Tangerang Selatan: Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie bersama Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dan Dewan Riset Nasional (DRN) meninjau sejumlah fasilitas riset di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Senin, 6 Agustus 2018.
Di sana, Habibie terlebih dahulu meninjau kawasan Technology Business Incubation Center (TBIC). Dia melihat produk-produk yang dihasilkan oleh para tenant yang mengikuti proses inkubasi. Selama kunjungannya, Habibie didampingi Kepala Puspiptek Sri Setiawati.
Kemudian, pria kelahiran 25 Juni 1936 itu meninjau riset Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aerokustika (B2TA3), serta Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) milik BPPT.
Saat berada di B2TKS, Habibie diajak berkunjung ke ruangan khusus yang dahulu ditempatinya. Dia pun larut dalam nostalgia mengenang momen saat masih menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi. Di sela memandangi ruangan tersebut, matanya tertuju pada sebuah lemari kayu. Habibie senang mengetahui lemari tua itu masih tetap digunakan hingga sekarang.
"Pertahankan itu (lemari kayu), ya," kata Habibie.
Untuk Anda ketahui, Puspiptek didirikan pada 1976 atas gagasan Menteri Riset Republik Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo. Pelaksanaannya direalisasikan oleh BJ Habibie.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati dan BJ Habibie (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
Kemudian, masih dalam kunjungannya, Habibie beserta rombongan bergeser menuju Batan untuk melihat Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) Batan. Selanjutnya, alumni Fakultas Teknik ITB itu melihat Iradiator Gamma Merah Putih Batan yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada akhir 2017.
Kunjungan Habibie ke Puspiptek tersebut untuk menghadiri diskusi dengan DRN dan Wantannas terkait Undang-undang (UU) Inovasi, yang diselenggarakan di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek. UU ini sudah dibahas dengan 20 mitra DRN, berbagai fraksi di DPR, Pansus UU Nomor 18 Tahun 2002, dan universitas.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir yang juga menghadiri diskusi, memberikan apresiasi atas kesediaan Habibie berdiskusi dengan DRN terkait perkembangan teknologi di Indonesia.
Dikatakan Menristekdikti, perkembangan riset dan teknologi sangat penting. Keberadaan Puspiptek dinilai strategis karena memiliki reaktor dalam bidang kesehatan dan obat-obatan.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati dan BJ Habibie (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
"Perlunya keberadaan institusi seperti Puspiptek untuk menghadapi tantangan besar kebangkitan inovasi, sebagai cara untuk mengatasi berkurangnya sumber pembiayaan ekonomi berbasis sumber daya alam yang dikhawatirkan akan segera terjadi dalam satu atau dua dekade mendatang," ujar Menristekdikti.
Dengan demikian, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk industri dan berguna bagi masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Tangerang Selatan: Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie bersama Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dan Dewan Riset Nasional (DRN) meninjau sejumlah fasilitas riset di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Senin, 6 Agustus 2018.
Di sana, Habibie terlebih dahulu meninjau kawasan Technology Business Incubation Center (TBIC). Dia melihat produk-produk yang dihasilkan oleh para tenant yang mengikuti proses inkubasi. Selama kunjungannya, Habibie didampingi Kepala Puspiptek Sri Setiawati.
Kemudian, pria kelahiran 25 Juni 1936 itu meninjau riset Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aerokustika (B2TA3), serta Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) milik BPPT.
Saat berada di B2TKS, Habibie diajak berkunjung ke ruangan khusus yang dahulu ditempatinya. Dia pun larut dalam nostalgia mengenang momen saat masih menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi. Di sela memandangi ruangan tersebut, matanya tertuju pada sebuah lemari kayu. Habibie senang mengetahui lemari tua itu masih tetap digunakan hingga sekarang.
"Pertahankan itu (lemari kayu), ya," kata Habibie.
Untuk Anda ketahui, Puspiptek didirikan pada 1976 atas gagasan Menteri Riset Republik Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo. Pelaksanaannya direalisasikan oleh BJ Habibie.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati dan BJ Habibie (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
Kemudian, masih dalam kunjungannya, Habibie beserta rombongan bergeser menuju Batan untuk melihat Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) Batan. Selanjutnya, alumni Fakultas Teknik ITB itu melihat Iradiator Gamma Merah Putih Batan yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada akhir 2017.
Kunjungan Habibie ke Puspiptek tersebut untuk menghadiri diskusi dengan DRN dan Wantannas terkait Undang-undang (UU) Inovasi, yang diselenggarakan di Gedung Graha Widya Bhakti Puspiptek. UU ini sudah dibahas dengan 20 mitra DRN, berbagai fraksi di DPR, Pansus UU Nomor 18 Tahun 2002, dan universitas.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir yang juga menghadiri diskusi, memberikan apresiasi atas kesediaan Habibie berdiskusi dengan DRN terkait perkembangan teknologi di Indonesia.
Dikatakan Menristekdikti, perkembangan riset dan teknologi sangat penting. Keberadaan Puspiptek dinilai strategis karena memiliki reaktor dalam bidang kesehatan dan obat-obatan.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati dan BJ Habibie (Foto:Medcom.id/Gervin Nathaniel Purba)
"Perlunya keberadaan institusi seperti Puspiptek untuk menghadapi tantangan besar kebangkitan inovasi, sebagai cara untuk mengatasi berkurangnya sumber pembiayaan ekonomi berbasis sumber daya alam yang dikhawatirkan akan segera terjadi dalam satu atau dua dekade mendatang," ujar Menristekdikti.
Dengan demikian, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan untuk industri dan berguna bagi masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)