Polusi udara di Jakarta. Foto: MI/Susanto
Polusi udara di Jakarta. Foto: MI/Susanto

Tak Hanya Jakarta, Polusi Udara Sudah Menyebar ke Berbagai Wilayah

Antara • 17 Agustus 2023 07:55
Jakarta: Masyarakat luar wilayah Jakarta patut juga waspada. Pasalnya, polusi udara sudah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
 
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah segera memetakan daerah mana saja yang memiliki tingkat polusi tinggi. "Ini sudah menyebar, jadi tidak bisa hanya fokus di Jakarta. Karena tidak bisa parsial, penanganan harus menyeluruh dan baik," kata Saleh, Kamis, 17 Agustus 2023.
 
Situs pemantau udara IQAir per Selasa, 16 Agustus 2023, mencatat Jakarta bukan satu-satunya kota di Indonesia yang kualitas udaranya buruk. Jakarta menempati urutan ketujuh dengan kualitas udara buruk.  

Adapun urutan kota/kabupaten paling berpolusi meliputi:
  1. Kalimantan Barat: kadar Particulate Matter (PM) 2,5 sebesar 191 ug/m3 
  2. Tangerang Selatan: 156 ug/m3
  3. Kota Serang: 150 ug/m3
  4. Kota Tangerang: 134 ug/m3
  5. Jambi: (119 ug/m3
  6. Bandung: 111 ug/m3
  7. Jakarta: 109 ug/m3

Saleh mengatakan banyak faktor yang menyebabkan tingginya polusi di berbagai wilayah. Beberapa di antaranya adalah transportasi, PLTU, kegiatan industri, serta fenomena El Nino. 
 
Kalimantan Barat yang populasi kendaraan bermotornya kecil, ternyata tingkat polusinya justru tertinggi di Indonesia. Untuk itu, sebagai anggota komisi yang membidangi kesehatan, Saleh meminta pemerintah mengevaluasi secara komprehensif dan menetapkan kebijakan yang tepat, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
 
"Soal polusi udara ini dampaknya ke masyarakat. Sekarang jumlah penderita flu tinggi sekali. Karena itu memang tidak bisa dianggap remeh dan harus mendorong pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif terhadap setiap faktor yang berkontribusi pada tingginya polusi udara ini di seluruh Indonesia," kata dia. 
 
Saleh mengatakan penyebab polusi di setiap daerah mungkin berbeda. Untuk itu, pendekatan solusinya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. 
 
“Kalimantan Barat yang populasi kendaraan bermotor sedikit, namun kegiatan tambangnya sangat tinggi dan supply listriknya dari batu bara (PLTU), tentu solusinya berbeda dengan Jakarta," kata dia.
 

Disebabkan berbagai faktor

Sebelumnya, peneliti meteorologi dan klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Edvin Aldrian mengatakan salah satu penyebab polusi udara yang kian pekat belakangan, salah satunya adalah fenomena El Nino. "Betul, (ada kaitannya dengan El Nino). Jadi, biasanya karena berhubungan dengan kebakaran hutan," kata dia.  
 
Kondisi tersebut, menurut Edvin, diperparah dengan jarangnya hujan di suatu wilayah, sehingga tidak ada wet deposition atau proses penting menghilangkan gas dan partikel dari atmosfer. tak heran jika banyak sekali polutan di udara. 
 
Baca: Butuh Kerja Sama Semua Pihak untuk Mereduksi Polusi Udara
 
Mengutip Antara, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut emisi karbon juga menjadi salah satu penyebab polusi udara. Untuk itu, perlu ada kebijakan menuju ekosistem transportasi yang bersih.
 
"Dengan menyadari besarnya emisi karbon yang dihasilkan kendaraan berbasis fosil, sudah mestinya pemerintah mulai memikirkan ekosistem transportasi bersih," kata Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Indef Abra Talattov.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan