Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Sekretariat Presiden

Hadapi Ketidakpastian, Presiden: Indonesia Harus Optimistis

Andhika Prasetyo • 11 Oktober 2022 12:03
Jakarta: Presiden Joko Widodo meminta seluruh elemen bangsa tetap optimistis dalam menatap masa depan perekonomian dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Indonesia, menurut Jokowi, memiliki bekal bagus untuk bisa bertahan dari badai krisis yang mengancam. 
 
Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi nasional mampu berada di level 5,44 persen dengan tingkat inflasi juga masih terkendali di angka 5,9 persen. Kepala Negara menilai itu adalah pencapaian yang baik mengingat pemerintah sudah menaikkan harga bahan bakar minyak.
 
"Ini kita tetap syukuri karena kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, di Argentina sudah 83,5 persen. Artinya, moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan," ujar Jokowi di Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.

Berbagai indikator apik itu, sambung Jokowi, bisa dicapai karena seluruh pemangku kepentingan bisa bekerja sama dengan baik. Bank Indonesia (BI) sebagai penentu kebijakan moneter bisa bersinergi kuat dengan Kementerian Keuangan yang mengatur program fiskal.
 
"Dalam keseharian, BI dan Kemenkeu berjalan beriringan, rukun, tidak saling tumpang tindih. Ini saya lihat ada komunikasi yang baik sehingga fiskal dan moneter bisa berjalan bersama-sama," ucapnya.
 
Selain itu, perekonomian yang cenderung stabil saat ini juga terjadi karena pemerintah mampu
memecah persoalan inflasi tidak hanya di permukaan saja tetapi hingga ke akarnya. Jokowi menjabarkan, biasanya, dalam megatasi inflasi, sebuah negara mengatasinya dengan menaikkan suku bunga. Itu pula yang kini sedang di lakukan banyak negara di dunia.
 
"Tapi kita tidak. Kita tidak hanya menaikkan suku bunga tetapi masuk dalam praktik riil ke sumbernya yaitu kenaikan barang dan jasa," jelas Jokowi.
 

Baca juga: Bertemu Ketum Parpol, Jokowi: Untuk Jaga Stabilitas Politik


 
Ia telah mengumpulkan seluruh kepala daerah di Tanah Air untuk melakukan intervensi terhadap harga barang-barang pokok terutama bahan pangan. Ketika ada kenaikan sedikit saja, pemerintah daerah harus langsung bergerak dengan menggunakan berbagai cara yang dibutuhkan.
 
"Kita berikan kewenangan kepada daerah untuk menggunakan dua persen dari dana transfer umum. Anggaran elanja tidak terduga juga bisa digunakan untuk mengatasi inflasi," ucap mantam wali kota Surakarta itu.
 
Kendati situasi di Tanah Air masih lebih baik dibandingkan negara-negara lain, Presiden tetap berpesan kepada seluruh jajaran menteri dan kepala daerah untuk terus berhati-hati dan waspada. Di situasi seperti sekarang, tidak ada satu negara pun yang terjamin terbebas dari persoalan ekonomi.
 
"Dengan situasi yang ada sekarang ini, negara mana pun dapat terlempar dengan cepat keluar jalur dengan sangat mudah. Itu bisa terjadi bila kita tidak hati-hati dan waspada, baik dalam pengelolaan moneter maupun fiskal," lanjut Jokowi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan