Jakarta: PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta mendukung program Indonesia Bebas Emisi pada 2025, di antaranya dengan mengganti sejumlah armada menjadi bus listrik ramah lingkungan.
"Ini hanya langkah awal untuk lingkungan dan pelayanan yang lebih baik. Ke depan semua armada akan beralih menjadi bus listrik secara bertahap, dan warga Jakarta akan menjadi saksi perubahan besar pada layanan transportasi publik berbasis bus listrik," kata Direktur Utama PT Transjakarta M Yana Aditya.
Dalam peta jalan (road map) Transjakarta, ditargetkan seluruh armada bus sebanyak 10.047 unit akan terelektrifikasi pada 2030. Dalam pemenuhan peta jalan itu, Yana mengatakan pihaknya mulai mengerjakan sejumlah support system elektrifikasi bus seperti stasiun pengisian (charging station) dan daya listrik.
Komitmen Transjakarta untuk mengoperasikan bus listrik diharapkan berdampak pada perbaikan kualitas udara di Jakarta.
"Kita sebagai masyarakat Jakarta dapat mengambil andil besar mengurangi emisi dengan mulai menggunakan transportasi publik. Jakarta sudah beradaptasi dan mengambil langkah besar mengurangi emisi,” ujar Yana.
Saat ini, Transjakarta telah mengoperasikan 30 armada bus listrik yang akan bertambah secara bertahap. Hingga 2025, ditargetkan 3 ribu bus listrik siap beroperasi.
"Untuk bisa mewujudkan ini, kami perlahan-lahan. Tahun ini kami mulai pilot project kurang lebih 100 armada yang akan kami elektrifikasikan,” kata Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto.
Dalam implementasinya mulai saat ini hingga 2025, Transjakarta akan fokus untuk pengadaan armada-armada baru. Selanjutnya pada 2025 hingga 2030, Transjakarta akan mengonversi armada existing (diesel dan bensin) yang jumlahnya 3 ribuan menjadi kendaraan listrik.
"Sejak 2025 ketika usia mereka sudah lebih dari tujuh tahun, akan mulai kami konversikan. Kami start dari bus-bus yang secara teknologi sudah mature. Pertama bus besar (12 meter), lanjut pada 2023 bus sedang (7-8 meter), kemudian pada 2024 mikrotrans atau angkot-angkot,” ucap Yoga.
Mewujudkan pergantian bus listrik secara keseluruhan untuk keberlangsungan lingkungan yang sehat memiliki tantangan dari beberapa aspek. Indonesia dan negara lain kian peduli atas keberlangsungan lingkungan melalui obligasi hijau atau green bound.
Obligasi hijau adalah instrumen keuangan yang digunakan untuk mendanai proyek-proyek yang memiliki manfaat lingkungan dan iklim positif. Green bound jadi salah satu upaya dan alternatif yang tengah dijajaki PT Transportasi Jakarta di London pada Mei lalu.
"Beberapa pabrikan di Inggris dan Turki tidak hanya menyediakan armada bus, tapi juga skema pembiayaan yang cocok untuk operator Transjakarta bisa akses. Jadi, bagaimana bus yang mahal ini tidak memberatkan operator untuk bisa mendapatkan ke sana,” tutur Yoga.
PT Transportasi Jakarta menjalin kerja sama dengan lembaga yang fokus menyediakan akses, data, dan informasi.
"Contohnya Bloomberg dan Oxford University, kami bekerja sama mendapatkan rekomendasi kebijakan dan penguatan kapasitas bagi staf dan manajemen Transjakarta dan Pemprov DKI,” katanya.
PT Transportasi Jakarta juga mendapat kunjungan dari Richard Grahamselaku UK Prime Minister’s Trade Envoy to Indonesia, Malaysia, the Philippines and the ASEAN EC, di Kantor Pusat, Cawang, Jakarta, pada Rabu, 15 Juni 2022.
"Kunjungan ini ialah balasan dari kunjungan jajaran Direksi Transjakarta ke London guna membahas rencana elektrifikasi bus listrik sebagai armada Transjakarta,” ujar Dirut Transjakarta M Yana Aditya.
Pada kunjungan tersebut turut hadir Country Director- Department for International Trade Oliver Richards, Country Manager Indonesia-UK Export Finance Richard Michael, Senior Trade Advisor for Infrastructure Efrizal Saputra, dan Senior Trade Manager-UK Northern Powerhouse Desi Sari.
Jakarta: PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta mendukung program Indonesia Bebas Emisi pada 2025, di antaranya dengan mengganti sejumlah armada menjadi bus listrik ramah lingkungan.
"Ini hanya langkah awal untuk lingkungan dan pelayanan yang lebih baik. Ke depan semua armada akan beralih menjadi bus listrik secara bertahap, dan warga Jakarta akan menjadi saksi perubahan besar pada layanan transportasi publik berbasis bus listrik," kata Direktur Utama PT Transjakarta M Yana Aditya.
Dalam peta jalan (
road map) Transjakarta, ditargetkan seluruh armada bus sebanyak 10.047 unit akan terelektrifikasi pada 2030. Dalam pemenuhan peta jalan itu, Yana mengatakan pihaknya mulai mengerjakan sejumlah
support system elektrifikasi bus seperti stasiun pengisian (
charging station) dan daya listrik.
Komitmen Transjakarta untuk mengoperasikan bus listrik diharapkan berdampak pada perbaikan kualitas udara di Jakarta.
"Kita sebagai masyarakat Jakarta dapat mengambil andil besar mengurangi emisi dengan mulai menggunakan transportasi publik. Jakarta sudah beradaptasi dan mengambil langkah besar mengurangi emisi,” ujar Yana.
Saat ini, Transjakarta telah mengoperasikan 30 armada bus listrik yang akan bertambah secara bertahap. Hingga 2025, ditargetkan 3 ribu bus listrik siap beroperasi.
"Untuk bisa mewujudkan ini, kami perlahan-lahan. Tahun ini kami mulai
pilot project kurang lebih 100 armada yang akan kami elektrifikasikan,” kata Direktur Operasi dan Keselamatan PT Transjakarta Yoga Adiwinarto.
Dalam implementasinya mulai saat ini hingga 2025, Transjakarta akan fokus untuk pengadaan armada-armada baru. Selanjutnya pada 2025 hingga 2030, Transjakarta akan mengonversi armada
existing (diesel dan bensin) yang jumlahnya 3 ribuan menjadi kendaraan listrik.
"Sejak 2025 ketika usia mereka sudah lebih dari tujuh tahun, akan mulai kami konversikan. Kami
start dari bus-bus yang secara teknologi sudah mature. Pertama bus besar (12 meter), lanjut pada 2023 bus sedang (7-8 meter), kemudian pada 2024 mikrotrans atau angkot-angkot,” ucap Yoga.
Mewujudkan pergantian bus listrik secara keseluruhan untuk keberlangsungan lingkungan yang sehat memiliki tantangan dari beberapa aspek. Indonesia dan negara lain kian peduli atas keberlangsungan lingkungan melalui obligasi hijau atau
green bound.
Obligasi hijau adalah instrumen keuangan yang digunakan untuk mendanai proyek-proyek yang memiliki manfaat lingkungan dan iklim positif.
Green bound jadi salah satu upaya dan alternatif yang tengah dijajaki PT Transportasi Jakarta di London pada Mei lalu.
"Beberapa pabrikan di Inggris dan Turki tidak hanya menyediakan armada bus, tapi juga skema pembiayaan yang cocok untuk operator Transjakarta bisa akses. Jadi, bagaimana bus yang mahal ini tidak memberatkan operator untuk bisa mendapatkan ke sana,” tutur Yoga.
PT Transportasi Jakarta menjalin kerja sama dengan lembaga yang fokus menyediakan akses, data, dan informasi.
"Contohnya Bloomberg dan Oxford University, kami bekerja sama mendapatkan rekomendasi kebijakan dan penguatan kapasitas bagi staf dan manajemen Transjakarta dan Pemprov DKI,” katanya.
PT Transportasi Jakarta juga mendapat kunjungan dari Richard Grahamselaku UK Prime Minister’s Trade Envoy to Indonesia, Malaysia, the Philippines and the ASEAN EC, di Kantor Pusat, Cawang, Jakarta, pada Rabu, 15 Juni 2022.
"Kunjungan ini ialah balasan dari kunjungan jajaran Direksi Transjakarta ke London guna membahas rencana elektrifikasi bus listrik sebagai armada Transjakarta,” ujar Dirut Transjakarta M Yana Aditya.
Pada kunjungan tersebut turut hadir Country Director- Department for International Trade Oliver Richards, Country Manager Indonesia-UK Export Finance Richard Michael, Senior Trade Advisor for Infrastructure Efrizal Saputra, dan Senior Trade Manager-UK Northern Powerhouse Desi Sari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)