medcom.id, Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama empat perbankan dalam negeri menyalurkan fasilitas kredit sebesar Rp1,236 triliun kepada PT Perkebunan Nusantara XII (persero). Keempat bank itu, antara lain PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbj, Indonesia Eximbank (LPEI), Bank Jatim (Jawa Timur), dan Bank Jateng (Jawa Tengah).
Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam di Jakarta, Rabu (27/8/2014), mengatakan dana pinjaman itu untuk pembangunan pabrik gula terpadu sebesar Rp1,5 triliun di Desa Karangharjo, Jawa timur.
"Jangka waktu kredit selama 10 tahun," katanya dalam acara penandatanganan perjanjian kredit sindikasi Industri Gula Glenmore di Kementerian BUMN.
Menurutnya, penyaluran kredit sebesar Rp1,236 triliun atau setara 80% untuk investasi pembangunan pabrik gula terpadu. Sisanya dari kas internal PTPN XII sebesar Rp309,15 miliar atau setara 90% dan PTPN XI senilai Rp30,81 miliar atau 10%.
Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri menuturkan, dana kredit akan dialokasikan untuk pembelian mesin produksi.
Ia mengungkapkan pabrik gula terpadu memiliki kapasitas sebanyak 6.000 per hari (TTH). Pengembangan akan mencapai 8.000 TTH. Pabrik tersebut akan beroperasi pada April 2016.
Hasil produksi pabrik gula terpadu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gula nasional. Saat ini defisit mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Pemenuhan kebutuhan gula nasional hanya bisa dipenuhi bila BUMN membangun 10 pabrik gula terpadu.
Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp5.200. Sementara harga pasaran mencapai Rp8.500. Selisih tersebut akan mempercepat pengembalian pinjaman kepada perbankan.
Irwan mengungkapkan tahapan pembangunan pabrik gula terpadu mencapai 20,6% pada 27 Agustus.
Adapun, pabrik gula terpadu terdiri dari pabrik gula (PG), pembangkit tenaga listrik (Co-Gen), dan pabrik pupuk organik (PGO). Fasilitas itu terintegrasi dengan sistem kendali otomatis. Lalu pengembangan untuk pembangunan pabrik bioetanol.
Pembangunan pabrik gula terpadu Glenmore diprakarsai konsorsium PTPN XII, PTPN III, PTPN XI. Konsorsium ini dibentuk berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S.684/MBU/2012 pada 28 November lalu.
Berdasarkan risalah keputusan RUPS LB PT Industri Gula Glenmore 19 Agustus 2013, dilakukan pengalihan kepemilikan saham PTPN III di perusahaan sebanyak 60% ke PTPN XII, sehingga PTPN XII menjadi pemegang saham mayoritas, dan PTPN XI sekitar 10%.
Kontraktor pelaksana EPCC ditunjuk konsorsium PT Rekayasa Industri Persero dan PT Waltes Energi Nusantara. Konsultan konstruksi dipercayakan kepada KSO PT Indah Karya-PT Pasadena Engineering Indonesia.
Studi kelayakan (feasibility study) untuk pembangunan pabrik gula terpadu dilaksanakan PT Indocode Surya Surabaya. Lalu kajian AMDAL oleh Environmental Consultans Mitra Hijau Indonesia Surabaya. Serta konsultan teknis dan administrasi pengadaan oleh BPPT Jakarta. ()
medcom.id, Jakarta: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama empat perbankan dalam negeri menyalurkan fasilitas kredit sebesar Rp1,236 triliun kepada PT Perkebunan Nusantara XII (persero). Keempat bank itu, antara lain PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbj, Indonesia Eximbank (LPEI), Bank Jatim (Jawa Timur), dan Bank Jateng (Jawa Tengah).
Direktur Bisnis Kelembagaan BRI Asmawi Syam di Jakarta, Rabu (27/8/2014), mengatakan dana pinjaman itu untuk pembangunan pabrik gula terpadu sebesar Rp1,5 triliun di Desa Karangharjo, Jawa timur.
"Jangka waktu kredit selama 10 tahun," katanya dalam acara penandatanganan perjanjian kredit sindikasi Industri Gula Glenmore di Kementerian BUMN.
Menurutnya, penyaluran kredit sebesar Rp1,236 triliun atau setara 80% untuk investasi pembangunan pabrik gula terpadu. Sisanya dari kas internal PTPN XII sebesar Rp309,15 miliar atau setara 90% dan PTPN XI senilai Rp30,81 miliar atau 10%.
Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri menuturkan, dana kredit akan dialokasikan untuk pembelian mesin produksi.
Ia mengungkapkan pabrik gula terpadu memiliki kapasitas sebanyak 6.000 per hari (TTH). Pengembangan akan mencapai 8.000 TTH. Pabrik tersebut akan beroperasi pada April 2016.
Hasil produksi pabrik gula terpadu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gula nasional. Saat ini defisit mencapai 1,5 juta ton per tahun.
Pemenuhan kebutuhan gula nasional hanya bisa dipenuhi bila BUMN membangun 10 pabrik gula terpadu.
Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp5.200. Sementara harga pasaran mencapai Rp8.500. Selisih tersebut akan mempercepat pengembalian pinjaman kepada perbankan.
Irwan mengungkapkan tahapan pembangunan pabrik gula terpadu mencapai 20,6% pada 27 Agustus.
Adapun, pabrik gula terpadu terdiri dari pabrik gula (PG), pembangkit tenaga listrik (Co-Gen), dan pabrik pupuk organik (PGO). Fasilitas itu terintegrasi dengan sistem kendali otomatis. Lalu pengembangan untuk pembangunan pabrik bioetanol.
Pembangunan pabrik gula terpadu Glenmore diprakarsai konsorsium PTPN XII, PTPN III, PTPN XI. Konsorsium ini dibentuk berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S.684/MBU/2012 pada 28 November lalu.
Berdasarkan risalah keputusan RUPS LB PT Industri Gula Glenmore 19 Agustus 2013, dilakukan pengalihan kepemilikan saham PTPN III di perusahaan sebanyak 60% ke PTPN XII, sehingga PTPN XII menjadi pemegang saham mayoritas, dan PTPN XI sekitar 10%.
Kontraktor pelaksana EPCC ditunjuk konsorsium PT Rekayasa Industri Persero dan PT Waltes Energi Nusantara. Konsultan konstruksi dipercayakan kepada KSO PT Indah Karya-PT Pasadena Engineering Indonesia.
Studi kelayakan (
feasibility study) untuk pembangunan pabrik gula terpadu dilaksanakan PT Indocode Surya Surabaya. Lalu kajian AMDAL oleh
Environmental Consultans Mitra Hijau Indonesia Surabaya. Serta konsultan teknis dan administrasi pengadaan oleh BPPT Jakarta. ()
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HNR)