Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 6 meter. Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia diperkirakan pada 3-4 Februari 2022.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 7-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kupang-Pulau Rote, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," kata Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko dilansir Media Indonesia, Kamis, 3 Februari 2022.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan, seperti Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh-Kepulauan Nias, Perairan Barat Kepulauan Mentawai- Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh- Kepulauan Nias, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan Selatan Banten- Pulau Sumbawa, dan Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Baca: Eropa Utara Dilanda Badai Malik, 4 Orang Tewas
Kemudian selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, Perairan Kupang-Pulau Rotte, Perairan Utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Selat Makassar bagian tengah dan utara, Perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Banda, perairan Leti-Babar, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai-Aru, Laut Maluku bagian selatan, Perairan Utara Papua Barat-Papua, hingga Samudra Pasifik Utara Papua.
Gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya, yaitu Samudra Hindia Barat Mentawai-Lampung, Perairan Selatan NTT, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Maluku bagian utara, Perairan Timur Kepulauan Sitaro, Perairan Utara Halmahera, perairan Halmahera Barat bagian utara, Laut Halmahera, Laut Arafuru.
"Gelombang yang sangat tinggi 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik Utara Halmahera, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat," paparnya.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter).
Selanjutnya kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter). Lalu, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata dia.
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengeluarkan peringatan dini
gelombang tinggi hingga 6 meter. Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah
perairan Indonesia diperkirakan pada 3-4 Februari 2022.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 7-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kupang-Pulau Rote, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru," kata Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko dilansir
Media Indonesia, Kamis, 3 Februari 2022.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter yang berpeluang terjadi di beberapa perairan, seperti Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh-Kepulauan Nias, Perairan Barat Kepulauan Mentawai- Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh- Kepulauan Nias, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan Selatan Banten- Pulau Sumbawa, dan Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Baca:
Eropa Utara Dilanda Badai Malik, 4 Orang Tewas
Kemudian selat Sumba, Laut Sawu, Selat Ombai, Perairan Kupang-Pulau Rotte, Perairan Utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Selat Makassar bagian tengah dan utara, Perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar, Laut Flores, Laut Banda, perairan Leti-Babar, Perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai-Aru, Laut Maluku bagian selatan, Perairan Utara Papua Barat-Papua, hingga Samudra Pasifik Utara Papua.
Gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya, yaitu Samudra Hindia Barat Mentawai-Lampung, Perairan Selatan NTT, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTT, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Maluku bagian utara, Perairan Timur Kepulauan Sitaro, Perairan Utara Halmahera, perairan Halmahera Barat bagian utara, Laut Halmahera, Laut Arafuru.
"Gelombang yang sangat tinggi 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di Samudra Pasifik Utara Halmahera, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat," paparnya.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter).
Selanjutnya kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 meter), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 meter). Lalu, kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 meter).
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)