Sebelas remaja menggelar rapat di tempat Menteri Yohana biasa rapat. Mereka mengikuti program sehari menjadi menteri. Foto: Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
Sebelas remaja menggelar rapat di tempat Menteri Yohana biasa rapat. Mereka mengikuti program sehari menjadi menteri. Foto: Metrotvnews.com/Ilham Wibowo

Remaja 17 Tahun Gantikan Peran Menteri Yohana

Ilham wibowo • 11 Oktober 2016 15:15
medcom.id, Jakarta: Pagi tadi, kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) tak seperti biasanya. Suasananya lebih riuh. Banyak orang di halaman depan kantor PPPA. Di tengah riuh, tiba-tiba masuk sedan hitam mewah dengan kawalan Voorijder. Mobil mengangkut menteri PPPA dan sejumlah stafnya.
 
Tapi, begitu pintu mobil terbuka, bukan Menteri Yohana Yembise yang keluar, melainkan 10 perempuan dan satu laki-laki berumur 16-17 tahun. Tanpa babibu mereka lantas menuju lantai 10 ruang rapat Cut Nyak Dien Gedung Kementerian PPPA, Jalan Merdeka Barat.
 
Sebelas remaja itu menggelar rapat di tempat Menteri Yohana biasa rapat. Mereka hendak membahas persoalan masa depan perempuan usia anak.

"Selamat pagi Bu Menteri, ruang rapat sudah siap di lantai 10," ujar salah seorang petugas keamanan Kementerian PPPA, Senin (11/10/2016).
 
Kok bisa? Ya bisa. Ternyata sebelas remaja itu memang sedang `seolah-olah` menjadi pejabat negara. Adalah Priscilla Mariana, 17, perempuan asal Nusa Tenggara Timur, yang diplot menggantikan peran Menteri Yohana.
 
Remaja 17 Tahun Gantikan Peran Menteri Yohana
Suasana rapat 'Sehari Jadi Menteri' yang diikuti 11 remaja di Kementerian PPPA. Foto: Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
 
Ria, demikian Priscilla disapa, lalu memimpin rapat. Dia duduk di kursi paling depan. Ria memimpin rapat bersama 10 remaja yang tadi bersamanya. Dalam rapat, Ria langsung membahas sejumlah poin terkait isu perempuan usia anak.
 
"Perkawinan usia anak di negara kita merupakan tertinggi ke-2 di Asia Tenggara. Ini mesti dicari solusinya. Silakan para staf dan deputi, masing-masing menanggapi," perintah Menteri Ria saat memulai rapat pimpinan.
 
Staf Ahli Kesetaraan Gender, Staf Pembangunan Keluarga, Deputi Perlindungan Perempuan, Deputi Perlindungan Masyarakat dan Deputi di Kementerian PPPA lantas memberikan pandangan atas persoalaan itu. Menteri Ria tak canggung meminta para bawahannya untuk memcahkan masalah pernikahan usia anak yang mesti segera dikurangi.
 
Rapat berlangsung alot. Masing-masing deputi dan staf menawarkan banyak solusi kepada Menteri Ria dalam rapat itu. Staf Ahli Deputi Kesetaraan Gender yang dijabat Andjani Peni misalnya. Dia memfokuskan solusi kepada peningkatan pendidikan.
 
"Hak anak perempuan mengenyam pendidikan kebanyakan hanya tingkat SD, pendidikan dianggap tidak penting bagi perempuan. Ini mesti dibenahi," kata dia.
 
Remaja 17 Tahun Gantikan Peran Menteri Yohana
Suasana rapat 'Sehari Jadi Menteri' yang diikuti 11 remaja di Kementerian PPPA. Foto: Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
 
Sementara itu, Deputi Perlindungan Hak Perempuan yang dijabat Nabila Ishma menyampaikan, hak perempuan Indonesia tak pernah diperhatikan. Menurutnya, beberapa kasus pemerkosaan marak terjadi dan memaksa orang tua mesti mengawinkan anaknya dalam kondisi usia yang masih di bawah umur.
 
"Karena perempuan jadi korban dari kekerasan seksual, menutupi aib jadi dikawinkan dalam usia yang tak seharusnya," kata Nabila.
 
Menurut Nabila, penting sekali untuk memperhatikan hak perempuan. "Kesehatan perempuan juga rentan menyebabkan kematian, meninggal karena melahirkan. Ini satu poin yang mesti diperhatikan," ucapnya.
 
Rapat Pimpinan Kementerian PPPA berakhir dalam durasi waktu kurang lebih satu setengah jam sejak pukul 10.00 WIB. Mentri Ria menyimpulkan beberapa usulan dan solisi yang dipaparkan deputinya.
 
"Saya harap dengan poin dalam rapat pimpinan ini teman-teman Deputi dan Staf Ahli bisa didengar oleh orang-orang di luar sana. Poin ini bisa diimplementasikan. Kawin usia anak ini miris sekali, perlu dicegah dan diberhentikan," kata dia,
 
Peringati Hari Anak Perempuan Internasional
 
Rapat Pimpinan Kementerian PPPA yang dipimpin Mentri Ria merupakan bagian dari peringatan Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada 11 Oktober. Ria berlakon sebagai Menteri dalam Acara "Sehari Jadi Menteri" yang diselenggarakan Kementerian PPPA bersama Plan International.
 
Remaja 17 Tahun Gantikan Peran Menteri Yohana
Priscilla Mariana, 17, yang seolah-olah menjadi Menteri PPPA menggantikan Yohana Yambise dalam program 'Sehari Jadi Menteri' menanyakan sesuatu kepada staf kementerian. Acara 'Sehari Jadi Mentero' ini diikuti 11 remaja di Kementerian PPPA. Foto: Metrotvnews.com/Ilham Wibowo
 
Ria merupakan satu dari 11 anak yang terpilih dari seluruh Indonesia menduduki Jabatan Menteri. Sementara 10 anak lainnya berlakon sebagai Eselon 1 di Kemen PPPA. Mereka dipilih dari sekitar 600 kandidat, yang diseleksi hingga mencapai 40 calon finalis. Ke-40 finalis itu kemudian diseleksi lagi, sehingga menyisakan 15 finalis kategori umum, dan 7 peserta dari kelompok marjinal.
 
Dalam acara ‘Sehari Jadi Menteri’ ini, sang menteri memimpin rapat, layaknya rapat di kementerian, yang membawahi sejumlah deputi atau dirjen, yang juga dipilih dari para finalis tersebut. Event ini juga merupakan bagian dari gerakan pemberdayaan anak perempuan bertajuk ‘Because I Am A Girl’ atau BIAAG Movement, yang digagas Plan International.
 
Gerakan itu mengajak semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan juga dunia usaha untuk memberikan kesempatan bagi anak perempuan untuk belajar, memimpin, mengambil keputusan, serta mengembangkan potensi maksimalnya. Sengingga bisa meningkatkan kualitas hidup anak perempuan di seluruh dunia.
 
Sebelas finalis yang berkesempatan bekerja sehari di Kementrian PPPA ini diantaranya:
 
Andjani Peni (17/P) dari Nusa Tenggara Timur
 
Budi Santoso (17/L) dari Sumatera Utara
 
Hellen (16/P) dari Jawa Timur
 
Ni Putu Kumaradewi (16/P) dari Bali
 
Priscilla Mariana (17/P) dari Nusa Tenggara Timur
 
Meyta N Aini (17/) dari Jawa Barat
 
Nabila Ishma (15/P) dari Jawa Barat
 
Carolina Mila (15/P) dari Nusa Tenggara Timur (Jalur khusus)
 
Virgilius Alupan (16/L) dari Nusa Tenggara Timur (Jalur khusus)
 
Vincencia (17/P) dari Nusa Tenggara Timur (Jalur khusus)
 
Yokbet (15/P) dari Papua (Jalur khusus).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan