Jakarta: Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah mengubah dunia. Penyebaran pandemi covid-19 yang melanda menuntut berbagai aspek kehidupan baik perdagangan, pendidikan, aktivitas sehari-hari dan lain sebagainya menggunakan digital.
Menurut Anggota Komisi I DPR, Slamet Ariyadi dengan adanya pandemi tersebut, anak-anak dalam segi pendidikan dituntut menggunakan pembelajaran jarak jauh melalui pemanfaatan digital, selain itu terbatasnya interaksi sosial meningkatkan intensitas penggunaan digital pada anak untuk berkomunikasi dan mengakses media sosial.
"Digitalisasi bukan hanya sebatas dampak positif, tetapi disisi lain mempunyai dampak negatif," kata Slamet dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator, Jumat, 24 Februari 2023.
Oleh karena kata Slamet, tentu setiap orang tua atau guru harus mampu memberikan ruang dan batasan-batasan tertentu apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam mengakses digital.
"Kita harus bisa mengantisipasi dampak negatif yang terjadi untuk anak," kata Slamet, Jumat, 24 Februari 2023.
Sementara itu seorang Public Speaker, Taufik Hidayat mengatakan, akses digitalisasi sangat membantu akselerasi pengetahuan, bahkan mengembangkan potensi dan kreativitas anak-anak. Namun, mengingatkan bahwa, jika anak dalam penggunaan digital tidak didampingi maka dampak negatif akan menghampiri.
"Anak-anak hari ini lebih cepat mengetahui perkembangan teknologi, namun itu bukan berarti mereka juga memahami cara menggunakan teknologi tersebut dengan baik dan bermanfaat, Bisa-bisa, jika tak didampingi, anak akan terpapar atau jadi sasaran berbagai pengaruh buruk internet. Mulai dari cyberbullying hingga kejahatan lain seperti cyberpornography dan cybercrime," kata Taufik.
Sedangkan, Pegiat Sosial Media, Yolandari Gustira mengatakan, orang tua sebagai madrasah pertama memiliki waktu terbanyak bersama anak, penting bagi orang tua dalam melakukan pengawasan dan kontrol bagi anak di ruang digital.
Orang tua kata Yolandari juga harus paham teknologi. Jangan malah cuek dan tidak mau repot melakukan pendampingan dan pengawasan untuk anak. Padahal banyak sekali berbagai ancaman dan bahaya dalam penggunaan digital.
Selain peran orang tua, perlu kolaborasi dari berbagai aktor kehidupan yaitu guru, pemerintah, dan orang terdekat terhadap perlindungan anak di ruang digital.
"Pengawasan dan kontrol yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah pembatasan penggunaan gadget dan internet, memberikan pemahaman dan pengertian terhadap bahaya dan ancaman pada diri anak terhadap siber, menginformasikan pilihan konten sesuai usia atau yang ramah anak, menarik, dan informatif, serta mendidik anak mengajarkan etika agar mereka dapat memfilter dirinya dalam ruang digital," ujarnya.
Jakarta: Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah mengubah dunia. Penyebaran pandemi covid-19 yang melanda menuntut berbagai aspek kehidupan baik perdagangan, pendidikan, aktivitas sehari-hari dan lain sebagainya menggunakan digital.
Menurut Anggota Komisi I DPR, Slamet Ariyadi dengan adanya pandemi tersebut, anak-anak dalam segi pendidikan dituntut menggunakan pembelajaran jarak jauh melalui pemanfaatan digital, selain itu terbatasnya interaksi sosial meningkatkan intensitas penggunaan digital pada anak untuk berkomunikasi dan mengakses media sosial.
"Digitalisasi bukan hanya sebatas dampak positif, tetapi disisi lain mempunyai dampak negatif," kata Slamet dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator, Jumat, 24 Februari 2023.
Oleh karena kata Slamet, tentu setiap orang tua atau guru harus mampu memberikan ruang dan batasan-batasan tertentu apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam mengakses digital.
"Kita harus bisa mengantisipasi dampak negatif yang terjadi untuk anak," kata Slamet, Jumat, 24 Februari 2023.
Sementara itu seorang Public Speaker, Taufik Hidayat mengatakan, akses digitalisasi sangat membantu akselerasi pengetahuan, bahkan mengembangkan potensi dan kreativitas anak-anak. Namun, mengingatkan bahwa, jika anak dalam penggunaan digital tidak didampingi maka dampak negatif akan menghampiri.
"Anak-anak hari ini lebih cepat mengetahui perkembangan teknologi, namun itu bukan berarti mereka juga memahami cara menggunakan teknologi tersebut dengan baik dan bermanfaat, Bisa-bisa, jika tak didampingi, anak akan terpapar atau jadi sasaran berbagai pengaruh buruk internet. Mulai dari cyberbullying hingga kejahatan lain seperti cyberpornography dan cybercrime," kata Taufik.
Sedangkan, Pegiat Sosial Media, Yolandari Gustira mengatakan, orang tua sebagai madrasah pertama memiliki waktu terbanyak bersama anak, penting bagi orang tua dalam melakukan pengawasan dan kontrol bagi anak di ruang digital.
Orang tua kata Yolandari juga harus paham teknologi. Jangan malah cuek dan tidak mau repot melakukan pendampingan dan pengawasan untuk anak. Padahal banyak sekali berbagai ancaman dan bahaya dalam penggunaan digital.
Selain peran orang tua, perlu kolaborasi dari berbagai aktor kehidupan yaitu guru, pemerintah, dan orang terdekat terhadap perlindungan anak di ruang digital.
"Pengawasan dan kontrol yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah pembatasan penggunaan gadget dan internet, memberikan pemahaman dan pengertian terhadap bahaya dan ancaman pada diri anak terhadap siber, menginformasikan pilihan konten sesuai usia atau yang ramah anak, menarik, dan informatif, serta mendidik anak mengajarkan etika agar mereka dapat memfilter dirinya dalam ruang digital," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)