Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Provinsi Jambi diterjang banjir sebanyak 163 kali dalam 10 tahun terakhir. Akibat kejadian itu 11.423 hektare sawah terendam banjir.
Peneliti Ekologi Manusia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Intan Adhi Perdana Putri mengatakan banjir disebabkan hutan yang berkurang secara signifikan akibat perluasan perkebunan sawit.
"Di antara tahun 1995 hingga 2015 hutan berkurang hingga 30 persen. Jika kondisi ini tidak diatasi, diramalkan pada tahun 2045 hutan di Jambi hanya tersisa 23 persen saja," kata Intan di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.
Lihat: Banjir di Jambi Meluas
Intan menyebut masyarakat membabat hutan untuk keperluan perkebunan. Menurutnya harus ada penanganan secara masif terhadap fenomena ini.
"Masyarakat belum paham dampaknya apa. Jelas ini menimbulkan kerugian. Harus ada konservasi terhadap hutan. Ini adalah upaya yang paling utama untuk mengurangi risiko banjir di Provinsi Jambi," ujarnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/VNxJEgDk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut Provinsi Jambi diterjang banjir sebanyak 163 kali dalam 10 tahun terakhir. Akibat kejadian itu 11.423 hektare sawah terendam banjir.
Peneliti Ekologi Manusia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Intan Adhi Perdana Putri mengatakan banjir disebabkan hutan yang berkurang secara signifikan akibat perluasan perkebunan sawit.
"Di antara tahun 1995 hingga 2015 hutan berkurang hingga 30 persen. Jika kondisi ini tidak diatasi, diramalkan pada tahun 2045 hutan di Jambi hanya tersisa 23 persen saja," kata Intan di Gedung LIPI, Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.
Lihat: Banjir di Jambi Meluas
Intan menyebut masyarakat membabat hutan untuk keperluan perkebunan. Menurutnya harus ada penanganan secara masif terhadap fenomena ini.
"Masyarakat belum paham dampaknya apa. Jelas ini menimbulkan kerugian. Harus ada konservasi terhadap hutan. Ini adalah upaya yang paling utama untuk mengurangi risiko banjir di Provinsi Jambi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)