Pembahasan ini sempat menjadi trending topic di X usai diskusi dari kanal youtube Total Politik yang mendatangkan narasumber Pandji Pragiwaksono.
Dalam podcast tersebut, Pandji mempertanyakan opini dua orang host Total Politik yakni Budi Adiputro dan Arie Putra tentang pendapat mereka soal politik dinasti.
Istilah Asian Value muncul melalui tanggapan Arie Putra. Pada dasarnya ia tidak sepakat dengan Pandji yang secara tegas menolak dinasti politik.
Menurut Arie, dirinya tidak mempermasalahkan dinasti politik karena ada unsur Asian Value dan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam politik dinasti.
Pantes Rocky Gerung sampe walk out di Podcast Total Politik, sampe hostnya dikatain Duo Dungu oleh RG..
— Korban Ceklist Satu ? ? ?? (@AnKiiim_) June 6, 2024
Dan udah sepantasnya Bang Pandji marah, bisa²nya mereka berdua menormalisasikan Politik Dinasti dan Korupsi!
Dasar penjilat !???????? pic.twitter.com/XUO8eWl9Zu
"Gue asian value, ya ini human right (HAM). Gak apa-apa sebagai warga negara gak ada salah bang, human right," kata Arie Putra yang juga disepakati oleh rekan hostnya Budi Adiputro.
Tak hanya itu, Arie menambahkan pernyataan kontroversial yang membuat mereka 'dirujak' warganet di media sosial.
"Tapi kalau bajingan semua happy gimana, ya korup tapi semua happy itu yang sering terjadi," ujar Arie yang ditanggapi Pandji dengan mimik kecewa ketika mendengar hal tersebut.
Apa itu Asian Value?
Istilah Asian Value memang berkaitan dengan kajian tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Mengutip dari jurnal yang diterbitkan di laman resmi Universitas Jambi, ada dua paradigma besar dalam pembahasan HAM.
Pertama HAM bersifat universal yang dimotori oleh negara-nagara Barat dan Utara, dan kedua HAM juga bersifat relatif atau ada diversitas budaya yang dipercaya oleh negara-negara Timur dan Selatan.
Dengan demikian, standar dan nilai bersifat relatif terhadap budaya di tempat atau negara berbeda sehingga bisa saja suatu hak di kawasan tertentu dianggap tidak ideal kawasan lain. Contoh untuk negara-negara Asia ada nilai-nilai tersendiri yang mempengaruhi paradigma fenomena politik.
Asian value bahkan menjadi ideologi politik di era 90-an yang mengedepankan kesamaan unsur masyarakat, budaya, dan sejarah Asia Tenggara dan Asia Timur.
Konsep ini diadvokasi Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia 1981- 2003 dan Lee Kuan Yew Perdana Menteri Singapura 1959- 1990.
Setelah itu, pada akhir abad ke-20, asian value kembali dipromosikan oleh beberapa pemimpin politik dan intelektual Asia sebagai alternatif sistem pemerintahan.
Para pendukung asian value mengklaim, perkembangan pesat ekonomi Asia Timur pasca-Perang Dunia II karena pengaruh budaya Asia. Selain itu, klaim lain menyebutkan, nilai politik Barat tidak cocok dengan Asia karena memupuk individualisme dan legalisme berlebihan yang mengancam tatanan sosial dan dinamisme ekonomi.
Baca juga: Politik Dinasti Jokowi Diyakini Berlanjut, Kaesang Akan Jadi Kepala Daerah? |
Korelasi Asian Value dengan politik dinasti
Istilah Asian Value juga erat kaitannya dengan politik dinasti. Politik dinasti sendiri dapat diartikan sebuah serangkaian strategi kepemimpinan yang bertujuan untuk memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan keluarga dengan pemegang kekuasaan sebelumnya.
Terkait dengan korelasi Asian Value dengan politik dinasti, Richard Robison dalam tulisannya yang berjudul The Politics of ‘Asian Values’ membeberkan ciri-ciri dari Asian Value:
1. Titik tumpu kebersamaan bukan bukan pada negara ataupun individu, melainkan pada keluarga masing-masing.
2. Kepentingan kelompok atau komunitas lebih diutamakan daripada kepetingan perorangan.
3. Setiap keputusan politik dicapai melalui konsensus dan bukan pada konfrontasi dalam lembaga-lembaga perwakilan rakyat.
4. Harmoni hidup bersama merupakan prioritas yang dijaga dan diusahakan oleh negara dengan kuat sesuai prinsip moral.
5. Pembangunan serta pertumbuhan merupakan hak tiap warga dan negeri yang hanya bisa dicapai dalam harmoni hidup bersama di bawah pemerintahan kuat.
Berdasarkan pemaparan ciri-ciri di atas, bisa disimpulkan kalau politik dinasti sudah menjadi bagian dari Asian Value itu sendiri. Pasalnya, pendekatan Asia Value kerap mendahulukan indikator kelompok, keluarga, dan lingkaran penguasa. Sedangkan kepetingan masyarakat dan perorangan hanya menjadi komoditas dalam setiap kebijakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id