MUNGKIN, banyak yang belum tahu terdapat satuan di organisasi TNI Angkatan Darat (AD) yang sehari-harinya banyak menghabiskan waktu di laut. Ya, mereka bertugas di laut, tidak darat.
Berawal TNI AD menerima kapal dari tentara Belanda pada Mei 1950. Seiring pergantian zaman, kesatuan ini beberapa kali mengalami pergantian nama. Hingga saat ini ditetapkan bernama Satuan Angkutan Perairan. Disingkat SATANGAIR, atau SATANG AIR Pusat Pembekalan Angkatan Darat.
Markas mereka terletak di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Persis di pinggir laut. Sepanjang mata memandang terdapat sejumlah kapal yang sedang bersandar di pelabuhan. Rata-rata kapalnya berwarna abu-abu.
"Pada saat ini, kita semua di pangkalan. Kesannya tidak ada pergerakan. Tapi kita terus melakukan operasional. 1 kapal, baru berangkat, dan 2 kapal lainnya, baru datang," kata salah satu Komandan Kapal SATANG AIR, Mayor Tonny Ebianto di lokasi, Selasa 29 September 2020.
Sejumlah kapal milik TNI AD tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Medcom.id/M Rodhi Aulia
Sepanjang Selasa pagi hingga siang, cuaca cukup cerah. Tonny bersemangat menjadi pemandu kunjungan Dinas Penerangan Angkatan Darat (DISPENAD) yang langsung dipimpin Kepala Dispenad Brigadir Jenderal (Brigjen) Nefra Firdaus.
Tonny menjelaskan SATANG AIR merupakan satu-satunya satuan di AD yang memiliki kapal. Kapal-kapal yang berlayar hingga 3 kali dalam setahun itu, digunakan untuk mendistribusikan logistik dan personel ke seluruh Indonesia.
"Jadi seperti kita mau kirim alsatri (alat kesatrian) di Kodam mana, amunisi segala macam, lewatnya harus pakai kapal Angkatan Darat," ujar Tonny.
Komandan SATANG AIR Kolonel Cba Winarno menujukkan sebuah kapal yang sedang bersandar. Winarno mengaku itu kapal dari dua kapal yang masih baru, dan belum resmi diserahterimakan dari Kementerian Pertahanan kepada mereka.
Kapal dengan nama ADRI L-II itu dikhususkan untuk memuat tank Leopard. Tank ini merupakan salah satu alutsista yang menjadi kebanggaan TNI AD.
Saat kunjungan, kapal itu tentu belum diisi tank Leopard. Namun suasana di dalam kapal terdapat ruang kosong seluas seperti lapangan futsal.
Suasana di dalam kapal ADRI-LII (52) yang disiapkan untuk mengangkut tank Leopard. Medcom.id/M Rodhi Aulia
Kemudian ada sejumlah pintu kecil di samping kanan dan kiri. Pintu-pintu itu jalan menuju ruang istirahat dan lainnya untuk para kru kapal serta personel.
"Angkatan Darat sudah memiliki 100 tank Leopard. Tapi kita belum punya alat angkutnya. sehingga kalau latihan di luar Jawa, kita kesulitan untuk alat angkutnya. Sekarang jawabannya kapal ADRI-LI (51) dan ADRI-LII (52)," kata Winarno.
Hingga saat ini, total kapal yang dimiliki SATANG AIR sebanyak 14 unit. Terdiri dari 3 unit kapal dengan bobot 150 DWT, 3 unit kapal 300 DWT, 2 unit kapal 500 DWT, 3 unit kapal 1.000 DWT, 1 unit kapal 1.200 DWT dan 2 unit kapal 1.500 DWT.
Di sisi lain, pihaknya tengah berupaya memiliki kapal dengan bobot matinya atau DWT lebih dari 2.000 ton. Pula spesifikasinya yang memiliki Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP).
Kapal-kapal ini menjadi pilihan utama TNI AD untuk mendistribusikan logistik dan personel ke tempat terpencil. Adapun jalur pelayarannya terbagi menjadi tiga.
Pertama, jalur Barat sampai ke Malahayati, Aceh. Kedua, jalur Tengah sampai ke Bitung, Sulawesi Utara dan ketiga, jalur Timur sampai ke Merauke, Papua.
"Sekarang satu kapal sudah berlayar ke Merauke," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Winarno juga memamerkan kemampuan personelnya. Antara lain, kemampuan mengoperasikan kapal, mengoperasikan kompi pendarat taktis, menyelamatkan orang jika tenggelam, dan mengatasi kendala seperti jaring nelayan yang tersangkut di bagian bawah kapal.
Namun terkait personel, Winarno membeberkan data kebutuhan dan kenyataan di lapangan. Dari data-data yang dibeberkan, masih terdapat perbedaan yang cukup tinggi antara jumlah personel yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Sejumlah personel SATANG AIR berbaju hitam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.Medcom.id/M Rodhi Aulia
Di antaranya jumlah perwira yang dibutuhkan sebanyak 138 personel, namun yang tersedia masih 64 orang. Kemudian bintara dan tamtama masih terdapat kekurangan sebanyak 210 personel dan PNS masih kurang 7 orang.
Kepala Dispenad Brigjen Nefra Firdaus menambahkan SATANG AIR baru saja mengalami perombakan. Pasalnya tugas SATANG AIR makin meningkat.
"Ini satuan yang baru dinaikkan grade-nya. Yang semula dipimpin oleh letnan kolonel dan sekarang dipimpin oleh kolonel. Ini adalah reorganisasi baru, karena kita lihat orientasi dan alutsista yang dimiliki satuan angkatan air ini begitu besar," terang Nefra.
Tonny juga menambahkan, SATANG AIR berbeda dengan TNI Angkatan Laut. Hal itu dilihat dari tugas pokok dan fungsi serta alutsista yang dimiliki.
"Kalau kita, angkut logistik. Jadi jelas berbeda. Dari kualifikasi kapalnya pun berbeda. Mereka harus full speed. Kalau kita hanya medium sama seperti kapal niaga lainnya," tandas Tonny.
MUNGKIN, banyak yang belum tahu terdapat satuan di organisasi TNI Angkatan Darat (AD) yang sehari-harinya banyak menghabiskan waktu di laut. Ya, mereka bertugas di laut, tidak darat.
Berawal TNI AD menerima kapal dari tentara Belanda pada Mei 1950. Seiring pergantian zaman, kesatuan ini beberapa kali mengalami pergantian nama. Hingga saat ini ditetapkan bernama Satuan Angkutan Perairan. Disingkat SATANGAIR, atau SATANG AIR Pusat Pembekalan Angkatan Darat.
Markas mereka terletak di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Persis di pinggir laut. Sepanjang mata memandang terdapat sejumlah kapal yang sedang bersandar di pelabuhan. Rata-rata kapalnya berwarna abu-abu.
"Pada saat ini, kita semua di pangkalan. Kesannya tidak ada pergerakan. Tapi kita terus melakukan operasional. 1 kapal, baru berangkat, dan 2 kapal lainnya, baru datang," kata salah satu Komandan Kapal SATANG AIR, Mayor Tonny Ebianto di lokasi, Selasa 29 September 2020.
Sejumlah kapal milik TNI AD tengah bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Medcom.id/M Rodhi Aulia
Sepanjang Selasa pagi hingga siang, cuaca cukup cerah. Tonny bersemangat menjadi pemandu kunjungan Dinas Penerangan Angkatan Darat (DISPENAD) yang langsung dipimpin Kepala Dispenad Brigadir Jenderal (Brigjen) Nefra Firdaus.
Tonny menjelaskan SATANG AIR merupakan satu-satunya satuan di AD yang memiliki kapal. Kapal-kapal yang berlayar hingga 3 kali dalam setahun itu, digunakan untuk mendistribusikan logistik dan personel ke seluruh Indonesia.
"Jadi seperti kita mau kirim alsatri (alat kesatrian) di Kodam mana, amunisi segala macam, lewatnya harus pakai kapal Angkatan Darat," ujar Tonny.
Komandan SATANG AIR Kolonel Cba Winarno menujukkan sebuah kapal yang sedang bersandar. Winarno mengaku itu kapal dari dua kapal yang masih baru, dan belum resmi diserahterimakan dari Kementerian Pertahanan kepada mereka.
Kapal dengan nama ADRI L-II itu dikhususkan untuk memuat tank Leopard. Tank ini merupakan salah satu alutsista yang menjadi kebanggaan TNI AD.
Saat kunjungan, kapal itu tentu belum diisi tank Leopard. Namun suasana di dalam kapal terdapat ruang kosong seluas seperti lapangan futsal.
Suasana di dalam kapal ADRI-LII (52) yang disiapkan untuk mengangkut tank Leopard. Medcom.id/M Rodhi Aulia
Kemudian ada sejumlah pintu kecil di samping kanan dan kiri. Pintu-pintu itu jalan menuju ruang istirahat dan lainnya untuk para kru kapal serta personel.
"Angkatan Darat sudah memiliki 100 tank Leopard. Tapi kita belum punya alat angkutnya. sehingga kalau latihan di luar Jawa, kita kesulitan untuk alat angkutnya. Sekarang jawabannya kapal ADRI-LI (51) dan ADRI-LII (52)," kata Winarno.
Hingga saat ini, total kapal yang dimiliki SATANG AIR sebanyak 14 unit. Terdiri dari 3 unit kapal dengan bobot 150 DWT, 3 unit kapal 300 DWT, 2 unit kapal 500 DWT, 3 unit kapal 1.000 DWT, 1 unit kapal 1.200 DWT dan 2 unit kapal 1.500 DWT.
Di sisi lain, pihaknya tengah berupaya memiliki kapal dengan bobot matinya atau DWT lebih dari 2.000 ton. Pula spesifikasinya yang memiliki
Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP).
Kapal-kapal ini menjadi pilihan utama TNI AD untuk mendistribusikan logistik dan personel ke tempat terpencil. Adapun jalur pelayarannya terbagi menjadi tiga.
Pertama, jalur Barat sampai ke Malahayati, Aceh. Kedua, jalur Tengah sampai ke Bitung, Sulawesi Utara dan ketiga, jalur Timur sampai ke Merauke, Papua.
"Sekarang satu kapal sudah berlayar ke Merauke," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Winarno juga memamerkan kemampuan personelnya. Antara lain, kemampuan mengoperasikan kapal, mengoperasikan kompi pendarat taktis, menyelamatkan orang jika tenggelam, dan mengatasi kendala seperti jaring nelayan yang tersangkut di bagian bawah kapal.
Namun terkait personel, Winarno membeberkan data kebutuhan dan kenyataan di lapangan. Dari data-data yang dibeberkan, masih terdapat perbedaan yang cukup tinggi antara jumlah personel yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Sejumlah personel SATANG AIR berbaju hitam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.Medcom.id/M Rodhi Aulia
Di antaranya jumlah perwira yang dibutuhkan sebanyak 138 personel, namun yang tersedia masih 64 orang. Kemudian bintara dan tamtama masih terdapat kekurangan sebanyak 210 personel dan PNS masih kurang 7 orang.
Kepala Dispenad Brigjen Nefra Firdaus menambahkan SATANG AIR baru saja mengalami perombakan. Pasalnya tugas SATANG AIR makin meningkat.
"Ini satuan yang baru dinaikkan grade-nya. Yang semula dipimpin oleh letnan kolonel dan sekarang dipimpin oleh kolonel. Ini adalah reorganisasi baru, karena kita lihat orientasi dan alutsista yang dimiliki satuan angkatan air ini begitu besar," terang Nefra.
Tonny juga menambahkan, SATANG AIR berbeda dengan TNI Angkatan Laut. Hal itu dilihat dari tugas pokok dan fungsi serta alutsista yang dimiliki.
"Kalau kita, angkut logistik. Jadi jelas berbeda. Dari kualifikasi kapalnya pun berbeda. Mereka harus
full speed. Kalau kita hanya
medium sama seperti kapal niaga lainnya," tandas Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DHI)