Jakarta: Stunting disebut tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, namun juga pendidikan di Tanah Air. Stunting membuat kemampuan intelektual seseorang menurun.
Hal itu yang membuat Tanoto Foundation organisasi filantropi independen yang didirikan Sukanto Tanoto bersama istrinya, Tinah Bingei, menggelontorkan uang hingga Rp1,9 triliun untuk program pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
Dikutip dari Laporan tahunan Tanoto Foundation, sepanjang tahun 2015 hingga 2022, tercatat jumlah donasi yang disalurkan mencapai USD 133,8 juta atau setara Rp 1,9 triliun (kurs rata-rata Rp14.500 per USD).
Pendanaan ini berasal dari keluarga Sukanto Tanoto, bukan program CSR perusahaan yang ada di bawah RGE Group. Terakhir pada 2022, donasinya mencapai USD 27 juta atau setara Rp 391 miliar.
Dana itu digunakan untuk berbagai program pendidikan dan kesehatan. Di antaranya beasiswa TELADAN untuk mahasiswa, program SIGAP untuk penurunan stunting, serta program PINTAR untuk peningkatan kapasitas bagi siswa, guru, dan kepala sekolah di berbagai wilayah di Indonesia.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulisnya menyebut akan menjadi masalah besar, ketika Indonesia menikmati manisnya potensi bonus demografi, namun di sisi lain prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen.
Hasto mengakui masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM), indikator terdekatnya adalah stunting. Hal tersebut juga kerap disampaikan Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan, bahwa seluruh pihak harus bekerja sama menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.
Jakarta: Stunting disebut tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas kesehatan, namun juga pendidikan di Tanah Air. Stunting membuat kemampuan intelektual seseorang menurun.
Hal itu yang membuat Tanoto Foundation organisasi filantropi independen yang didirikan Sukanto Tanoto bersama istrinya, Tinah Bingei, menggelontorkan uang hingga Rp1,9 triliun untuk program pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
Dikutip dari Laporan tahunan Tanoto Foundation, sepanjang tahun 2015 hingga 2022, tercatat jumlah donasi yang disalurkan mencapai USD 133,8 juta atau setara Rp 1,9 triliun (kurs rata-rata Rp14.500 per USD).
Pendanaan ini berasal dari keluarga Sukanto Tanoto, bukan program CSR perusahaan yang ada di bawah RGE Group. Terakhir pada 2022, donasinya mencapai USD 27 juta atau setara Rp 391 miliar.
Dana itu digunakan untuk berbagai program pendidikan dan kesehatan. Di antaranya beasiswa TELADAN untuk mahasiswa, program SIGAP untuk penurunan stunting, serta program PINTAR untuk peningkatan kapasitas bagi siswa, guru, dan kepala sekolah di berbagai wilayah di Indonesia.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulisnya menyebut akan menjadi masalah besar, ketika Indonesia menikmati manisnya potensi bonus demografi, namun di sisi lain prevalensi stunting masih di angka 24,4 persen.
Hasto mengakui masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM), indikator terdekatnya adalah stunting. Hal tersebut juga kerap disampaikan Presiden Joko Widodo dalam setiap kesempatan, bahwa seluruh pihak harus bekerja sama menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)