medcom.id, Jakarta: Sabar Gorky tak pernah menyangka, perjalanan kereta api sepulang mendaki Gunung Gede dari Bandung menuju Solo menjadi titik balik kehidupannya. Di daerah Karawang, ia terjatuh dari kereta dan harus merelakan kaki kanannya diamputasi.
"Memang harus diamputasi, karena saat itu kakinya sudah hancur, tidak bisa diselamatkan," kata Gorky kepada Metrotvnews.com di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Selasa 22 Agustus 2017.
Perubahan status sebagai tunadaksa sempat membuat Gorky berpikir mustahil kembali naik gunung. Padahal, hobi ini sudah dilakoninya sejak 1986. Namun, ejekan dan ajakan teman-temannya membuat harapan itu kembali.
"Saya sempat diejek dan diracuni teman-teman saya. Mereka bilang kalau mental kamu jadi, maka jadi, kalau mental hancur, maka hancur (hidupnya). Akhirnya tergugah naik gunung sampai sekarang," ujarnya.
Baca: Sabar Gorky & Tim Ekspedisi Indonesia Akan Taklukkan Gunung Aconcagua
Keinginan Gorky membuat orang tuanya khawatir. Mereka ragu Gorky mampu menaklukkan gunung tinggi dengan satu kaki. Setelah melihat kegigihannya, keluarga pun melihat tujuan positif aktivitas yang dipilih dan mendukung penuh hal tersebut meski risikonya tak main-main.
Tujuh Puncak Dunia
Impian Gorky tak sederhana, ia berniat menaklukkan puncak gunung-gunung tertinggi di dunia. Dalam istilah para pecinta alam, hal ini dikenal sebagai Seven Summits, tujuh puncak tertinggi di tujuh benua berbeda. Perlahan namun pasti, Gorky mewujudkan mimpi tersebut.
Dengan satu kaki, Gorky sudah mendaki empat dari tujuh gunung pada 2011 hingga 2016. "Saya ingin bersahabat dengan tujuh puncak tinggi dunia sebagai tunadaksa yang mendaki itu. Sekarang baru empat gunung yang didaki," ucapnya.
Empat gunung tersebut adalah Gunung Elburs di Rusia dengan ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Carstenzs di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl, Gunung Kilimanjaro di Tanzania setinggi 5.895 mdpl, dan Gunung Akonkagua di Argentina setinggi 6.962 mdpl.
Dari keempat gunung tersebut, menurut Gorky Gunung Carstenzs paling menguji ketahannya. Di tahun 2015, ia pun berhasil menaklukkan tebing menjulang setinggi 900 meter dan batuan laut yang keras di gunung tersebut.
Di Indonesia sendiri, sekitar 20 gunung telah ia daki. Namun, mimpinya masih panjang. Tahun ini, Gorky berencana kembali mendaki puncak tinggi dunia, termasuk Puncak Everest di Pegunungan Himalaya.
"Tapi berikutnya kembali ke Cartenz lagi, Oktober, dan ke Gunung Vincent, Desember. Mudah-mudahan tercapai, saya manusia punya keinginan tapi itu rencana Tuhan," ungkapnya.
Ikon Prestasi
Kegigihannya membuat Gorky mendulang berbagai prestasi. Yang terbaru, Gorky didaulat sebagai satu dari 72 ikon prestasi dalam Festival Prestasi Indonesia yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
"Saya tidak tahu tiba-tiba dipilih jadi ikon. Saya senang sekali sebagai tunadaksa yang diperbolehkan dan dimintai sebagai ikon, saya bersedia," kata Gorky menjelaskan perasaannya sebagai Ikon Prestasi.
Gorky berharap terpilihnya ia sebagai ikon bisa turut menginspirasi generasi muda, utamanya yang menyandang disabilitas bahwa kekurangan bukan penghalang. Kunci kesuksesan bagi Gorky adalah niat, latihan, dan ketekunan.
Tak hanya menjadi ikon prestasi, pada 2009 Gorky pernah menjuarai kompetensi panjat tebing penyandang tunadaksa se-Asia Tenggara di Korea Selatan. Sementara pada 2012, ia meraih peringkat empat besar dunia dalam World Championship Difable Climbing Competition di Paris, Perancis.
medcom.id, Jakarta: Sabar Gorky tak pernah menyangka, perjalanan kereta api sepulang mendaki Gunung Gede dari Bandung menuju Solo menjadi titik balik kehidupannya. Di daerah Karawang, ia terjatuh dari kereta dan harus merelakan kaki kanannya diamputasi.
"Memang harus diamputasi, karena saat itu kakinya sudah hancur, tidak bisa diselamatkan," kata Gorky kepada
Metrotvnews.com di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Selasa 22 Agustus 2017.
Perubahan status sebagai tunadaksa sempat membuat Gorky berpikir mustahil kembali naik gunung. Padahal, hobi ini sudah dilakoninya sejak 1986. Namun, ejekan dan ajakan teman-temannya membuat harapan itu kembali.
"Saya sempat diejek dan diracuni teman-teman saya. Mereka bilang kalau mental kamu jadi, maka jadi, kalau mental hancur, maka hancur (hidupnya). Akhirnya tergugah naik gunung sampai sekarang," ujarnya.
Baca:
Sabar Gorky & Tim Ekspedisi Indonesia Akan Taklukkan Gunung Aconcagua
Keinginan Gorky membuat orang tuanya khawatir. Mereka ragu Gorky mampu menaklukkan gunung tinggi dengan satu kaki. Setelah melihat kegigihannya, keluarga pun melihat tujuan positif aktivitas yang dipilih dan mendukung penuh hal tersebut meski risikonya tak main-main.
Tujuh Puncak Dunia
Impian Gorky tak sederhana, ia berniat menaklukkan puncak gunung-gunung tertinggi di dunia. Dalam istilah para pecinta alam, hal ini dikenal sebagai Seven Summits, tujuh puncak tertinggi di tujuh benua berbeda. Perlahan namun pasti, Gorky mewujudkan mimpi tersebut.
Dengan satu kaki, Gorky sudah mendaki empat dari tujuh gunung pada 2011 hingga 2016. "Saya ingin bersahabat dengan tujuh puncak tinggi dunia sebagai tunadaksa yang mendaki itu. Sekarang baru empat gunung yang didaki," ucapnya.
Empat gunung tersebut adalah Gunung Elburs di Rusia dengan ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Carstenzs di Papua dengan ketinggian 4.884 mdpl, Gunung Kilimanjaro di Tanzania setinggi 5.895 mdpl, dan Gunung Akonkagua di Argentina setinggi 6.962 mdpl.
Dari keempat gunung tersebut, menurut Gorky Gunung Carstenzs paling menguji ketahannya. Di tahun 2015, ia pun berhasil menaklukkan tebing menjulang setinggi 900 meter dan batuan laut yang keras di gunung tersebut.
Di Indonesia sendiri, sekitar 20 gunung telah ia daki. Namun, mimpinya masih panjang. Tahun ini, Gorky berencana kembali mendaki puncak tinggi dunia, termasuk Puncak Everest di Pegunungan Himalaya.
"Tapi berikutnya kembali ke Cartenz lagi, Oktober, dan ke Gunung Vincent, Desember. Mudah-mudahan tercapai, saya manusia punya keinginan tapi itu rencana Tuhan," ungkapnya.
Ikon Prestasi
Kegigihannya membuat Gorky mendulang berbagai prestasi. Yang terbaru, Gorky didaulat sebagai satu dari 72 ikon prestasi dalam Festival Prestasi Indonesia yang diselenggarakan oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
"Saya tidak tahu tiba-tiba dipilih jadi ikon. Saya senang sekali sebagai tunadaksa yang diperbolehkan dan dimintai sebagai ikon, saya bersedia," kata Gorky menjelaskan perasaannya sebagai Ikon Prestasi.
Gorky berharap terpilihnya ia sebagai ikon bisa turut menginspirasi generasi muda, utamanya yang menyandang disabilitas bahwa kekurangan bukan penghalang. Kunci kesuksesan bagi Gorky adalah niat, latihan, dan ketekunan.
Tak hanya menjadi ikon prestasi, pada 2009 Gorky pernah menjuarai kompetensi panjat tebing penyandang tunadaksa se-Asia Tenggara di Korea Selatan. Sementara pada 2012, ia meraih peringkat empat besar dunia dalam World Championship Difable Climbing Competition di Paris, Perancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)