Ilustrasi. Foto: dok.MI
Ilustrasi. Foto: dok.MI

Ombudsman Temukan Dugaan Penimbunan Minyak Goreng

Fetry Wuryasti • 08 Februari 2022 17:36
Jakarta: Ombudsman RI menemukan penyebab kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng di pasaran. Temuan tersebut berdasarkan informasi data yang terhimpun di 34 provinsi.
 
Pertama, adanya dugaan penimbunan minyak goreng. Kedua, perilaku permainan pengalihan minyak goreng ritel modern ke pasar tradisional. Lalu, perilaku pembelian secara berlebihan atau panic buying.
 
"Kami harap ketiga hal ini kemudian hari bisa ditanggulangi," kata Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika dalam diskusi Menjamin Ketersediaan Minyak Goreng, dilansir Media Indonesia, Selasa, 8 Februari 2022.

Baca: Huru-hara Harga Minyak Goreng
 
Terkait penimbunan, Ombudsman meminta satgas pangan melakukan tindakan tegas. Sebab, aksi penimbunan minyak goreng apabila tidak segera ditindak sangat meresahkan.
 
"Satgas pangan harus bergerak cepat. Ini perlu ketegasan," kata Yeka.
 
Ombudsman juga mencium adanya permainan dari pasar ritel modern yang menjual minyak goreng ke pasar tradisional. Yeka menerangkan minyak goreng di pasar ritel modern seperti dibuat langka.
 
"Ada oknum dari pasar modern yang menawarkan pelaku pasar tradisional untuk membeli harga pasar modern," jelas dia.
 
Pihaknya menduga ada ritel modern yang menjual minyak goreng di atas harga yang ditetapkan. Harga jual minyak goreng di pasar ritel modern yang seharga Rp14 ribu per liter dijual ke pasar tradisional atau ke toko-toko dengan harga Rp 15 ribu hingga Rp16 ribu per liter.
 
"Ya tentu masyarakat mau datang ke pasar modern, tapi tidak semua punya akses. Kalaupun ada akses, minyaknya tidak ada," kata Yeka..
 
Sedangkan panic buying, sering terjadi di masyarakat secara berulang. Hal ini semestinya bisa diantisipasi.
 
"Kami harap tiga hal ini di kemudian hari bisa dihilangkan. Pertanyaannya bagaimana pemerintah berikan pelayanan ke masyarakat dengan harga eceran tertinggi (HET) ini, sejauh mana kemampuannya," kata Yeka.
 
Dia mengingatkan kelangkaan minyak goreng harus segera diantisipasi. Apalagi, sebentar lagi Ramadan dan dipastikan permintaan semakin tinggi.
 
"Saya pikir penting dipahami dan kira-kira ke depan kalau ini disebut drama akhirnya sampai mana. Karena sebentar lagi Ramadan dan bulan-bulan di Rajab konsumsi pangan meningkat, hari raya Idulfitri dan nanti kenaikan harga sedikitpun akan jadi perhatian," tutur Yeka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan