Jakarta: Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan mengatakan kondisi dinamika atmosfer akan menuju normal di tengah keberadaan La Nina yang bertahan hingga 2022. Indonesia dalam kondisi aman.
"Dalam artian untuk aktivitas misalnya pertanian sebagian besar kondisinya itu normal. Jadi kondisi dinamika juga netral yang kita prakiraan sepanjang tahun ini," kata Dodo dalam keterangannya, Sabtu, 19 Maret 2022.
Dia menjelaskan kebiasaan kondisi ekstrem dari La Nina itu akan berada dalam kondisi netral selanjutnya. Bahkan, jarang terjadi kondisi ekstrem yang berkesinambungan.
"Jadi terlebih dahulu menuju kondisi netral dan terindikasi dari prakiraan hingga enam bulan ke depan atau pertengahan tahun," ujarnya.
Namun, ia mengatakan beberapa daerah tetap harus waspada kemungkinan terjadinya hujan di bawah normal. Potensi pemanfaatan musim kemarau tahun ini juga cukup tinggi.
"Karena beberapa wilayah yang normal dan atas normal itu yang dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang terkait iklim," tutur dia.
Baca: Jelang Musim Kemarau, Waspada Potensi Karhutla
Berdasarkan analisis, sebanyak 97,08 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan pada Maret. Wilayah ini meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Pulau Kalimantan.
Kemudian, sebagian besar Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara. Lalu, Maluku Utara, sebagian besar Maluku, sebagian besar Papua Barat dan Papua.
Kemudian, prakiraan cuaca pada April, curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian). Curah hujan setelah April hingga September diperkirakan 300 mm per bulan.
Jakarta: Kepala Pusat Informasi
Perubahan Iklim Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan mengatakan kondisi dinamika atmosfer akan menuju normal di tengah keberadaan
La Nina yang bertahan hingga 2022. Indonesia dalam kondisi aman.
"Dalam artian untuk aktivitas misalnya pertanian sebagian besar kondisinya itu normal. Jadi kondisi dinamika juga netral yang kita prakiraan sepanjang tahun ini," kata Dodo dalam keterangannya, Sabtu, 19 Maret 2022.
Dia menjelaskan kebiasaan kondisi ekstrem dari
La Nina itu akan berada dalam kondisi netral selanjutnya. Bahkan, jarang terjadi kondisi ekstrem yang berkesinambungan.
"Jadi terlebih dahulu menuju kondisi netral dan terindikasi dari prakiraan hingga enam bulan ke depan atau pertengahan tahun," ujarnya.
Namun, ia mengatakan beberapa daerah tetap harus waspada kemungkinan terjadinya hujan di bawah normal. Potensi pemanfaatan musim kemarau tahun ini juga cukup tinggi.
"Karena beberapa wilayah yang normal dan atas normal itu yang dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang terkait iklim," tutur dia.
Baca:
Jelang Musim Kemarau, Waspada Potensi Karhutla
Berdasarkan analisis, sebanyak 97,08 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan pada Maret. Wilayah ini meliputi Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Pulau Kalimantan.
Kemudian, sebagian besar Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara. Lalu, Maluku Utara, sebagian besar Maluku, sebagian besar Papua Barat dan Papua.
Kemudian, prakiraan cuaca pada April, curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian). Curah hujan setelah April hingga September diperkirakan 300 mm per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
