medcom.id, Jakarta: Penghargaan ke-7 AJI-UNICEF 2015 menetapkan empat karya jurnalistik terbaik tentang anak 2015. Para jurnalis pemenangnya mendapatkan penghargaan dan study trip ke Bangladesh.
Acara penyerahan penghargaan dihadiri Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Gunilla Olsson dan President South East Asia Alliance (SEAPA) Eko Maryadi. Pidato dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohanna Yambise ini menjadi pengantar diskusi tentang peran media massa dalam melindungi hak-hak anak.
“Penghargaan ini adalah bentuk dorongan agar media memberikan tempat pada masalah-masalah anak,” kata President SEAPA, Eko Maryadi, di dalam sambutannya.
Empat karya jurnalistik terbaik tentang anak itu masing-masing dalam bentuk berita tertulis, foto, video dan radio. Mereka berhasil mengungguli 30 nominator lain yang dipilih dari lebih dua ribuan karya jurnalistik yang dikirim tiga ratusan jurnalis dari seluruh Indonesia.
Ade Berry, pewarta foto senior dari kantor berita AFP yang merupakan satu dari tiga juri kategori foto, menyebut bahwa setahun terakhir kasus penganiayaan atau penelantaran anak banyak muncul di media massa. Namun berita-berita duka ini jangan meminggirkan kabar-kabar baik tentang anak-anak Indonesia.
Kabar baik justru harus terus diberi tempat agar masyarakat luas tahu bahwa ada anak bangsa yang punya prestasi kelas dunia. Lebih dari itu menjadi inspirasi, motivasi dan menumbuhkan optimisme masyarakat mengusahakan masa depan yang lebih baik.
"Kami sepakat memilih karya yang menunjukkan semangat dan daya juang anak-anak mengatasi keterbasan. Baik itu keterbasan sarana, infrastruktur bahkan keterbatasan fisik," ujar wanita berjilbab ini.
Berikut ini para pemenang karya jurnalistik terbaik tentang anak AJI-UNICEF Award 2015:
Bayu Maitra, Majalah Reader’Digest Indonesia judul karya Perspektif Thomas untuk kategori tulis.
Wendra Ajistyatama, The Jakarta Post – judul foto “Commute” untuk kategori foto.
Purwoto, Radio Suara Pacitan – “Mereka Korban Nikah Dini” untuk kategori radio.
Budi Santoso and Rebecca Henschke, Tempo TV – “Child Jockey” untuk kategori video.
medcom.id, Jakarta: Penghargaan ke-7 AJI-UNICEF 2015 menetapkan empat karya jurnalistik terbaik tentang anak 2015. Para jurnalis pemenangnya mendapatkan penghargaan dan study trip ke Bangladesh.
Acara penyerahan penghargaan dihadiri Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia Gunilla Olsson dan President South East Asia Alliance (SEAPA) Eko Maryadi. Pidato dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohanna Yambise ini menjadi pengantar diskusi tentang peran media massa dalam melindungi hak-hak anak.
“Penghargaan ini adalah bentuk dorongan agar media memberikan tempat pada masalah-masalah anak,” kata President SEAPA, Eko Maryadi, di dalam sambutannya.
Empat karya jurnalistik terbaik tentang anak itu masing-masing dalam bentuk berita tertulis, foto, video dan radio. Mereka berhasil mengungguli 30 nominator lain yang dipilih dari lebih dua ribuan karya jurnalistik yang dikirim tiga ratusan jurnalis dari seluruh Indonesia.
Ade Berry, pewarta foto senior dari kantor berita AFP yang merupakan satu dari tiga juri kategori foto, menyebut bahwa setahun terakhir kasus penganiayaan atau penelantaran anak banyak muncul di media massa. Namun berita-berita duka ini jangan meminggirkan kabar-kabar baik tentang anak-anak Indonesia.
Kabar baik justru harus terus diberi tempat agar masyarakat luas tahu bahwa ada anak bangsa yang punya prestasi kelas dunia. Lebih dari itu menjadi inspirasi, motivasi dan menumbuhkan optimisme masyarakat mengusahakan masa depan yang lebih baik.
"Kami sepakat memilih karya yang menunjukkan semangat dan daya juang anak-anak mengatasi keterbasan. Baik itu keterbasan sarana, infrastruktur bahkan keterbatasan fisik," ujar wanita berjilbab ini.
Berikut ini para pemenang karya jurnalistik terbaik tentang anak AJI-UNICEF Award 2015:
- Bayu Maitra, Majalah Reader’Digest Indonesia judul karya Perspektif Thomas untuk kategori tulis.
- Wendra Ajistyatama, The Jakarta Post – judul foto “Commute” untuk kategori foto.
- Purwoto, Radio Suara Pacitan – “Mereka Korban Nikah Dini” untuk kategori radio.
- Budi Santoso and Rebecca Henschke, Tempo TV – “Child Jockey” untuk kategori video.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)