mesin pesawat. Keterlambatan ini berdampak pada perubahan jadwal SOC 43 yang bergeser hingga 17 jam dari jadwal.
“Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jemaah makin kelelahan,” jelas Anna.
Total ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam dan tujuh kloter terlambat di atas dua jam. Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama Embarkasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit.
Anna mengatakan, proses evaluasi atas ontime performance Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan terus dilakukan setiap pekan. Saat ini, tahap pemberangkatan jemaah memasuki musim puncak atau peak season.
“Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan,” pinta Anna.
Jakarta:
Kementerian Agama mencatat
Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan selama dua pekan pemberangkatan jemaah
haji Indonesia. Sampai 26 Mei, ada 60 kelompok terbang (kloter) yang terlambat.
“Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47 persen,” ungkap Juru Bicara Kementerian Agama Anna Hasbie dalam keterangannya.
Pemberangkatan jemaah haji sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024. Sejauh ini, sebanyak 152 kloter berangkat dengan maskapai Garuda Indonesia. Sedangkan 132 kloter lainnya menggunakan Saudia Airlines.
“Sementara Saudia Airlines, dari 132 kloter, ada 16 kloter yang mengalami keterlambatan atau sekitar 11,85%,” ujarnya.
Anna menyebutkan, keterlambatan paling parah dialami oleh jemaah haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat ada kerusakan mesin pesawat. Keterlambatan ini berdampak pada perubahan jadwal SOC 43 yang bergeser hingga 17 jam dari jadwal.
“Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jemaah makin kelelahan,” jelas Anna.
Total ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam dan tujuh kloter terlambat di atas dua jam. Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama Embarkasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit.
Anna mengatakan, proses evaluasi atas ontime performance Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan terus dilakukan setiap pekan. Saat ini, tahap pemberangkatan jemaah memasuki musim puncak atau peak season.
“Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan,” pinta Anna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)