medcom.id, Jakarta: Saling sindir antar menteri kabinet kembali berulang. Menjelang Lebaran, Kementerian Pertanian menyindir Kementerian Perdagangan lantaran impor sejumlah barang dibuka lebar, salah satunya daging sapi.
Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, Kemendag memberi kebebasan terkait kuota impor daging sapi. "Yang jelas saat ini kebijakan tentang volume impor itu ada di Kemendag. Artinya sepenuhnya ada di Kemendag. Faktanya sekarang dilepas total volumenya harga enggak turun, berarti ada masalah," ujar Suwono usai Rapat Koordinasi MP3EI di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014).
Suswono menjelaskan, Kemendag berharap kebijakan tanpa batasan volume impor daging sapi dapat mengontrol dan mengendalikan harga. "Artinya ada kebebasan dari perdagangan untuk mengatur. Jadi mungkin lebih detailnya ya kalau menyangkut harga (diserahkan) perdaganganlah," kata Suswono.
Suswono menegaskan, saat ini pihaknya membutuhkan dukungan transportasi yang memudahkan distribusi di beberapa daerah sentra daging sapi. Agar harga mampu bersaing sampai di Jakarta. Masalah ini belum terselesaikan.
"Kami lebih menginginkan dukungan transportasi. Karena sebetulnya ada beberapa potensi di beberapa kepulauan seperti NTB, NTT atau kepulauan di Sulawesi agar menjadikannya bisa bersaing sampai di Jakarta," kata Suswono.
medcom.id, Jakarta: Saling sindir antar menteri kabinet kembali berulang. Menjelang Lebaran, Kementerian Pertanian menyindir Kementerian Perdagangan lantaran impor sejumlah barang dibuka lebar, salah satunya daging sapi.
Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, Kemendag memberi kebebasan terkait kuota impor daging sapi. "Yang jelas saat ini kebijakan tentang volume impor itu ada di Kemendag. Artinya sepenuhnya ada di Kemendag. Faktanya sekarang dilepas total volumenya harga enggak turun, berarti ada masalah," ujar Suwono usai Rapat Koordinasi MP3EI di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014).
Suswono menjelaskan, Kemendag berharap kebijakan tanpa batasan volume impor daging sapi dapat mengontrol dan mengendalikan harga. "Artinya ada kebebasan dari perdagangan untuk mengatur. Jadi mungkin lebih detailnya ya kalau menyangkut harga (diserahkan) perdaganganlah," kata Suswono.
Suswono menegaskan, saat ini pihaknya membutuhkan dukungan transportasi yang memudahkan distribusi di beberapa daerah sentra daging sapi. Agar harga mampu bersaing sampai di Jakarta. Masalah ini belum terselesaikan.
"Kami lebih menginginkan dukungan transportasi. Karena sebetulnya ada beberapa potensi di beberapa kepulauan seperti NTB, NTT atau kepulauan di Sulawesi agar menjadikannya bisa bersaing sampai di Jakarta," kata Suswono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)