medcom.id, Jakarta: Pemerintah harus mempersiapkan langkah antisipatif atas keberhasilan dua sandera Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil kabur dari sekapan kelompok Abu Sayaf di Filipina.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar, Sabtu (20/8/2016).
"Kita bersyukur dua orang sandera WNI berhasil kabur dari sekapan kelompok Abu Sayyaf. Namun, kejadian tersebut dikhawatirkan akan membuat kelompok Abu Sayyaf melakukan respons yang tidak diharapkan terhadap sandera yang masih tersisa. Karenanya, pemerintah harus segera bertindak dan merespons cepat," ucap Rofi Munawar dalam keterangan tertulisnya.
Rofi menyadari, langkah pembebasan sandera tidaklah mudah, karena harus menghadapi teritori yang sulit dan adanya kendala diplomasi. Tapi dari apa yang berkembang hingga saat ini progress yang dihasilkan belum memuaskan. Perlu ada usaha yang lebih intensif membuka jalur nonformal dan memberdayakan jejaring yang ada. Selain itu, operasi intelijen dan membuka opsi infiltrasi militer segera.
"Dengan keberhasilan dua orang sandera lolos dari sekapan kelompok Abu Sayyaf, sesungguhnya menjadi peluang bagi Pemerintah Filipina dan Indonesia melakukan langkah-langkah pembebasan yang lebih terukur. Informasi bisa didapatkan lebih mudah," kata dia.
Rofi menambahkan, Pemerintah tidak bisa hanya menunggu kejutan-kejutan peristiwa atas penyanderaan yang saat ini masih terjadi. Dengan kejadian ini, seharusnya Pemerintah Filipina membuka jalur yang lebih lunak untuk mengikutsertakan militer Indonesia.
medcom.id, Jakarta: Pemerintah harus mempersiapkan langkah antisipatif atas keberhasilan dua sandera Warga Negara Indonesia (WNI) yang berhasil kabur dari sekapan kelompok Abu Sayaf di Filipina.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rofi Munawar, Sabtu (20/8/2016).
"Kita bersyukur dua orang sandera WNI berhasil kabur dari sekapan kelompok Abu Sayyaf. Namun, kejadian tersebut dikhawatirkan akan membuat kelompok Abu Sayyaf melakukan respons yang tidak diharapkan terhadap sandera yang masih tersisa. Karenanya, pemerintah harus segera bertindak dan merespons cepat," ucap Rofi Munawar dalam keterangan tertulisnya.
Rofi menyadari, langkah pembebasan sandera tidaklah mudah, karena harus menghadapi teritori yang sulit dan adanya kendala diplomasi. Tapi dari apa yang berkembang hingga saat ini progress yang dihasilkan belum memuaskan. Perlu ada usaha yang lebih intensif membuka jalur nonformal dan memberdayakan jejaring yang ada. Selain itu, operasi intelijen dan membuka opsi infiltrasi militer segera.
"Dengan keberhasilan dua orang sandera lolos dari sekapan kelompok Abu Sayyaf, sesungguhnya menjadi peluang bagi Pemerintah Filipina dan Indonesia melakukan langkah-langkah pembebasan yang lebih terukur. Informasi bisa didapatkan lebih mudah," kata dia.
Rofi menambahkan, Pemerintah tidak bisa hanya menunggu kejutan-kejutan peristiwa atas penyanderaan yang saat ini masih terjadi. Dengan kejadian ini, seharusnya Pemerintah Filipina membuka jalur yang lebih lunak untuk mengikutsertakan militer Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)