Jakarta: Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, diguncang gempa bumi magnitudo 5,9 dan 6,2
awal Januari 2021. Gempa tersebut mengakibatkan banyak warga yang kehilangan keluarganya.
Jufri salah satunya. Dia selamat dari gempa, namun Jufri harus kehilangan anak keduanya, Septian Arfani.
"Kejadiannya sekitar pukul tiga sore hari, saya waktu itu sedang sakit tiba-tiba kita dihentakan goncangan yang luar biasa," kata Jufri pada dalam tayangan Kick Andy di Metro TV, Minggu, 16 Januari 2022.
Keluarga Jufri berhamburan keluar rumah. Dia mendengar teriakan dan tangisan, walau sore itu hujan deras menguyur.
Menjelang Maghrib, Jufri mengajak keluarganya untuk kembali ke rumah. Ia juga bercerita bagaimana anaknya mengingatkan keluarga untuk berdoa.
"Sekitar jam 11 malam anak saya tidur duluan, dia tidak lupa mengingatkan kami, 'kalau ingin tidur jangan lupa berdoa'," kata Jufri menirukan perkataan anaknya.
Gempa kembali mengguncang
Bapak dari enam anak tersebut mengaku baru bisa tidur sekitar jam12 malam. Namun tidak lama, gempa bumi kembali terjadi.
"Sekitar jam 2 pagi, kembali terjadi guncangan kedua yang dahsyat lebih dari sebelumnya. Tiba-tiba kami sudah tertindih di reruntuhan itu," ujar Jufri.
Ia pun bercerita bagaimana Septia mengorbankan diri untuk menyelamatkan adiknya yang masih berusia empat tahun. "Pada saat gancungan almarhumah, dia bangun disamping adiknya dan memeluk dalam posisi tengkurap, ia tertimpa bangunan dan meninggal dalam posisi tersebut," kata Jufri.
Jufri awalnya sangat sulit melepas kepergian sang anak. Namun, ia berterima kasih kepada Tuhan masih diberikan keselamatan bersama anggota keluarganya yang tersisa.
Pascagempa, Jufri akhirnya bergabung menjadi relawan dan menolong korban yang membutuhkan. Duka bukan berarti harus membuat berhenti berderma. (Farel Alenka)
Jakarta: Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, diguncang gempa bumi magnitudo 5,9 dan 6,2
awal Januari 2021. Gempa tersebut mengakibatkan banyak warga yang kehilangan keluarganya.
Jufri salah satunya. Dia selamat dari gempa, namun Jufri harus kehilangan anak keduanya, Septian Arfani.
"Kejadiannya sekitar pukul tiga sore hari, saya waktu itu sedang sakit tiba-tiba kita dihentakan goncangan yang luar biasa," kata Jufri pada dalam tayangan
Kick Andy di
Metro TV, Minggu, 16 Januari 2022.
Keluarga Jufri berhamburan keluar rumah. Dia mendengar teriakan dan tangisan, walau sore itu hujan deras menguyur.
Menjelang Maghrib, Jufri mengajak keluarganya untuk kembali ke rumah. Ia juga bercerita bagaimana anaknya mengingatkan keluarga untuk berdoa.
"Sekitar jam 11 malam anak saya tidur duluan, dia tidak lupa mengingatkan kami, 'kalau ingin tidur jangan lupa berdoa'," kata Jufri menirukan perkataan anaknya.
Gempa kembali mengguncang
Bapak dari enam anak tersebut mengaku baru bisa tidur sekitar jam12 malam. Namun tidak lama, gempa bumi kembali terjadi.
"Sekitar jam 2 pagi, kembali terjadi guncangan kedua yang dahsyat lebih dari sebelumnya. Tiba-tiba kami sudah tertindih di reruntuhan itu," ujar Jufri.
Ia pun bercerita bagaimana Septia mengorbankan diri untuk menyelamatkan adiknya yang masih berusia empat tahun. "Pada saat gancungan almarhumah, dia bangun disamping adiknya dan memeluk dalam posisi tengkurap, ia tertimpa bangunan dan meninggal dalam posisi tersebut," kata Jufri.
Jufri awalnya sangat sulit melepas kepergian sang anak. Namun, ia berterima kasih kepada Tuhan masih diberikan keselamatan bersama anggota keluarganya yang tersisa.
Pascagempa, Jufri akhirnya bergabung menjadi relawan dan menolong korban yang membutuhkan. Duka bukan berarti harus membuat berhenti berderma.
(Farel Alenka) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)