Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: Antara/Yudhi Mahatma.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Foto: Antara/Yudhi Mahatma.

Sultan Pernah Dijemput Paksa saat di Pondok Pesantren Ciamis

Arga sumantri • 21 Oktober 2016 15:11
medcom.id, Jakarta: Ideologi garis keras Sultan Aziansyah diduga terpupuk dari jagat maya. Paham radikalnya ditenggarai semakin matang saat menimba ilmu di Pondok Pesantren Al Anshorullah di kawasan Ciamis, Jawa Barat.
 
Sultan pernah belajar di pondok pimpinan almarhum Fauzan Al Anshori itu. Fauzan diketahui sebagai pimpinan kelompok Jamaah Islamiyah yang sudah bergabung dengan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD). JAD terafiliasi dengan ISIS. Pimpinannya, Aman Abdurrahman, kini mendekam di Nusa Kambangan.
 
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, keluarga pernah menjemput paksa Sultan dari pondok pesantren itu tahun lalu.
 
"Saat didatangi, lari, lalu dikejar dan diamankan. Dibawa ke polsek setempat," kata Tito saat menyambangi Rumah Sakit Siloam, Tangerang, Banten, Jumat (21/10/2016).
 
Keluarga lalu membawa pulang Sultan ke Tangerang. Sultan tetap tak berubah. Dia rupanya masih aktif dengan kelompok itu. Sultan jadi penyendiri dan tertutup.
 
"Keluarga sudah khawatir sampai ada kejadian ini (penyerangan polisi di Tangerang)," kata Tito.
 
Tito menduga otak Sultan tercuci lantaran sering live chatting. Lewat komunikasi itu pula Sultan mendapat ide mengincar polisi. Tito menyebut ada tiga tokoh ISIS yang memengaruhi Sultan.
 
"Bahrun Naim, Bahrumsyah, dan Abu Jandal alias Ali Mubarok. Ketiga orang ini sangat berpengaruh dalam perekrutan," kata Tito.
 
Sehari setelah kejadian penyerangan, kediaman Sultan di Desa Lebak Wangi, sepi. Hanya ada sejumlah polisi yang menjaga rumah.
 
Sultan menyerang Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan dua anggota lainnya secara membabi buta, Kamis 20 Oktober 2016 pagi. Penyerangan terjadi di sekitar Lembaga Pendidikan Yupentek, Cikokol, Tangerang Kota.
 
Sultan menyerang menggunakan golok. Dia juga melempar paralon yang diduga bom ke dalam pospol sebelum ditembak petugas.
 
Effendi mengalami luka tusuk di dada. Sementara anggota polisi lain, Iptu Bambang Haryadi terluka di dada dan punggung kiri dan Bripka Sukardi menderita luka bacok di punggung dan lengan.
 
Dari lokasi kejadian, polisi menyita barang bukti satu pisau, satu badik, satu sarung badik, dua benda diduga bom pipa, satu tas hitam, satu sorban putih, dan satu stiker berlambang ISIS.
 
Jenazah Sultan sudah dimakamkan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengonfirmasi, keluarga telah memakamkan jenazah Sultan di TPU Sodong, Tigaraksa.
 
"Dimakamkan dini hari tadi sekitar 02.30 WIB," kata Awi di Mapolda Metro Jaya.
 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan