“Saya kira termasuk ini menjadi suara publik pecinta bola kita, sekali lagi kita ingin momentum Kajuruhan ini menjadi momentum kita untuk memperbaiki pengelolaan sepak bola kita secara menyeluruh dan secara sistem,” kata Syaiful Huda dalam Primetime News di Metro TV, Selasa, 4 Oktober 2022.
Syaiful juga berpendapat bahwa harus ada pihak yang bertanggung jawab dalam peristiwa ini. Menurutnya sanksi yang diberikan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) kepada Arema FC berupa denda Rp250 juta, dan larangan bertanding di Malang dianggap kurang tepat karena tidak sesuai dengan undang-undang.
“Semuanya proses cukup dilakukan denda, padahal di dalam UUD Keolahragaan yang baru harus ada yang bertanggung jawab. Karena itu pula rekomendasi dari sikap politik Komisi X yang kemarin saya bacakan secara terbuka di ruang pubik, Komisi X meminta tragedi ini diusut sampai tuntas dan harus ada yang bertanggung jawab, kuncinya harus ada yang bertanggung jawab,” kata Syaiful Huda.
Baca: Komdis PSSI Ceritakan Kondisi di Pintu Stadion yang Tak Dibuka saat Tragedi Kanjuruhan |
Ia berharap Tim Gabungan Independen Pencari Fakta dapat menungkap kebenaran dan menemukan siapa yang bertanggung jawab dalam peristiwa Kanjuruhan ini. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa menurutnya harus ditambah dua orang keanggotaan dalam Tim Gabungan Independen Pencari fakta.
“Walaupun sebenarnya ini aspirasi dari teman-teman Komisi X, semestinya ditambah dua orang lagi keanggotaan dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang mewakili dari supporter dan Komnas HAM,” terangnya.
(Tamara Pramesti Adha Cahyani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id