medcom.id, Bogor: Pihak kepolisian Indonesia mewaspadai aksi terorisme di Prancis berbuntut ke Indonesia. Polri melakukan serangkaian tindakan supaya aksi teroris tak kembali muncul di tanah air.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, antisipasi sudah dilakukan polri. Salah satunya terus berkoordinasi dengan Badan Intelijen Nasional terkait jaringan teroris di Indonesia.
"Kami sedang koordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti seperti dilansir Antara, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/11/2015).
Peristiwa penyerangan di Prancis diduga didalangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias NIIS atau ISIS. Kelompok tersebut diduga juga sudah ada di Indonesia. Awal bulan ini, seorang pegawai BUMN di Batam, menghilang dan diduga bergabung dengan NIIS. Maret dan Mei lalu, polisi juga menangkap terduga NIIS di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
Badrodin mengakui, pihaknya juga menambah pasukan pengamanan di sejumlah kedutaan besar negara sahabat. Pengamanan dilakukan buat mengantisipasi ancaman teroris.
"Tapi yang paling penting bagaimana kita meningkatkan pengamanan di Indonesia," jelas Badrodin.
Aksi teroris di Paris terjadi Jumat malam. Dalam serangan tersebut diduga terjadi penembakan, penyanderaan, dan serangan bom di beberapa tempat. Menurut informasi yang dihimpun dari Reuters, serangan didalangi kelompok militan.
Pada peristiwa tersebut, setidaknya dua ledakan itu terdengar di dekat stadion nasional Prancis Stade de France, di mana sedang berlangsung pertandingan persahabatan antara Prancis vs Jerman. Selain itu, dilaporkan juga penembakan terjadi di pusat Kota Paris yang berujung pada penyanderaan di lokasi yang kerap jadi tempat pertunjukan musik rock.
medcom.id, Bogor: Pihak kepolisian Indonesia mewaspadai aksi terorisme di Prancis berbuntut ke Indonesia. Polri melakukan serangkaian tindakan supaya aksi teroris tak kembali muncul di tanah air.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, antisipasi sudah dilakukan polri. Salah satunya terus berkoordinasi dengan Badan Intelijen Nasional terkait jaringan teroris di Indonesia.
"Kami sedang koordinasi apakah ada keterkaitannya dengan jaringan-jaringan yang ada di Indonesia," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti seperti dilansir
Antara, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/11/2015).
Peristiwa penyerangan di Prancis diduga didalangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah alias NIIS atau ISIS. Kelompok tersebut diduga juga sudah ada di Indonesia. Awal bulan ini, seorang pegawai BUMN di Batam, menghilang dan diduga bergabung dengan NIIS. Maret dan Mei lalu, polisi juga menangkap terduga NIIS di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
Badrodin mengakui, pihaknya juga menambah pasukan pengamanan di sejumlah kedutaan besar negara sahabat. Pengamanan dilakukan buat mengantisipasi ancaman teroris.
"Tapi yang paling penting bagaimana kita meningkatkan pengamanan di Indonesia," jelas Badrodin.
Aksi teroris di Paris terjadi Jumat malam. Dalam serangan tersebut diduga terjadi penembakan, penyanderaan, dan serangan bom di beberapa tempat. Menurut informasi yang dihimpun dari Reuters, serangan didalangi kelompok militan.
Pada peristiwa tersebut, setidaknya dua ledakan itu terdengar di dekat stadion nasional Prancis Stade de France, di mana sedang berlangsung pertandingan persahabatan antara Prancis vs Jerman. Selain itu, dilaporkan juga penembakan terjadi di pusat Kota Paris yang berujung pada penyanderaan di lokasi yang kerap jadi tempat pertunjukan musik rock.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TII)