medcom.id, Jakarta: Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima laporan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bocor. Siswa memperoleh bocoran dengan membeli dari lembaga bimbingan belajar (bimbel) seharga Rp10 juta untuk enam paket kunci jawaban, esai atau pilihan ganda.
FSGI menerima laporan kecurangan ini sejak 20 Maret. Kunci jawaban menjadi bukan barang mahal karena siswa bisa membeli berkelompok. Maksimal kelompok pembeli paket kunci jawaban berisi 70 siswa.
"Sehingga bisa patungan antara Rp100 ribu-Rp150 ribu per orang," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti kepada Metrotvnews.com, Jumat (24/3/2017).
Modus pembocoran kunci jawaban polanya sama dengan pembocoran kunci jawaban Ujian Nasional (UN). Kunci jawaban dikirim melalui aplikasi WhatsApp dan Line.
“Bedanya, kalau UN baru dikirim beberapa jam menjelang soal diuji, kalau USBN siswa sudah memperolehnya satu hari sebelumnya, tidak hanya jawaban pilihan ganda, tetapi juga jawaban esai lengkap dengan kisi-kisi soal sesuai paket yang diterima siswa. USBN menyediakan empat paket soal, dua paket soal utama dan dua paket soal susulan,” ujar Retno.
Menurut Retno, pengaduan kebocoran kunci jawaban USBN berasal dari Pekanbaru, Kota Medan, Indramayu, Kudus, Pati, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dari laporan yang diterima FSGI diketahui siswa mendapatkan kunci jawaban soal dari lembaga bimbel berinisial Q dan IS melibatkan mafia pendidikan. Retno menegaskan, FSGI punya bukti dua lembaga bimbel itu menjual kunci jawaban.
"Bukti berupa soal yang bocor, link yang dibocorkan, soal di WhatsApp, dan pengakuan anak yang tertangkap kalau mereka membeli. Karena saat sekolah menemukan kecurangan pasti akan langsung diproses," jelas Retno.
medcom.id, Jakarta: Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menerima laporan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) bocor. Siswa memperoleh bocoran dengan membeli dari lembaga bimbingan belajar (bimbel) seharga Rp10 juta untuk enam paket kunci jawaban, esai atau pilihan ganda.
FSGI menerima laporan kecurangan ini sejak 20 Maret. Kunci jawaban menjadi bukan barang mahal karena siswa bisa membeli berkelompok. Maksimal kelompok pembeli paket kunci jawaban berisi 70 siswa.
"Sehingga bisa patungan antara Rp100 ribu-Rp150 ribu per orang," kata Sekretaris Jenderal FSGI Retno Listyarti kepada
Metrotvnews.com, Jumat (24/3/2017).
Modus pembocoran kunci jawaban polanya sama dengan pembocoran kunci jawaban Ujian Nasional (UN). Kunci jawaban dikirim melalui aplikasi WhatsApp dan Line.
“Bedanya, kalau UN baru dikirim beberapa jam menjelang soal diuji, kalau USBN siswa sudah memperolehnya satu hari sebelumnya, tidak hanya jawaban pilihan ganda, tetapi juga jawaban esai lengkap dengan kisi-kisi soal sesuai paket yang diterima siswa. USBN menyediakan empat paket soal, dua paket soal utama dan dua paket soal susulan,” ujar Retno.
Menurut Retno, pengaduan kebocoran kunci jawaban USBN berasal dari Pekanbaru, Kota Medan, Indramayu, Kudus, Pati, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dari laporan yang diterima FSGI diketahui siswa mendapatkan kunci jawaban soal dari lembaga bimbel berinisial Q dan IS melibatkan mafia pendidikan. Retno menegaskan, FSGI punya bukti dua lembaga bimbel itu menjual kunci jawaban.
"Bukti berupa soal yang bocor, link yang dibocorkan, soal di WhatsApp, dan pengakuan anak yang tertangkap kalau mereka membeli. Karena saat sekolah menemukan kecurangan pasti akan langsung diproses," jelas Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)