medcom.id, Jakarta: Aiptu Dody Maryadi, 48, salah seorang anggota polisi yang patut diacungi jempol. Nama dan wajahnya mungkin tidak begitu populer seperti 'polisi ganteng'.
Tapi, usahanya menyelematkan korban serangan teroris di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, sangat luar biasa. Dody adalah polisi yang mengendalikan mobil polisi di persimpangan Jalan M.H. Thamrin.
Saat bom meledak, Dody sedang bertugas di Markas Polsek Menteng. Ia mengetahui bom meledak di Pos Polisi dari handy talkie. "Ledakan, ledakan, ledakan," ujar Dody menirukan suara di handy talkie.
Bom meledak di Pos Polisi. Foto: Agus Mulyawan
Dalam pikiran anggota Polres Jakarta Pusat ini, ada banyak korban di perempatan Jalan M.H. Thamrin. Dody langsung meluncur ke lokasi kejadian mengendarai mobil dinas.
Rotator dan sirine ia nyalakan. Tak sampai lima menit, ia sampai di perempatan Jalan M.H. Thamrin. Dody berusaha mengamankan warga agar tidak mendekati Pos Polisi, lokasi ledakan bom pertama antara pukul 10.40 hingga 10.50 WIB.
"Di situ sudah ada yang tergeletak. Ada yang tengkurap, ada yang bertumpuk tiga," cerita Dody dalam program talk show Mata Najwa di Metro TV, Rabu (20/1/2016).
Polisi yang ramai dibicarakan di media sosial. Antara Foto
Di tengah kepanikan, Dody mendapat perintah dari Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin agar menyelamatkan korban di gerai kopi Starbucks di Gedung Djakarta Theater. "Siap komendan, saya laksanakan."
Dody lantas menghidupkan mobil dinas polisi Ford Ranger warna putih untuk ke Starbucks. Baru saja menyalakan mesin mobil, ia mendengar suara tembakan beberapa kali. Seketika, masyarakat yang berkerumun di lokasi kejadian berlarian.
Seorang pria tergeletak di tengah jalan. Belakangan, korban diketahui bernama Rais. Menurut Dody, suasana saat itu sangat kacau. Ia tidak tahu lagi mana kawan mana lawan.
Rais tergeletak di tengah jalan. AFP
Dody tetap fokus mengambil korban di Starbucks sesuai perintah Martuani. Mobil yang disopiri Dody melaju pelan.
Setelah lampu lalu lintas di depan Starbucks, tiba-tiba dari balik pohon keluar sesorang sambil menenteng senjata. Dody curiga pria itu kawan atau lawan, tapi tetap mengantisipasi.
"Dia mendekat (ke Dody) dan langsung menembak," kata Dody. Kaca mobil Dody dalam keadaan sedikit tertutup.
Peluru dari senjata teroris mengenai kaca mobil lalu menyerempet perut Dody. "Alhamdulillah saya masih dilindungi Yang Maha Kuasa," ujar dia.
Gerai Starbucks di gedung Djakarta Theater jadi sasaran teroris. Antara Foto
Polisi lalu lintas itu sadar jiwanya terancam. Ia tidak bisa melawan karena tidak dipersenjatai. Dody langsung tancap gas ke arah Jalan Kebon Sirih Raya dalam keadaan terluka.
"Sampai Kebon Sirih, saya baru minta bantuan teman-teman," kata Dody. Ia lantas dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta Pusat.
medcom.id, Jakarta: Aiptu Dody Maryadi, 48, salah seorang anggota polisi yang patut diacungi jempol. Nama dan wajahnya mungkin tidak begitu populer seperti 'polisi ganteng'.
Tapi, usahanya menyelematkan korban serangan teroris di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, sangat luar biasa. Dody adalah polisi yang mengendalikan mobil polisi di persimpangan Jalan M.H. Thamrin.
Saat bom meledak, Dody sedang bertugas di Markas Polsek Menteng. Ia mengetahui bom meledak di Pos Polisi dari handy talkie. "Ledakan, ledakan, ledakan," ujar Dody menirukan suara di handy talkie.
Bom meledak di Pos Polisi. Foto: Agus Mulyawan
Dalam pikiran anggota Polres Jakarta Pusat ini, ada banyak korban di perempatan Jalan M.H. Thamrin. Dody langsung meluncur ke lokasi kejadian mengendarai mobil dinas.
Rotator dan sirine ia nyalakan. Tak sampai lima menit, ia sampai di perempatan Jalan M.H. Thamrin. Dody berusaha mengamankan warga agar tidak mendekati Pos Polisi, lokasi ledakan bom pertama antara pukul 10.40 hingga 10.50 WIB.
"Di situ sudah ada yang tergeletak. Ada yang tengkurap, ada yang bertumpuk tiga," cerita Dody dalam program talk show
Mata Najwa di Metro TV, Rabu (20/1/2016).
Polisi yang ramai dibicarakan di media sosial. Antara Foto
Di tengah kepanikan, Dody mendapat perintah dari Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin agar menyelamatkan korban di gerai kopi Starbucks di Gedung Djakarta Theater. "Siap komendan, saya laksanakan."
Dody lantas menghidupkan mobil dinas polisi Ford Ranger warna putih untuk ke Starbucks. Baru saja menyalakan mesin mobil, ia mendengar suara tembakan beberapa kali. Seketika, masyarakat yang berkerumun di lokasi kejadian berlarian.
Seorang pria tergeletak di tengah jalan. Belakangan, korban diketahui bernama Rais. Menurut Dody, suasana saat itu sangat kacau. Ia tidak tahu lagi mana kawan mana lawan.
Rais tergeletak di tengah jalan. AFP
Dody tetap fokus mengambil korban di Starbucks sesuai perintah Martuani. Mobil yang disopiri Dody melaju pelan.
Setelah lampu lalu lintas di depan Starbucks, tiba-tiba dari balik pohon keluar sesorang sambil menenteng senjata. Dody curiga pria itu kawan atau lawan, tapi tetap mengantisipasi.
"Dia mendekat (ke Dody) dan langsung menembak," kata Dody. Kaca mobil Dody dalam keadaan sedikit tertutup.
Peluru dari senjata teroris mengenai kaca mobil lalu menyerempet perut Dody. "Alhamdulillah saya masih dilindungi Yang Maha Kuasa," ujar dia.
Gerai Starbucks di gedung Djakarta Theater jadi sasaran teroris. Antara Foto
Polisi lalu lintas itu sadar jiwanya terancam. Ia tidak bisa melawan karena tidak dipersenjatai. Dody langsung tancap gas ke arah Jalan Kebon Sirih Raya dalam keadaan terluka.
"Sampai Kebon Sirih, saya baru minta bantuan teman-teman," kata Dody. Ia lantas dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta Pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)