Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan tiga pilar membangun Indonesia dalam Islam. Tiga pilar itu harus berjalan beriringan agar Indonesia betul-betul berdaulat.
"Ada tiga pilar membangun Indonesia yang pertama kesadaran bahwa manusia ini sama sehingga bersaudara," kata Mahfud dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Februari 2021.
Mahfud menilai kesadaran itu bakal melahirkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Misalnya tanggap membantu sesama yang tengah kesulitan.
Prinsip berikutnya, yakni kalimantun sawa atau titik temu. Yakni ada kesamaan, keadilan, dan menghindari perselisihan.
"Prinsip ketiga adalah toleran terhadap perbedaan. Jangan merasa paling benar," tegas Mahfud.
Baca: TNI-Polri Diminta Pegang Prinsip Non Diskriminasi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengimbau seluruh pihak tak menyalahkan munculnya Islam Nusantara. Pasalnya, Islam masuk ke Indonesia di tengah budaya nusantara yang berlaku saat itu.
"Oleh sebab itu kalau transformasi Islam seperti Nadhlatul Ulama (MU) dan Muhammadiyah dikembangkan dengan baik, maka Islam di Indonesia akan tumbuh subur sebagai Islam pendamai," kata Mahfud.
Mahfud optimistis Indonesia juga menjadi negara yang kian merdeka dan berdaulat. Dia mencontohkan peran NU yang turut membantu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai Pancasila.
"Jika ada yang mengganggu NKRI dan Pancasila, NU akan tampil dengan memberikan dalil-dalilnya," kata dia.
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memaparkan tiga pilar membangun Indonesia dalam Islam. Tiga pilar itu harus berjalan beriringan agar Indonesia betul-betul berdaulat.
"Ada tiga pilar membangun Indonesia yang pertama kesadaran bahwa manusia ini sama sehingga bersaudara," kata Mahfud dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Februari 2021.
Mahfud menilai kesadaran itu bakal melahirkan prinsip-prinsip kemanusiaan. Misalnya tanggap
membantu sesama yang tengah kesulitan.
Prinsip berikutnya, yakni kalimantun sawa atau titik temu. Yakni ada kesamaan, keadilan, dan menghindari perselisihan.
"Prinsip ketiga adalah toleran terhadap perbedaan. Jangan merasa paling benar," tegas Mahfud.
Baca:
TNI-Polri Diminta Pegang Prinsip Non Diskriminasi
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengimbau seluruh pihak tak menyalahkan munculnya Islam Nusantara. Pasalnya, Islam masuk ke Indonesia di tengah budaya nusantara yang berlaku saat itu.
"Oleh sebab itu kalau transformasi Islam seperti Nadhlatul Ulama (MU) dan Muhammadiyah dikembangkan dengan baik, maka Islam di Indonesia akan tumbuh subur sebagai Islam pendamai," kata Mahfud.
Mahfud optimistis Indonesia juga menjadi negara yang kian merdeka dan berdaulat. Dia mencontohkan peran NU yang turut membantu mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai Pancasila.
"Jika ada yang mengganggu NKRI dan Pancasila, NU akan tampil dengan memberikan dalil-dalilnya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
