medcom.id, Banda Aceh: Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta TNI dan Polri meningatkan kewaspadaan dalam menjaga tempat-tempat strategis. Selain itu, pengawasan di perbatasan harus ditingkatkan mencegah masuknya kelompok radikal pascatragedi Paris, Prancis.
"Kita minta Polri dan TNI lebih waspada dan teliti. Dan kemudian tetap menjaga objek atau tempat yang strategis kayak bandara atau tempat yang lebih ramai itu lebih ditingkatkan kewaspadaannya. Dan juga perbatasan, orang yang datang kita juga lebih dilihat," kata JK di Lanud Iskandar Muda, Banda Aceh, Minggu (15/11/2015).
Serangan serupa Paris bisa terjadi di mana saja. Indonesia, kata dia, pernah mengalami teror serupa 13 tahun lalu saat bom mengguncang Bali.
Namun, JK yakin Indonesia saat ini jauh dari bahaya itu. Sebab, serangan yang diklaim dilakukan Islamic State Iraq Syria (ISIS) lebih banyak terjadi di benua biru, Eropa.
"Karena yang terjadi, kalau dulu kan efek dari Afghanistan, Al-Qaeda. Kalau ini efek dari ISIS. ISIS itu lebih ke utara dan juga keterlibatan negara barat itu menyerang ISIS itu. Jadi kan lebih banyak, sebenarnya ISIS itu sepertinya membalas," kata dia.
Indonesia, kata dia, tak ikut campur dalam penyerangan yang dilancarkan beberapa negara terhadap ISIS. Alhasil, risiko serangan balasan yang akan dilakukan ke Indonesia cukup kecil.
"Jadi walaupun kemungkinan ada tapi risiko kita tidak sebesar risiko negara besar itu," pungkas JK.
medcom.id, Banda Aceh: Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta TNI dan Polri meningatkan kewaspadaan dalam menjaga tempat-tempat strategis. Selain itu, pengawasan di perbatasan harus ditingkatkan mencegah masuknya kelompok radikal pascatragedi Paris, Prancis.
"Kita minta Polri dan TNI lebih waspada dan teliti. Dan kemudian tetap menjaga objek atau tempat yang strategis kayak bandara atau tempat yang lebih ramai itu lebih ditingkatkan kewaspadaannya. Dan juga perbatasan, orang yang datang kita juga lebih dilihat," kata JK di Lanud Iskandar Muda, Banda Aceh, Minggu (15/11/2015).
Serangan serupa Paris bisa terjadi di mana saja. Indonesia, kata dia, pernah mengalami teror serupa 13 tahun lalu saat bom mengguncang Bali.
Namun, JK yakin Indonesia saat ini jauh dari bahaya itu. Sebab, serangan yang diklaim dilakukan Islamic State Iraq Syria (ISIS) lebih banyak terjadi di benua biru, Eropa.
"Karena yang terjadi, kalau dulu kan efek dari Afghanistan, Al-Qaeda. Kalau ini efek dari ISIS. ISIS itu lebih ke utara dan juga keterlibatan negara barat itu menyerang ISIS itu. Jadi kan lebih banyak, sebenarnya ISIS itu sepertinya membalas," kata dia.
Indonesia, kata dia, tak ikut campur dalam penyerangan yang dilancarkan beberapa negara terhadap ISIS. Alhasil, risiko serangan balasan yang akan dilakukan ke Indonesia cukup kecil.
"Jadi walaupun kemungkinan ada tapi risiko kita tidak sebesar risiko negara besar itu," pungkas JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)